Jumat, 05 Agustus 2011

LOKSADO THE EXPLORER




KEADAAN UMUM

Loksado adalah salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Memiliki luas wilayah 228 Km/2 yang terbagi atas beberapa desa.

Desa Loksado adalah sebagai pusat pemerintahannya berjarak sekitar 39 Km dari kota Kandangan atau 147 Km dari Banjarmasin.

Kecamatan Loksado terletak pada bagian timur Kabupaten HSS atau apad sisi barat pegunungan Meratus. Tepatnya di jantung Provinsi Kalimantan Selatan yang berbatasan : sebelah utara dengan Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Sebelah selatan dengan Kabupaten Tapin. Sebelah timur dengan Kabupaten Kotabaru dan Kabupaten Banjar. Sebelah barat dengan Kecamatan Padang Batung (HSS).

Sebagian besar wilayahnya adalah berbukit dengan ketinggian antara 200-1.500 m dari permukaan laut. Bersuhu udara antara 20-30 derajat celcius yang mana ditumbuhi oleh hutan belantara, padang ilalang, sawah tegalan,dan perkebunan rakyat.

Dari pegunungan tersebut mengalir sebuah sungai yang cukup deras, yaitu sungai Amandit dengan jeram-jeramnya yang disukai oleh wisatawan untuk bertualang.



PENDUDUK DAN BUDAYA

Penduduk Loksado terdiri dari etnis Bukit (pendudukasli) dan etnis Banjar yang telah lama menetap disana, adalah mayoritas penduduknya, sedangkan yang lainnya hanya berjumlah sekitar satu persen.

Sekitar 50 % dari total penduduknya beragama Islam,kemudian disusul oleh Kaharingan sekitar 42 % dan sisanya adalah Kristen sekitar 8 %.

Etnis Bukit tersebut biasanya tinggal dalam Balai. Yaitu rumah panggung yang besar dan didiami oleh beberapa kepala keluarga (antara 7 hingga 40 kk).

Bahasa Bukit atau biasa disebut dengan bahasa Balai adalah bahasa yang dipakai setiap hari terutama dengan sesama etnis. Sedangkan bahasa Banjar dan bahasa Indonesia dipakai untuk berkomunikasi dengan orang luar / pendatang, atau di sekolah-sekolah.

Upacara adat biasanya 3 kali dalam setahun. Yaitu berupa upacara ritual untuk memohon keberuntungan atau puji syukur menurut kepercayaan yang mereka anut, Kaharingan. Dari semua upacara tersebut yang paling meriah adalah upacara sehabis panen yang disebut dengan Aruh Ganal (Bawanang). Dilaksanakan sekitar bulan September, dan merupakan slah satu kalender even pariwisata Kalsel.



FLORA DAN FAUNA

Kawasan Loksado memiliki hutan primer yang banyak ditumbuhi pepohonan dan kayu-kayuan yang beraneka ragam dan jenis.

Jenis pohon yang tumbuh di wilayah ini adalah : meranti, sungkai, ulin, karet, kayu manis, dan jenis pohon buah-buahan serta aneka jenis bunga anggrek.

Di dalam hutan tersebut juga hidup berbagai jenis satwa : kijang, kancil, macan, beruang, aneka jenis kera termasuk bekantan, satwa melata dan jenis burung seperti raja udang, enggang, ayam hutan, dsb. Begitu pula dengan kupu-kupu banyak terdapat dengan aneka warna yang menawan.



UPACARA ADAT

Upacara ini dilaksanakan 3 kali dalam setahun. Pertama saat padi sedang tumbuh. Kedua setelah panen. Ketiga setelah panen raya sekaligus menyiapkan ladang untuk tanam pada saat musim hujan tiba.



ARUNG JERAM/ BALANTING PARING

Arung jeram dengan rakit bambu di sungai Amandit adalah puncak dari kegiatan perjalanan setelah beberapa hari di Loksado. Kegiatan ini paling banyak disukai oleh wisatawan. Paling mengesankan.

Ada beberapa lokasi yang bagus untuk memulai perjalanan dengan tingkat kesulitan dan waktu tempuh yang bervariasi tergantung keinginan wisatawan tersebut.


AIR PANAS TANUHI

Tempat ini adalah berupa kolam pemandian umum. Menarik untuk dikunjungi pada hari-hari libur. Terletak di Desa Tanuhi sekitar 32 Km dari kota Kandangan. Ada shelter untuk beristirahat, kolam berendam, tempat ganti pakaian, damn tempat parkir.



BALAI MALARIS

Balai Malaris adalah balai yang paling besar diantara balai lain yang ada di Loksado. Balai ini dihuni sekitar 40 kepala keluarga. Berjarak sekitar 2,5 km dari Loksado. Tidak jauh dari balai ini terdapat sebuah bendungan pembangkit tenaga listrik dan sebuah riam untuk mandi ria, yakni Riam Barajang dan Riam Anai.



BALAI KAMIRI

Balai yang satu ini tidak jauh berbeda dengan Balai Malaris. Hanya saja Balai Kamiri terdapat teras pada sekeliling bangunan dan memiliki jumlah 26 kepala keluarga. Dari lokasi ini kita dapat menyaksikan panorama alam pegunungan. Jaraknya sekitar 3 km dari Loksado. Dapat dicapai dengan kendaraan roda dua atau berjalan kaki.


BALAI PADANG

Ini adalah berupa bangunan tempat kediaman etnis Bukit yang berbentuk persegi panjang, dengan beberapa kamar tidur ( sekitar 16 ) pada sekelilingnya. Mempunyai ruang tengah yang berfungsi sebagai tempat bermacam kegiatan.

Sekarang Balai ini sudah berubah fungsi (tidak dihuni lagi). Hanya dipakai apabila ada kegiatan seperti upacara adat dan pertemuan, maupun tempat para tamu menginap.

Terletak di Desa Malinau pada jalur ke Batulicin. Dapat ditempuh dengan mobil sekitar 35 Km dari kota Kandangan.

Sekitar 20 menit berjalan kaki dari balai terdapat sebuah air terjun yang mempunyai legenda. Dengan tanaman buah-buahan di sekitarnya.



MONUMEN 17 MEI 1949

Terletak di Desa Mandapai Kecamatan Padang Batung. Berjarak sekitar 10 Km dari kota Kandangan. Monumen ini menyerupai bentuk perahu. Terdapat relief tentang perjuangan rakyat Kalimantan.

Pada tanggal 17 Mei 1949 diproklamirkan kemerdekaan wilayah Kalimantan dari penjajah Belanda oleh Tentara ALRI Divisi IV Pertahanan Kalimantan yang dipimpin Brigjend. H. Hassan Basry.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Aktivitas Selama di Aceh

 Sabtu, 23 November 2024 Dari Diary Akhmad Husaini, Ahad (21/08/2022)  Semua akan abadi setelah diposting Dugal ke blog pribadi, tentu denga...