Jum'at, 8 April 2011
Perjalanan menuju Haratai adalah perjalanan yang cukup menegangkan. Arus sungai yang deras. Gunung Kantawan yang indah. Loksado menjelma kehidupan yang nisbi. Menuju Haratai sangat melelahkan.
Saat ini kami sedang berada di Masjid Darusshalihin Loksado untuk menuanikan shalat fardhu Dzuhur. Kami berangkat menuju ke kawasan air terjun Haratai setelah shalat Dhuhur dan istirahat siang.
Ke warung memesan teh es dan mie soto Banjar. Mendengarkan warga Loksado bercengkerama. Tapi kami tak mengerti. Kental dengan logat Bukitnya. Akan tetapi samar-samar terdengar mereka membicarakan soal desa dan problematikanya.
Ada anak-anak desa ke warung. Pemilik warung berinteraksi. Suasana warung kian ramai. Pengunjung kian bertambah. Kami menyantap sajian yang kami pesan.
Saat ini kami dalam perjalanan. Tampak bebatuan tanpa aspal. Jalur yang menanjak. Di kiri kanan jalan terdapat pohon jati, bambu, karet, dan yang lainnya. Sesekali kami berpapasan dengan penduduk setempat yang ramah. Ada terdapat kuburan Nasrani.
Saat ini kami sedang berada di Masjid Darusshalihin Loksado untuk menuanikan shalat fardhu Dzuhur. Kami berangkat menuju ke kawasan air terjun Haratai setelah shalat Dhuhur dan istirahat siang.
Ke warung memesan teh es dan mie soto Banjar. Mendengarkan warga Loksado bercengkerama. Tapi kami tak mengerti. Kental dengan logat Bukitnya. Akan tetapi samar-samar terdengar mereka membicarakan soal desa dan problematikanya.
Ada anak-anak desa ke warung. Pemilik warung berinteraksi. Suasana warung kian ramai. Pengunjung kian bertambah. Kami menyantap sajian yang kami pesan.
Saat ini kami dalam perjalanan. Tampak bebatuan tanpa aspal. Jalur yang menanjak. Di kiri kanan jalan terdapat pohon jati, bambu, karet, dan yang lainnya. Sesekali kami berpapasan dengan penduduk setempat yang ramah. Ada terdapat kuburan Nasrani.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar