Kamis, 28 Oktober 2010
Bah Pian Dimana ?
Jum'at, 29 Oktober 2010
Kekhusuan jemaah shalat Jum'at di Masjid Istiqamah Kandangan terganggu. Seorang anak kecil menangis mencari orangtuanya saat shalat sedang berlangsung. Berulang kali anak kecil itu menangis menghiba. Akhir shalat jamaah pun ribut.
Peluncuran Blog Baru
Jum'at, 29 Oktober 2010
Dalam rangka pengabdian 31 tahun, dalam waktu dekat akan dilincurkan blog baru yakni:
1. www.mtsnangkinang.blogspot.com
Untuk aktivitas MTsN Angkinang
2. www.tokohhss.blogspot.com
Profil urang Kandangan yang sukses dalam segala bidang. Baik yang masih hidup atau
sudah meninggal dunia.
3. www.hussislam.blogspot.com
Segala macam tentang Islam
4. www.banua6news.blogspot.com
Berita seputar Banua Enam, Kalsel
5. www.hussastra.blogspot.com
Blog sastra dengan segala ragamnya
Dalam rangka pengabdian 31 tahun, dalam waktu dekat akan dilincurkan blog baru yakni:
1. www.mtsnangkinang.blogspot.com
Untuk aktivitas MTsN Angkinang
2. www.tokohhss.blogspot.com
Profil urang Kandangan yang sukses dalam segala bidang. Baik yang masih hidup atau
sudah meninggal dunia.
3. www.hussislam.blogspot.com
Segala macam tentang Islam
4. www.banua6news.blogspot.com
Berita seputar Banua Enam, Kalsel
5. www.hussastra.blogspot.com
Blog sastra dengan segala ragamnya
Duka Indonesia 2010
Kamis, 28 Oktober 2010
KISAH MERAPI DAN MBAH MARIDJAN
Kinahrejo terlihat lunglai. Desa yang biasanya begitu hijau kini telah layu. Rumah-rumah porak poranda, pohon-tanaman bertumbangan, hewan ternak teronggok tak bernyawa. Sejauh mata memandang, seluruh desa itu bersepuh debu vulkanik.
Bangunan masjid terlihat masih berdiri. Di dekatnya, bangunan rumah telah hancur. Di antara puing-puing kayu bangunan itu, sesosok tubuh berhasil ditemukan rombongan tim SAR. Tubuh yang tengah bersujud itu adalah jasad Mbah Maridjan, Juru Kunci Gunung Merapi, yang meletus lagi pada Selasa sore 26 Oktober 2010.
Tokoh yang disegani masyarakat sekitar Merapi itu telah mangkat, 'dijemput' awan panas Wedhus Gembel yang menyapu seluruh dusun beserta isinya. Lebih dari 20 korban jiwa ditemukan di desa itu, termasuk editor senior VIVAnews Yuniawan Wahyu Nugroho dan relawan PMI Tutur Prijono yang ditemukan di depan rumah Mbah Maridjan.
***
Desa Kinahrejo, Umbulharjo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta, letaknya memang hanya 4 km dari kawah Merapi. Pada Selasa lalu, erupsi pertama gunung Merapi terjadi sejak pukul 17.02 WIB, diikuti awan panas selama 9 menit.
Kemudian berturut-turut diikuti letusan berikutnya yang terjadi pukul 17.18 disertai awan panas selama 4 menit, pukul 17.23 dengan awan panas selama 5 menit, pukul 17.30 dengan awan panas selama 2 menit, pukul 17:37 dengan awan panas selama 2 menit, letusan Pukul 17.42 dengan awan panas selama 33 menit, pukul 18.16, dengan awan panas selama 5 menit, dan pukul 18.21 beserta awan panas selama 33 menit.
Kinahrejo termasuk dalam wilayah yang dilalui oleh awan panas 'wedhus gembel', yang menerjang ke sektor Barat-Barat Daya dan sektor Selatan-Tenggara Merapi.
Wedhus gembel adalah awan panas berisi material-material vulkanik yang menyatu dengan gas bersuhu tinggi. Dinamai Wedhus gembel karena bila dilihat dari jauh, saat awan panas ini menuruni lereng, abu putihnya yang bergulung-gulung, terlihat seperti bulu domba.
Suhu awan piroklastik seperti Wedhus Gembel di kawasan kawah bisa mencapai 1.000 derajat Celcius. Biasanya, ia bergerak turun ke lereng dengan kecepatan 700 km/ jam, suhunya akan berkurang menjadi 500-600 derajat celcius.
Merapi sendiri memang dikenal sebagai gunung berapi teraktif di Indonesia. Oleh International Association of Volcanology and Chemistry of the Earth's Interior (IAVCEI) Gunung setinggi 2.968 itu dimasukkan ke dalam kategori 'decade volcano', salah satu dari 16 gunung berapi dunia yang memiliki letusan paling destruktif dan dekat dengan populasi banyak penduduk.
Dari catatan sejarah, Merapi meletus sebanyak 68 kali sejak tahun 1548. Dengan letusan-letusan kecil terjadi tiap 2-3 tahun, dan yang lebih besar sekitar 10-15 tahun sekali. Letusan besar gunung ini terjadi antara lain pada tahun 1006, 1786, 1822, 1872, dan 1930.
Bahkan, letusan tahun 1006 membuat seluruh bagian tengah Pulau Jawa diselubungi abu. Sementara tahun 1930, letusan Merapi menghancurkan 13 desa dan menewaskan 1.370 orang.
***
Hingga Selasa petang, desa Kinahrejo masih baik-baik saja. Kendati sejak sehari sebelumnya, pemerintah telah menaikkan status Merapi dari 'Siaga' menjadi 'Awas, namun saat itu beberapa warga tetap bertahan dan masih melakukan shalat Maghrib berjamaah di masjid.
Kerabat dekat Mbah Maridjan Agus Wiyarto, Yuniawan, dan Tutur, baru saja tiba di kediaman Mbah Maridjan. Wawan - panggilan Yuniawan, memang telah membuat janji dengan Agus untuk mewawancarai pria yang menjadi juru kunci Merapi sejak 1982 itu untuk tugas peliputan Sorot VIVAnews.
Di rumah itu, keduanya sempat ditemui Mbah Maridjan. Menurut penuturan Agus, mereka belum sempat berbicara banyak. Namun, sesuatu hal yang tak biasa, Mbah Maridjan bersedia duduk dengan santai di satu kursi dengan Wawan.
Biasanya, Mbah Maridjan tak mau duduk samping-menyamping di kursi panjang, dengan tamunya. Dia selalu berhadapan dengan tamu, agar seolah-olah tidak dianggap mengenyampingkan tamunya.
Mengetahui telah terjadi erupsi di bagian barat Merapi hingga sejauh 7 kilometer Agus kemudian mengajak Mbah Maridjan untuk turun ke pengungsian."Orang-orang mau saya bawa si Mbah. Turun nggak?" Agus membujuk. Tapi Mbah Maridjan diam.
Tak lama kemudian sirene tanda bahaya berbunyi. Orang-orang segera diungsikan. Agus, Wawan, Tutur, keluarga Mbah Maridjan, dan warga sekitar, mengungsi menumpang dua mobil. Wawan berkali-kali mengulang keluhannya kepada Agus. "Harusnya saya bersama si Mbah."
Mbah Maridjan memang menolak dievakuasi. Pada waktu Gunung Merapi meletus pada 2006, Mbah Maridjan juga tetap memilih bertahan, walau dibujuk langsung oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Sesampainya di tempat pengungsian, tiba-tiba muncul inisiatif untuk menjemput kembali Mbah Maridjan. "Pak saya mau jemput si Mbah," kata Tutur Prijono kepada Agus. Agus sempat melarang, "kamu jangan sembrono, jangan gegabah." Namun keinginan menjemput Mbah Maridjan begitu kuat. Agus tak bisa menahan Tutur dan Wawan kembali ke atas menumpang mobil Suzuki APV.
Di sela-sela upayanya menjemput Mbah Maridjan, Wawan sempat berkomunikasi dengan sahabatnya, aktivis Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) bernama Rinny Soegiyoharto. "Saya lagi di rumah Mbah Maridjan. Saya menunggu, dia lagi shalat," kata Wawan kepada Rinny lewat ponselnya, pada pukul 18.29 WIB.
Kepada Rinny, Wawan sempat menceritakan harapannya agar Mbah Maridjan mau ikut mengungsi seusainya ibadah shalat. Rinny pun mengingatkan agar Wawan berhati-hati. Sebab, di ujung telepon ia mendengar bunyi sirene meraung-raung.
Sesaat kemudian, dari telepon Rinny mendengar suara "Aduh, aduh, ada api, ada api." Kemudian telepon terputus. Rupanya itu adalah suara terakhir Wawan yang terdengar. Berulang kali ia dihubungi, tak pernah tersambung.
***
Sehari sebelum Merapi meletus, Mbah Maridjan sempat berkata bahwa ia masih kerasan dan betah tinggal di kampungnya. "Kalau ditinggal nanti siapa yang mengurus tempat ini?"
Pada suatu kesempatan di tahun 2006, Mbah Maridjan juga mengatakan bahwa setiap orang punya tugas sendiri-sendiri. "Wartawan, tentara, polisi punya tugas. Saya juga punya tugas untuk tetap di sini," kata dia.
Yang Mbah Maridjan tahu, ia musti menunaikan janjinya kepada Sri Sultan Hamengku Buwono IX, yang mengangkatnya sebagai juru kunci, untuk merawat Merapi.
Totalitas yang sama, kurang lebih juga diperlihatkan Wawan dalam menunaikan tugasnya sebagai seorang jurnalis sekaligus memenuhi naluri kemanusiaannya.
KISAH MERAPI DAN MBAH MARIDJAN
Kinahrejo terlihat lunglai. Desa yang biasanya begitu hijau kini telah layu. Rumah-rumah porak poranda, pohon-tanaman bertumbangan, hewan ternak teronggok tak bernyawa. Sejauh mata memandang, seluruh desa itu bersepuh debu vulkanik.
Bangunan masjid terlihat masih berdiri. Di dekatnya, bangunan rumah telah hancur. Di antara puing-puing kayu bangunan itu, sesosok tubuh berhasil ditemukan rombongan tim SAR. Tubuh yang tengah bersujud itu adalah jasad Mbah Maridjan, Juru Kunci Gunung Merapi, yang meletus lagi pada Selasa sore 26 Oktober 2010.
Tokoh yang disegani masyarakat sekitar Merapi itu telah mangkat, 'dijemput' awan panas Wedhus Gembel yang menyapu seluruh dusun beserta isinya. Lebih dari 20 korban jiwa ditemukan di desa itu, termasuk editor senior VIVAnews Yuniawan Wahyu Nugroho dan relawan PMI Tutur Prijono yang ditemukan di depan rumah Mbah Maridjan.
***
Desa Kinahrejo, Umbulharjo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta, letaknya memang hanya 4 km dari kawah Merapi. Pada Selasa lalu, erupsi pertama gunung Merapi terjadi sejak pukul 17.02 WIB, diikuti awan panas selama 9 menit.
Kemudian berturut-turut diikuti letusan berikutnya yang terjadi pukul 17.18 disertai awan panas selama 4 menit, pukul 17.23 dengan awan panas selama 5 menit, pukul 17.30 dengan awan panas selama 2 menit, pukul 17:37 dengan awan panas selama 2 menit, letusan Pukul 17.42 dengan awan panas selama 33 menit, pukul 18.16, dengan awan panas selama 5 menit, dan pukul 18.21 beserta awan panas selama 33 menit.
Kinahrejo termasuk dalam wilayah yang dilalui oleh awan panas 'wedhus gembel', yang menerjang ke sektor Barat-Barat Daya dan sektor Selatan-Tenggara Merapi.
Wedhus gembel adalah awan panas berisi material-material vulkanik yang menyatu dengan gas bersuhu tinggi. Dinamai Wedhus gembel karena bila dilihat dari jauh, saat awan panas ini menuruni lereng, abu putihnya yang bergulung-gulung, terlihat seperti bulu domba.
Suhu awan piroklastik seperti Wedhus Gembel di kawasan kawah bisa mencapai 1.000 derajat Celcius. Biasanya, ia bergerak turun ke lereng dengan kecepatan 700 km/ jam, suhunya akan berkurang menjadi 500-600 derajat celcius.
Merapi sendiri memang dikenal sebagai gunung berapi teraktif di Indonesia. Oleh International Association of Volcanology and Chemistry of the Earth's Interior (IAVCEI) Gunung setinggi 2.968 itu dimasukkan ke dalam kategori 'decade volcano', salah satu dari 16 gunung berapi dunia yang memiliki letusan paling destruktif dan dekat dengan populasi banyak penduduk.
Dari catatan sejarah, Merapi meletus sebanyak 68 kali sejak tahun 1548. Dengan letusan-letusan kecil terjadi tiap 2-3 tahun, dan yang lebih besar sekitar 10-15 tahun sekali. Letusan besar gunung ini terjadi antara lain pada tahun 1006, 1786, 1822, 1872, dan 1930.
Bahkan, letusan tahun 1006 membuat seluruh bagian tengah Pulau Jawa diselubungi abu. Sementara tahun 1930, letusan Merapi menghancurkan 13 desa dan menewaskan 1.370 orang.
***
Hingga Selasa petang, desa Kinahrejo masih baik-baik saja. Kendati sejak sehari sebelumnya, pemerintah telah menaikkan status Merapi dari 'Siaga' menjadi 'Awas, namun saat itu beberapa warga tetap bertahan dan masih melakukan shalat Maghrib berjamaah di masjid.
Kerabat dekat Mbah Maridjan Agus Wiyarto, Yuniawan, dan Tutur, baru saja tiba di kediaman Mbah Maridjan. Wawan - panggilan Yuniawan, memang telah membuat janji dengan Agus untuk mewawancarai pria yang menjadi juru kunci Merapi sejak 1982 itu untuk tugas peliputan Sorot VIVAnews.
Di rumah itu, keduanya sempat ditemui Mbah Maridjan. Menurut penuturan Agus, mereka belum sempat berbicara banyak. Namun, sesuatu hal yang tak biasa, Mbah Maridjan bersedia duduk dengan santai di satu kursi dengan Wawan.
Biasanya, Mbah Maridjan tak mau duduk samping-menyamping di kursi panjang, dengan tamunya. Dia selalu berhadapan dengan tamu, agar seolah-olah tidak dianggap mengenyampingkan tamunya.
Mengetahui telah terjadi erupsi di bagian barat Merapi hingga sejauh 7 kilometer Agus kemudian mengajak Mbah Maridjan untuk turun ke pengungsian."Orang-orang mau saya bawa si Mbah. Turun nggak?" Agus membujuk. Tapi Mbah Maridjan diam.
Tak lama kemudian sirene tanda bahaya berbunyi. Orang-orang segera diungsikan. Agus, Wawan, Tutur, keluarga Mbah Maridjan, dan warga sekitar, mengungsi menumpang dua mobil. Wawan berkali-kali mengulang keluhannya kepada Agus. "Harusnya saya bersama si Mbah."
Mbah Maridjan memang menolak dievakuasi. Pada waktu Gunung Merapi meletus pada 2006, Mbah Maridjan juga tetap memilih bertahan, walau dibujuk langsung oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Sesampainya di tempat pengungsian, tiba-tiba muncul inisiatif untuk menjemput kembali Mbah Maridjan. "Pak saya mau jemput si Mbah," kata Tutur Prijono kepada Agus. Agus sempat melarang, "kamu jangan sembrono, jangan gegabah." Namun keinginan menjemput Mbah Maridjan begitu kuat. Agus tak bisa menahan Tutur dan Wawan kembali ke atas menumpang mobil Suzuki APV.
Di sela-sela upayanya menjemput Mbah Maridjan, Wawan sempat berkomunikasi dengan sahabatnya, aktivis Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) bernama Rinny Soegiyoharto. "Saya lagi di rumah Mbah Maridjan. Saya menunggu, dia lagi shalat," kata Wawan kepada Rinny lewat ponselnya, pada pukul 18.29 WIB.
Kepada Rinny, Wawan sempat menceritakan harapannya agar Mbah Maridjan mau ikut mengungsi seusainya ibadah shalat. Rinny pun mengingatkan agar Wawan berhati-hati. Sebab, di ujung telepon ia mendengar bunyi sirene meraung-raung.
Sesaat kemudian, dari telepon Rinny mendengar suara "Aduh, aduh, ada api, ada api." Kemudian telepon terputus. Rupanya itu adalah suara terakhir Wawan yang terdengar. Berulang kali ia dihubungi, tak pernah tersambung.
***
Sehari sebelum Merapi meletus, Mbah Maridjan sempat berkata bahwa ia masih kerasan dan betah tinggal di kampungnya. "Kalau ditinggal nanti siapa yang mengurus tempat ini?"
Pada suatu kesempatan di tahun 2006, Mbah Maridjan juga mengatakan bahwa setiap orang punya tugas sendiri-sendiri. "Wartawan, tentara, polisi punya tugas. Saya juga punya tugas untuk tetap di sini," kata dia.
Yang Mbah Maridjan tahu, ia musti menunaikan janjinya kepada Sri Sultan Hamengku Buwono IX, yang mengangkatnya sebagai juru kunci, untuk merawat Merapi.
Totalitas yang sama, kurang lebih juga diperlihatkan Wawan dalam menunaikan tugasnya sebagai seorang jurnalis sekaligus memenuhi naluri kemanusiaannya.
Rabu, 27 Oktober 2010
Kamis, 21 Oktober 2010
INI CURHATKU
Jum'at, 22 Oktober 2010
HABAR KAWAN
M. Fuad Rahman, rekan saya , usai shalat Jum'at di Masjid Istiqamah, Kandangan : " Info tentang lomba menulis cari aja di indonesiaartnews ."
HABAR KAWAN
M. Fuad Rahman, rekan saya , usai shalat Jum'at di Masjid Istiqamah, Kandangan : " Info tentang lomba menulis cari aja di indonesiaartnews ."
BULETIN FIKRI
Jum'at, 22 Oktober 2010
KEMATIAN
Percaya atau tidak percaya bahwa kematian itu merupakan keniscayaan. Kemanapun manusia pergi atau menghindari kematian, kalau sudah sampai saatnya, maka orang tidak bisa menghindar.Kemanapun manusia lari untuk menyelamtakan diri, kalau sudah sampai jatahnya mati, maka mautpun akan menjemputnya. Namun kalau belum saatnya ajal, maka tertimbun reruntuhan bangunan sehari semalampun tetap hidup. Dalam hal kematian ini ternyata matematika manusia tidak bisa mengalahkan matematika Allah SWT.
KEMATIAN
Percaya atau tidak percaya bahwa kematian itu merupakan keniscayaan. Kemanapun manusia pergi atau menghindari kematian, kalau sudah sampai saatnya, maka orang tidak bisa menghindar.Kemanapun manusia lari untuk menyelamtakan diri, kalau sudah sampai jatahnya mati, maka mautpun akan menjemputnya. Namun kalau belum saatnya ajal, maka tertimbun reruntuhan bangunan sehari semalampun tetap hidup. Dalam hal kematian ini ternyata matematika manusia tidak bisa mengalahkan matematika Allah SWT.
Rabu, 20 Oktober 2010
Kumpulan Habar Hulu Sungai Selatan
KHITANAN MASSAL
BAZ Kabupaten HSS menggelar khitanan massal bagi 220 anak dari keluarga kurang mampu. Mereka berasal dari 11 kecamatan di HSS. “Khitanan masal ini, dilaksanakan di semua kecamatan secara serempak dengan mengambil tempat di puskesmas kecamatan,” ujar Yusran, Wakil Sekretaris BAZ kabupaten.
Dana yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan ini, diambil dari sedekah dan infak PNS yang ada di kabupaten dan kecamatan yang dikumpulkan oleh BAZ selama tahun 2010, dan dilaksanakan tahun 2011 sekarang ini.
Masih menurut Yusran, pelaksanaan khitanan massal ini akan dilakukan setahun sekali, tapi jika dana yang terkumpul lebih banyak, maka anak yang dikhitan juga akan ditambah.
Bagi anak yang mau dikhitan, selain mendapatkan uang saku juga mendapatkan bingkisan sarung dan peci.
Yusran juga mengatakan, dengan adanya khitanan masal secara serentak yang dilakukan oleh BAZ di semua kecamatan ini, diharapkan kedepannya dapat menjadi contoh bagi masyarakat, (swasta) yang ingin memberikan bantuan khitanan masal di kabupaten. ”Apa yang kami laksanakan ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi masyarakat, swasta dan lainnya agar dapat memberikan bantuan yang sama,” ujarnya lagi kepada Radar Banjarmasin.
Bapak satu anak ini juga mengatakan, di masa mendatang anak-anak yang sudah di khitan ini diharapkan hidup dalam kehidupan yang lebih baik.
Dengan kehidupan baik itulah, nantinya si anak dapat kembali memberikan bantuan melalui BAZ di mana bantuan tersebut dapat membantu anak-anak lainnya.
Selasa,21 Desember 2010
BALANTING PARING AKAN DIEVALUASI
Kegiatan Wisata Balanting Paring 2010 yang dihelat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Hulu Sungai Selatan Gerakan berjalan lancar. Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari sejak 17-19 Desember 2010 itu diikuti 56 peserta dari berbagai Kabupaten/Kota di Kalsel. Puncaknya pada hari Minggu (19/12) di belakang Lapangan Lambung Mangkurat lanting paring di parkir. Penonton membludak menyaksikan even tahunan itu. Apalagi dimeriahkan dengan maarak panganten. Jembatan Antaludin pun dipenuhi pengunjung yang ingin melihat secara dekat perhelatan itu. Akibatnya jalanan sempat macet.
Dalam pelaksanaannya memang ada sedikit kendala, seperti kelebihan lanting, yang disiapkan panitia pelaksana, sehingga ketika kegiatan berlangsung, ada beberapa lanting yang tidak ada pesertanya.
Kendala lainnya adalah tidak adanya koordinasi yang baik antara panitia dan Joki yang mengendalikan lanting. Sehingga ketika pelaksanaan terjadi, sebelum bendera start dikibarkan, para peserta sudah meluncurkan rakitnya terlebih dahulu.
Akibatnya ketika pembukaan berlangsung, hanya separuh peserta yang tersisa. Kendati masalah itu terjadi, namun tidak menjadi persoalan karena kegiatan balanting paring tetap berjalan dengan baik sesuai dengan program yang dijalankan.
Ketua panitia pelaksana Drs Hamrani mengatakan, dengan adanya masalah yang dilakukan Joki dengan meluncurkan rakit terlebih dahulu akan menjadi bahan evaluasi panitia, sehingga pada tahun 2011 mendatang tidak terjadi lagi.
“Kita akan lakukan evaluasi dengan adanya kejadian tersebut, sehingga pelaksanaan nantinya akan lebih baik dari tahun ini” ujar Hamrani.
Selain itu, Hamrani juga mengatakan pihaknya akan melakukan rapat internal dan melakukan evaluasi terhadap kinerja anggota panitia pelaksana. Selain itu, pengevaluasian juga akan dilakukan terhadap joki yang menjadi pemandu peserta. Karena meluncurnya peserta akibat adanya peran serta joki yang memandu jalannya lanting. “Kita ingin setiap kegiatan bisa berlangsung sesuai dengan program dan terkoordinir dengan baik, oleh sebab itu para joki yang membangkang atau tidak bisa menurut aturan tidak kita libatkan lagi dalam kegiatan Balanting Paring,” ujarnya lagi.
BANTUAN UNTUK ANAK YATIM
Belum lama tadi Bupati Hulu Sungai Selatan, HM Safi’i menyerahkan santunan tali asih pada anak-anak yatim piatu yang tersebar di 11 kecamatan di HSS. Santunan ini dikumpulkan dari sumbangan para pejabat dan staf PNS di lingkungan Pemkab HSS.
“Kegiatan ini merupakan syiar menurut ajaran agama Islam, di mana kita yang mampu hendaknya memberikan santunan tali asih kepada anak yatim piatu. Dan afdalnya pemberian tersebut dilaksanakan pada tanggal 10 Muharram tadi. Begitu juga yang dilakukan oleh Bapak Bupati HSS, pada saat 10 Muharram tadi, menyantuni para anak yatim piatu dan berpuasa di bulannya Allah tersebut,” ujar Drs H Muhyanie Rizalie.
Dana santunan tersebut, kata Muhyanie, dikumpulkan dari para pejabat eselon II sebesar Rp20 ribu, eselon III Rp17.500, eselon IV Rp15 ribu, dan staf Rp10 ribu. “Jadi, bendahara di lingkungan SKPD HSS mengumpulkan dananya dari para PNS, setelah terkumpul diserahkan kepada Dinkesos dan PB HSS. Untuk total dana yang berhasil dikumpulkan sebesar Rp25 juta besarnya,” beber Muhayanie.
Bertepatan dengan momentum HUT HSS yang ke-60 belum lama tadi, setiap kecamatan ada 60 anak yatim piatu yang dibantu dan masing-masing mendapatkan santunan sebesar Rp60 ribu per anak, kata Muhyanie. Anak panti yang menerima bantuan berasal dari 12 panti asuhan yang tersebar di 11 kecamatan di HSS.
“Setelah kami hitung, ternyata dana yang akan diserahkan kepada anak yatim piatu tersebut masih kurang. Dan kami mengajukan permohonan dana tambahan sebesar Rp6.393.00 kepada Pemkab HSS. Alhamdulillah disetujui. Dan penyerahannya langsung dilakukan oleh Bupati HSS sendiri yang dilaksanakan di Masjid Al Fallah Kecamatan Kandangan,” beber Muhyanie.
Diakui Muhyanie, Bupati tidak hanya menyerahkan secara simbolis santunan tersebut, tapi juga memberikan tambahan dana sebesar Rp2 juta, sehingga jumlah anak yang menerima santunan bertambah jadi 100 orang. Tidak hanya itu saja, Bupati juga memberikan bantuan berupa menu berbuka puasa di acara tersebut.
Ternyata, antusias warga HSS untuk memeriahkan harinya anak yatim tersebut juga terjadi di 10 kecamatan lainnya, seperti yang terjadi di Taniran, Kecamatan Angkinang, dimana masyarakat secara swadaya mengumpulkan dana. Sehingga total seluruh penerima santunan bertambah dari 60 anak menjadi 148 orang anak yatim piatu dan orang jompo. Masing-masing anak mendapatkan santunan sebesar Rp50 juta dan paket sembako yang diserahkan langsung oleh Sekda HSS.
Rabu, 8 Desember 2010
DUEL MAUT DI KANDANGAN EXPO 2010
Kandangan Expo 2010 yang digelar di Sub Terminal Agribisnis Terpadu Kecamatan Angkinang, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, minta nyawa. Tiga orang pengunjung pameran tersebut terlibat duel maut, Minggu (5/12/2010) malam. Seorang meninggal dunia dan seorang lagi sekarat.Pengunjung pameran pun jadi geger atas kejadian ini.
Samarin (16), warga Desa Kayu Abang Kecamatan Angkinang, adalah pengunjung pameran yang bernasib nahas tersebut. Dia tewas bermandikan darah setelah dua tusukan senjata tajam yang dilayangkan seterunya mengenai ulu hati.
Perkelahian yang terjadi pada malam terakhir Kandangan Expo tersebut tak hanya menumpahkan darah Samarin. Teman Samarin, Abdul Rasyid (17), yang juga terlibat dalam duel maut tersebut menderita luka.
Namun nasib Rasyid, warga Desa Kayu Abang, lebih baik. Luka di pinggang akibat tusukkan senjata tajam tidak sampai merenggut nyawanya. Namun hingga saat ini Rasyid masih sekarat.
Perkelahian yang terjadi pukul 20.30 Wita itu langsung ditangani Polres Hulu Sungai Selatan . Senin (6/12/2010) sekitar pukul 12.00 Wita, pelaku yang membunuh Samarin dan melukai Rasyid berhasil diamankan, yakni Asy'ari alis Kipli (16) warga Desa Tawia RT 3 Kecamatan Angkinang.
"Asy'ari kami amankan Senin (6/12/2010) sekitar pukul 12.00 Wita saat berada di rumah pamannya di Desa Bakarung Kecamatan Angkinang," kata Wakapolres HSS Kompol Asep Hidayat melalui Kasat Reskrim Polres HSS AKP Joko Wicaksono.
Joko mengatakan, pihaknya telah menetapkan Asy'ari sebagai pelaku utama penusukan yang menyebabkan Samarin meninggal dunia.
"Kami masih melakukan pendalaman. Namun untuk saat ini kami hanya menetapkan Asy'ari saja sebagai pelaku utama. Tapi tak menutup kemungkinan akan ada tersangka lainnya," ujarnya.
Pemicu penusukan itu, kata Joko, hanya lantaran saling pandang. "Tapi sebelumnya mereka pernah juga ada sedikit perselisihan," ujarnya.
Asy'ari mengakui memang ada perselisihan dengan Rasyid. Ketika bertemu di tempat pameran, Rasyid lah yang lebih dulu menyerang dirinya.
"Saat berada di lokasi pameran tersebut, Rasyid lah yang lebih dulu memukul saya dari arah belakang," ujarnya.
Karena diserang, Asy'ari pun tidak mau tinggal diam. "Setelah dipukul itu, saya langsung mencabut senjata tajam yang saya selipkan dipinggang," ujar Asy'ari.
Tanpa membuang waktu lagi, Asy'ari membalas serang Rasyid secara membabi buta. "Saya serang Rasyid. Rasyid pun terluka. Waktu mau saya tusuk lagi, Rasyid lari," ujar Asy'ari.
Saat Rasyid melarikan diri, Asy'ari melihat teman Rasyid, Samarin. Tanpa pikir panjang, Asy'ari langsung menyerang Samarin. Serangan Asy'ari tersebut telak mengenai ulu hati Samarin. Samarin pun tewas di tempat kejadian.
Uniknya serangan membabi buta yang dilakukan Asy'ari tak hanya melukai Samarin dan Rasyid saja, Sawitri (17) warga Tawia yang merupakan rekan Asy'ari juga terkena tusukan senjata tajam.
PRESTASI MEMBANGGAKAN DI PORPROV VIII KOTABARU
Porprov VIII Kotabaru baru saja usai. Kabupaten Hulu Sungai Selatan berhasil dalam mengangkat peringkat, dari juru kunci ke peringkat sebelas, bukan hal yang mudah dan gampang. Berbagai strategi dan taktik terus dipasang termasuk mempersiapkan para atlet yang handal.
Selain itu, sebelum keberangkatan ke Kotabaru para atlet yang dipersiapakan ini juga dijejali dengan berbagai informasi yang diberikan pihak KONI. Dan yang tak kalah penting, adalah mengetahui lawan-lawan yang tangguh. Tidak itu saja, KONI juga menginventarisir beberapa cabang olahraga yang dianggap dapat menyumbangkan emas.
Setelah melakukan langkah-langkah tersebut, maka para atlet pun diterjunkan, alhasil dari taget lima emas yang diharapkan dapat dipenuhi dengan enam buah emas. Pimpinan Kontingen Kabupaten HSS M Noor, mengatakan, banyak faktor yang mendukung keberhasilan kabupaten dalam mengejar target.
Diantaranya adalah, mendapatkan dukungan penuh dari Pemkab, itu dibuktikan dengan kunjungan Ketua DPRD Ja’far dan Bupati HSS HM Safi’i ketika menjemput para atlet .
Di lokasi pertandingan, para atlet juga mendapatkan pelayanan yang baik dari rumah penginapan, mulai dari makan minum hingga tempat tidur tersedia dengan baik. Dengan adanya fasilitas tersebut, maka para atlet dapat bertanding dengan baik dan menghasilkan prestasi yang baik seperti sekarang ini.
Kendati hanya bisa mencapai peringkat sebelas, namun hal itu sudah membuktikan bahwa HSS bisa bangkit, jika ditangani dengan baik dan benar. “Dengan keberhasilan mendongkrak peringkat, setidaknya sudah mengabarkan, bahwa HSS bisa bangkit dari keterpurukan selama ini,” ujarnya.
Mantan Sekcam Angkinang ini juga mengatakan, atlet-atlet yang turun pada Porprov 2010 ini sudah memiliki pengalaman tanding dan lomba. Diharapkan pengalaman yang didapat ini, menjadi pelajaran yang berharga, sehingga pada Porprov 2013 di Kabupaten Banjar nanti, Kabupaten HSS akan kembali menoreh prestasi yang lebih baik lagi.
JAMBORE CABANG HSS
Empat ratus dua puluh peserta didik yang berpangkalan di berbagai Gugus Depan (Gudep), mengikuti kegiatan wide game yang dilaksanakan oleh Kwartir Cabang Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Wede Game yang dilaksanakan ini, adalah bagian dari perkemahan Jambore Cabang ( Jamcab), untuk melakukan seleksi anggota Pramuka yang akan diterjunkan pada Jambore Daerah (Jamda) di Desa Sungai Ulin Kabupaten Banjar pada akhir Desember mendatang.
Syamsuri Arsyad, ketua harian Kwarcab Kabupaten HSS yang dikonfirmasi Radar Banjarmasin mengatakan, Wede Game yang digelar selama satu hari ini, memiliki materi, Teknik Kepramukaan (Tekpram) dimana di dalamnya ada Semaphore, Morse, Tali-Temali, Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) dan Pembuatan Tandu.
Jalur yang diambil dalam Wede Game, adalah mengitari Kota Kandangan dengan jarak sekitar delapan kilometer, setiap satu kilometer ada pos yang dijaga oleh anggota Kwarcab.
Lebih rinci anggota DPRD HSS ini juga mengatakan, bahwa dari Wede Game ini akan diambil dua puluh putra dan dua puluh putrid, dari jumlah ini akan dibina dan dibekali dengan berbagai teknik kepramukaan. Selanjutnya, akan mewakili Kwarcab Kabupaten HSS dalam perkemahan Jambore Darah.
Guru Adalah pendidik Profesioanl
KANDANGAN – Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) Drs Ahmad Fikry yang ditemui Radar Banjarmasin terkait profesionalisme guru yang ada di kabupaten mengatakan secara umum, guru adalah seorang pendidik profesional.
Dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik, pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
Oleh sebab itu, guru harus bisa mengembangkan kemampuan diri (SDM). Sehingga sebutan keprofesionalan semakin mantap.
Menurutnya, guru profesional seharusnya memiliki empat kompetensi, yaitu kompetensi pedagogis, kognitif, personaliti dan sosial.
Seorang guru, selain terampil mengajar, juga memiliki pengetahuan yang luas, bijak dan dapat bersosialisasi dengan baik. Bahkan dapat dibilang urat emosi para guru harus dibuang, dalam artian sesungguhnya tidak boleh marah terhadap siswa yang kerap disebut di luar kebiasaan.
Kata Fikry, profesi seorang guru, merupakan bidang pekerjaan khusus yang memerlukan prinsip-prinsip profesional. Dimana seorang guru harus memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan idealisme. Selain itu seorang guru harus memiliki kualifikasi pendidikan dan latar belakang pendidikan yang sesuai dengan bidang tugasnya. “Guru harus memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugasnya,” ujar Ahmad Fikry.
Sebagai guru professional, seorang guru harus mematuhi kode etik profesi yang dipergunakan, serta memiliki hak dan kewajiban dalam melaksanakan tugas. Dalam menjalankan tugas, seorang guru, sudah ditentukan sesuai dengan prestasi kerja yang memiliki kesempatan untuk mengembangkan profesinya secara berkelanjutan.
Administrator Pemerintah Daerah yang cukup kondang di kalangan masyarakat garis bawah ini juga mengatakan, bahwa guru memiliki hak memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas profesionalnya, dimana seorang guru memiliki organisasi profesi yang berbadan hukum.
Lebih rinci orang nomor tiga di Kabupaten HSS ini mengatakan, bila dicermati secara teliti. Maka keprofesionalan guru saat ini pada kondisi kerja di dunia pendidikan, memiliki titik lemah, seperti adanya guru yang tidak memiliki kualifikasi dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas yang dikerjakannya.
Bahkan di sekolah, juga banyak guru mengajarkan mata pelajaran tetapi tidak sesuai dengan kualifikasi pendidikan dan latar belakang pendidikan yang dimilikinya.
Untuk mengatasi masalah ketidak profesionalan, maka pada saat penerimaan CPNS, Pemerintah Daerah meningkatkan persayaratan dimana IP harus 3, termasuk pada formasi guru, dimana sang pelamar harus sesuai dengan latar belakang yang dimiliki. (rif/ay/abj)
Senin, 6 Desember 2010
PERLU PERHATIAN SERIUS
Keberadaan Bumi Perkemahan (Buper) Pramuka Hulu Sungai Selatan di Desa Hamak Timur Kecamatan Telaga Langsat perlu mendapat perhatian serius dari Pemkab HSS.
Saat hujan turun cukup sulit dijangkau. Jalan menuju tempat tersebut cukup sempit. Selain itu puluhan buah jembatan kayu ulin membentang.
Tempat ini dapat dijangkau dari berbagai arah yakni dari Desa Mawangi Kecamatan Padang Batung ataupun Desa Mandala Kecamatan Telaga Langsat.
Bernuansa alam pegunungan yang asri. Kita harus melewati jalan yang menanjak dan menurun. Tak jauh dari Buper ini terdapat Air Terjun Sumaragi. Letaknya cukup strategis dan mudah diakses. Tapi kita harus ekstra hati-hati menjalankan kendaraan bermotor. Bahaya selalu mengancam. Kondisi yang curam, jalan yang licin, dan bisa-bisa jatuh ke jurang.
Penduduk sekitar yang cukup ramah memberikan kesan bagi pendatang. Pemandangan alamnya yang indah membuat kita betah berlama-lama berada disana. Warga berharap tempat ini bisa dijadikan objek wisata keluarga yang dikelola lebih baik lagi.
HORE.....LOKSADO SUDAH ADA LISTRIKNYA
Malam bagi Nuansyah warga Desa Haratai, Kecamatan Loksado, Hulu Sungai Selatan (HSS), tidak lagi menjadi alasan bagi dia dan temannya sesama pelajar untuk tidak belajar.
Itu karena di desa yang terletak di kaki Pegunungan Meratus tersebut sejak tiga bulan lalu sudah ada penerangan listrik. Namun bukan milik PT PLN.
Listrik yang mengandalkan tenaga air itu (mikro hidro) merupakan proyek Pemkab HSS bekerja sama dengan Yayasan Cakrawala Hijau untuk membuka keterisolasian desa-desa di Loksado.
Dua pembangkit listrik mikro hidro yang berada di Desa Haratai telah mampu mengalirkan listrik ke seluruh rumah penduduk yang ada di sana.
Suryani salah seorang warga mengatakan, kampung mereka yang
berada di tengah-tengah belantara sudah tak gelap lagi seperti dulu.
Menurut dia, adanya listrik di desa mereka membuat kehidupan terasa lebih nyaman. Apalagi biayanya lebih murah dibanding genset. "Kalau mikro hidro ini biayanya hanya Rp 40 ribu per bulan. Kalau pakai genset untuk beli minyak saja tiap hari bisa puluhan ribu. "Keuntungan lain listrik di sini tidak pernah byar pet," ujarnya.
Pembakal Haratai Sukran mengatakan, di Desa Haratai ada 40 unit rumah yang mana telah dialiri listrik mikro hidro. Hanya, kata dia, penggunannya disesuaikan keperluan. "Kita menggunakannya sesuai kebutuhan dan umumnya hanya malam menyala," ujarnya.
Menurut Sukran, kehadiran listrik di kampungnya tak hanya membuat desa tak gelap lagi namun lebih dari itu banyak manfaat yang mereka dapatkan yakni peningkatan ekonomi serta informasi dari luar. "Setidaknya warga kami tak ketinggalan lagi akan informasi, sebab listrik membuat televisi kami bisa dihidupkan satu malam penuh," katanya.
Kondisi geografis Desa Haratai dengan hutan yang masih terjaga dan air sungai yang mengalir deras merupakan potensi, sehingga sangat layak untuk dibangun instalasi pembangkit listrik tenaga air yang sederhana. Saat ini di desa itu terdapat dua pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH) berkapasitas 17.000-20.000 watt.
Sabtu, 4 Desember 2010
MAWARUNG MASIH TETAP LESTARI
Shalat subuh baru saja usai. Udara dingin alam pegunungan terasa menusuk tulang. Darlan (40) warga Desa Hamak Timur, Kecamatan Telaga Langsat, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, tidak langsung kembali ke rumahnya.
Dengan mengenakan celana pendek dan sarung melingkar dibahu, lelaki beranak tiga ini, singgah di warung yang tak jauh dari rumahnya.
Darlan tak sendiri, di warung itu telah berkumpul banyak orang dari beragam kalangan.
Sementara tingkah mereka ada yang berjongkok sambil menyeruput segelas kopi atau teh hangat, ada pula yang sekadar menanyakan jumlah utang pekan sebelumnya. Berbagai topik pembicaraan mengalir.
Kebiasaan mawarung juga dilakoni Suriani (60), warga Desa Mawangi, Kecamatan Padang Batung, HSS. Sebelum pergi ke sawah, Suriani sebisa mungkin menyempatkan waktu singgah di warung seberang rumahnya. " Sudah kebiasaan sejak lama, susah dihentikan," katanya.
Suriani mengaku bisa menghabiskan banyak waktu senggangnya di warung. Dari obrolan yang berlangsung di warung, Suriani mendapatkan banyak informasi tentang beragam isu yang sedang hangat menjadi buah bibir masyarakat banyak. " Pokoknya macam-macam tema pembicaraan di warung itu. Mulai isu nasional, lokal sampai kabar tetangga sebelah rumah," ujarnya.
Menurut Suriani, mayoritas bubuhan pawarungan adalah generasi tua. " Anak muda sekarang jarang tertarik ikut ngobrol di warung. Hanya generasi tua yang masih setia melakoni tradisi mawarung. Citra mawarung juga sedikit tercoreng dengan maraknya kehadiran warung remang-remang atau warung Jablai," katanya.
Entah sejak kapan kebiasaan mawarung masyarakat di HSS, dimulai. Tidak ada catatan pasti tentang hal itu. " Yang pasti, kebiasaan mawarung memang sudah ada sejak lama. Khususnya bagi warga yang berada di pedesaan," ujar Aliman Syahrani, budayawan HSS.
Menurut penulis novel Palas ini, tradisi mawarung membuat hubungan silaturrahmi antar warga kampung terjalin erat. " Kita bisa mengikuti perkembangan banua dari pembicaraan di warung, tak jarang pula sebuah kesepakatan antar penduduk terjadi ketika bertemu di warung," katanya.
PNS LAYANI MAKAN KETUPAT
Tidak dapat dipungkiri, sejumlah Pegawai Negeri Sipil yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), pada hari Jadi Kabupaten yang 60 ini betul-betul menjadi pelayan masyarakat. Setidaknya ketika acara makan ketupat massal di HUT ke 60 Kabupaten HSS.
Dari 75 stand Ketupat Kandangan yang disiapkan oleh pemerintah daerah. Ada 60 buah stand yang semuanya dilayani oleh PNS dari berbagai Dinas Kantor Badan dan Kecamatan.
Para PNS tersebut bertugas memberikan pelayanan kepada masyarakat yang datang yang ingin makan ketupat. Pelayanan yang diberikan para PNS ini, tidak kalah dengan pelayan-pelayan yang ada di warung dan rumah makan Ketupat Kandangan yang tumbuh subur di Kabupaten HSS.
Pelayan dadakan yang menggunakan seragam batik sasirangan ini, juga terlihat saling berlomba menawarkan ketupat Kandangan yang ada di stand mereka dengan mengutamakan keramahan. Dimana pelayanan tersebut, diharapkan dapat dibawa ke suasana kerja sehari-hari. Sehingga hasil dari pekerjaan dapat memuaskan semua masyarakat dan kepercayaan diri bagi PNS.
Bupati Hulu Sungai Selatan (HSS) Dr H Muhammad Safi'i yang ditemui Radar Banjarmasin mengatakan, pelayanan yang diberikan PNS kepada masyarakat dengan media adanya stand Ketupat Kandangan adalah bagian dari latihan pelayanan kerja yang dilaksanakan secara tidak langsung.
”Secara tidak sadar, mereka sudah terlibat dalam pemberian pelayanan kepada publik dengan cara menyajikan ketupat Kandangan,” ujarnya kepada Radar Banjarmasin.
Selain itu menurut bupati, pelayanan yang diberikan PNS pada hari jadi kabupaten ini, merupakan salah satu alat untuk merefleksikan pengabdian pada seluruh lapisan Masyarakat HSS, dimana keramahan dan pelayanan terhadap publik dapat dilakukan.
Wagub Letakkan Batu Pertama
Pembangunan MakamTerpadu
Setelah mengikuti kegiatan ramah tamah dan acara puncak hari jadi Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) yang ke 60 di Pendopo Kabupaten.
Wakil Gubernur Kalimantan Selatan, Rudy Resnawan didampingi Bupati HSS Dr H Muhammad Safi'i dan Wakil Bupati Ardiansyah S Hut, beserta unsur Muspida kabupaten, langsung menuju Desa Gambah Walangku Kecamatan Kandangan.
Kunjungan wakil gubernur Kalimantan Selatan ini adalah untuk meletakkan batu pertama pembangunan pemakaman taman Muslimin terpadu.
Usai meletakkan batu pertama, Wakil Gubernur Kalimantan Selatan juga diminta menarik tali selubung tanda dimulainya pembangunan makam yang ada di Desa Gambah Walangku.
Ditempat yang sama, Bupati HSS Dr H Muhammad Safi'i yang diminta komentarnya mengatakan, taman pemakaman umum terpadu yang akan dibangun oleh pemerintah ini merupakan pemakaman terbesar di Banua Anam.
Dasar dibangunnya tempat pemakaman umum terpadu ini adalah untuk menyatukan pemakaman jenazah bagi warga HSS yang meninggal. Selama ini, pemakaman yang ada di kabupaten terpencar dan tidak bersatu. Akibatnya banyak masyarakat yang ingin berziarah tidak terfokus pada satu tempat.
Menurut bupati, selama ini bagi masyarakat HSS yang tidak memiliki alkah keluarga, selalu menguburkan sanak keluarganya disamping atau di depan rumah. Bahkan ada yang menguburkannya di kebun-kebun yang ada di belakang rumah. Ketika rumah atau tanah terjual, maka kubur yang telah digunakan tersebut tidak terawat.
Nah, untuk membantu hal itu maka pemerintah ingin menjadikan lingkungan rumah bebas dari kuburan. Bagi masyarakat yang ingin berziarah, dapat terkonsentrasi pada satu tempat yakni di tempat pemakaman umum terpadu.
Peringatan HUT HSS Meriah
Meski berlangsung sederhana, namun peringatan hari jadi Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) yang jatuh pada tanggal 2 Desember 2010, kemarin, tetap terasa meriah. Ribuan masyarakat yang berada di pelbagai pelosok kecamatan terlihat hadir dan turut merayakan hari jadi daerahnya.
Dari pantauan Radar Banjarmasin, peringatan hari jadi Kabupaten yang ke 60 ini juga dihadiri oleh wakil Gubernur Kalimantan Selatan Rudy Resnawan dan Bupati Hulu Sungai Tengah (HST) Harunnurasid.
Sebelum acara puncak dilaksanakan, Wakil Gubernur Rudy Resnawan dan Bupati HSS Dr H Muhammad Safi'i, bersama Wakil Bupati Ardiansyah S Hut, serta unsur Muspida Kabupaten, terlebih dahulu menikmati Ketupat Kandangan dengan duduk lesehan pada salah satu stand yang disediakan oleh pemerintah daerah.
Dari makan bersama tersebut, ada pemandangan yang cukup menarik, dan menjadi pusat perhatian masyarakat HSS, dimana Wakil Gubernur Kalimantan Selatan memperlihatkan kemesraan terhadap istri tercintanya dengan makan ketupat sepiring berdua. Usai makan ketupat Kandangan, semua unsur pimpinan provinsi dan kabupaten kembali ke pendopo kabupaten.
Di pendopo, acara dilanjutkan dengan ramah tamah, pertama-tama mendengarkan pengajian ayat suci Alquran. Selanjutnya mendengarkan cerita singkat berdirinya Kabupaten HSS yang dibacakan oleh Ketua DPRD HSS Ja'far S Hut.
Sementara Bupati HSS dalam sambutannya mengatakan, hari jadi kabupaten yang ke 60 adalah bagian dari pesta rakyat yang diselenggarakan oleh pemerintah.
Pasalnya, hari jadi yang diperingati secara meriah ini, menyediakan 60 biji Ketupat Kandangan yang dapat dinikmati oleh masyarakat. Selain menceritakan tentang keterlibatan pembuat ketupat Kandangan, suami dari Herliyawati ini, juga menceritakan mengenai program-program pembangunan yang akan dilakukannya selama tiga tahun ke depan.
Dalam penjelasannya, Safi'i mengatakan bahwa tiga tahun ke depan dirinya akan terus menjalankan program Ampih Miskin. Sehingga pada akhir masa jabatannya nanti, dirinya bisa melihat adanya perubahan di tengah masyarakat, khususnya terhindar dari kemiskinan.
Selain itu, pemerintah daerah juga akan melakukan pembangunan kuburan muslimin terpadu di Kabupaten HSS. Dimana kuburan tersebut dipersembahkan untuk seluruh Masyarakat HSS.
CIUT DENGAR TEMBAKAN PERINGATAN
Jaya (28), satu dari dua buronan Polsek Kandangan Kota, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) berhasil diringkus polisi yang memburunya, Jumat (3/12). Lelaki ini ciut dan tak bisa berbuat banyak saat mendengar tembakan peringatan yang dilepaskan polisi.
Tersangka kasus pencurian ini sempat berupaya meloloskan diri dari kepungan polisi yang mendatangi gubuk di areal persawahan dekat kediaman seorang temannya.
Namun, Jaya tak bisa berbuat banyak ketika upaya meloloskan diri yang dilakukannya dibalas polisi dengan tembakan peringatan ke udara. Dengan mudah ia pun berhasil ditangkap.
Jaya merupakan salah satu tahanan kabur dari sel tahanan Mapolsek Kandangan Kota, Selasa (23/10).
Saat itu Jaya berserta Yanto (30), rekannya yang masih buron, kabur dari sel tahanan Mapolsek Kandangan dengan cara membengkokan jeruji sel.
Kasat Reskrim Polres HSS AKP Joko Wicaksono mengatakan, Jaya disergap di gubuk pematang sawah dekat kediaman rekannya. "Dia kita sergap pagi tadi saat bersembunyi di gubuk," ujarnya.
Sementara itu disinggung perihal Yanto tahana yang juga kabur dari sel Polsek Kota, Joko menyatakan, pihaknya telah mengetahui persembunyiannya.
"Yanto juga masih berada di kawasan HSS, kita telah mengantongi lokasi persembunyiannya," katanya.
Jum'at, 3 Desember 2010
PROGRAM DESA MODEL DI HSS
Dalam rangka mempercepat laju pembangunan, Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan membentuk Desa Model yang diharapkan bisa menciptakan kelancaran dalam proses kegiatan pemerintahan desa yang didukung oleh sarana dan prasarana yang baik serta didukung oleh sumber daya manusia yang handal.
Pembangunan Desa Model ini dilaksanakan dalam rangka workshop pemerintahan desa yang berawal dari salah satu misi Pemkab HSS menuju kabupaten yang mandiri, meliputi aspek pemerintahan daerah, pemerintahan desa serta masyarakat.
Berdasarkan hal itu serta untuk mewujudkan Kabupaten HSS yag unggul dan mandiri, maka harus dimulai dari tingkat wilayah yang terendah , yakni desa dan masyarakatnya.
Desa Model bertujuan membentuk pemerintahan desa mandiri dan unggul dalam bidang manajemen dan pengetahuan di bidang pemerintahan desa, khususnya ditingkat kabupaten, sehingga desa-desa tersebut menjadi desa percontohan bagi desa lainnya.
Sebagai langkah awal ditetapkan 18 desa yang menjadi Desa Model yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Bupati HSS No.211 Tahun 2009 Tentang Penetapan Desa Model Dalam Rangka Pembentukan Workshop Pemerintahan Desa di Kabupaten HSS.
Seluruh desa yang termasuk dalam program ini menerima dana sebesar Rp.222.222.222,- melalui format ADD Plus yang dilaksanakan secara swakelola.
Dana tersebut dipergunakan untuk pelaksanaan pembangunan Kantor Desa beserta isinya yang mana pertanggungjawaban terhadap dana dalam kegiatan tersebut langsung diserahkan kepada masyarakat. Adapun pembiayaan atau pendanaan dalam pelaksanaan pembangunan Kantor Desa Model tersebut sepenuhnya menggunakan dana APBD Pemkab HSS Tahun Anggaran 2010.
Pemkab HSS boleh berbangga karena Program Desa Model ini merupakan satu-satunya di Kalimantan Selatan, bahkan secara nasional.
MERIAHNYA PESTA RAKYAT MAKAN KETUPAT KANDANGAN
Puncak peringatan Hari Jadi Kabupaten Hulu Sungai Selatan ke 60 digelar meriah, Kamis (2/12/2010). Pesta rakyat yang jadi tema peringatan, benar-benar dimanfaatkan masyarakat HSS.
Ribuan warga yang datang dari pelosok memadati tempat kegiatan di depan kediaman Bupati HSS dan area Lapangan Lambung Mangkurat, Kandangan.
" Mudah-mudahan kegiatan seperti ini tetap terus berlangsung setiap tahunnya," ujar Imran, warga Loksado.
Kemeriahan pesta rakyat yang telah dinanti-nanti, dimulai setelah Wakil Gubernur Kalsel, Rudy Resnawan dan Bupati HSS HM Safi'i serta unsur muspida tiba di lokasi.
Setelah itu, bersama-sama seluruh undangan dan warga yang hadir langsung, para pejabat itu menyantap ketupat dengan aneka lauk-pauk yang disediakan.
Ketua Panitia Pesta Rakyat Ketupat Kandangan, Tafriansyah mengatakan, ketupat yang disajikan jumlahnya melebihi dari target yang telah ditetapkan.
Menurutnya, semula pihaknya hanya menargetkan 60 ribu ketupat. Namun pada saat pelaksanaan jumlahnya meningkat jauh dari yang ditargetkan. "SKPD saja menyumbangnya banyak yang lebih dari yang kita tetapkan. Ditambah lagi beberapa warung makan ketupat juga menyumbang," ujarnya.
Bupati HSS dalam sambutannya mengatakan, pesta rakyat dengan menyuguhkan ketupat Kandangan merupakan simbol kemandiran daerah. Menurutnya, bahan-bahan yang digunakan seluruhnya asli dari Banua. Tak satu pun didatangkan dari luar daerah. "Hanya satu bahan yang kami datangkan yaitu uyah (garam) karena kami tak mempunyai laut," katanya bercanda.
Keberhasilan pesta rakyat, tegas Bupati, menjadi titik awal menuju kabupaten mandiri. "Sejak hari ini kita telah me-launching beberapa program. Seperti Desa Model, Ampih Miskin serta badan layanan umum daerah dan pembangunan makam terpadu mandiri," katanya.
PRODUK OLAHAN HASIL PERTANIAN HSS
Kabupaten Hulu Sungai Selatan termasuk dalam wilayah pembangunan III (Banua Enam) di Provinsi Kalimantan Selatan dengan prioritas pembangunan di bidang ekonomi yang menitikberatkan pada sektor pertanian.
HSS beriklim tropis, mempunyai 9 bulan basah yaitu antara Oktober-Juni dan tiga bulan kering yaitu antara Juli-September. Keadaan yang demikian sangat sesuai untuk usaha tani sayuran.
MERIAHNYA KANDANGAN EKSPO 2010
Sejak dibuka Rabu (1/12/) Kandangan Ekspo yang digelar Pemkab Hulu Sungai Selatan di Sub Terminal Agribisnis (STA)Terpadu Kecamatan Angkinang, cukup ramai dikunjungi masyarakat HSS. Siang malam tak pernah sepi dari pengunjung.
Even yang bertujuan untuk memeriahkan Hari Jadi Kabupaten HSS yang ke 60 itu dibuka oleh Bupati HSS HM Safi'i, yang didampingi oleh Wakil Bupati H. Ardiansyah dan Sekda H.Ahmad Fikry.
Setelah membuka pameran, Bupati dan rombongan berkeliling mengunjungi satu persatu stand yang memajang semua hasil-hasil bumi dan pembangunan. “Apa yang dipamerkan dalam Kandangan Ekspo kali ini, merupakan bagian dari hasil-hasil pembangunan yang telah dilakukan oleh pemerintah,” ujar HM Safi'i.
Menurut Bupati, selain memperlihatkan hasil-hasil pembangunan yang telah dilakukan, Ekspo yang digelar selama 6 hari tersebut juga menampilkan berbagai macam hasil kerajinan masyarakat. Bahkan, dalam Ekspo tersebut juga diramaikan dengan hadirnya para pedagang yang datang dari berbagai tempat. “ Kandangan Ekspo ini digelar setiap akhir tahun, untuk memperlihatkan hasil-hasil pembangunan, perdagangan, kerajinan dan kemajuan-kemajuan yang ada di kabupaten,” terang Sekda H.Ahmad Fikry yang mendampingi Bupati.
Dengan melihat hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai, maka pemerintah daerah secara tidak langsung melakukan pengukuran hasil kerja selama setahun.
Selain menjadi tolak ukur dari keberhasilan pembangunan, Ekspo yang dilaksanakan selama enam hari ini juga dijadikan sebagai media hiburan yang diberikan pemerintah kepada masyarakat yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan.
Salah satu stand yang menarik adalah stand Dinas Pertanian HSS. Stand ini menampilkan produk unggulan olahan hasil pertanian di HSS. " Saya membeli saos cabe sebanyak 5 botol," ujar Erna, warga Angkinang. Selain saos cabe juga ada manisan tomat, manisan terung, saos tomat, dsb.
Semua produk tersebut, menurut salah seorang penjaga stand, dibuat oleh para pelaku usaha produk segar dan olahan hasil pertanian yang ada di HSS. Mereka diantaranya adalah : Bustami (Telaga Langsat), Agus Suhaimi (Telaga Langsat), A. Fadillah (Mandala), Edy Rahmani (Mandala), Nahnudin (Mandala), dan Hj. Nor Irani (Mandala).
JOKI BALANTING PARING
Amli (37) mengendalikan lanting bambunya yang teperosok ke arus deras berbatu di jeram Sungai Amandit, Loksado, HSS.
DENGAN posisi sedikit merunduk, kedua tangannya menggenggam erat penanjak (tongkat) bambu berukuran tiga meter. Dengan sigap Amli (37) mengendalikan lanting bambunya yang teperosok ke arus deras berbatu di jeram Sungai Amandit, Loksado, HSS.
Usai menancapkan ujung penanjak di dasar sungai, kemudian Amli melompat untuk menggeser bagian depan lanting ke arah kanan.
Namun, byuuurr….lanting pun miring dan masuk ke sungai. Dua penumpang yang saat itu berdiri untuk ikut menjaga keseimbangan ikut tercebur.
Atraksi layaknya atlet lompat galah itu lazim dilakukan pengemudi lanting bambu yang biasa disebut joki. Mereka sangat diperlukan untuk mengendalikan lanting bambu saat melintasi jeram-jeram Sungai Amandit yang memiliki kesulitan tinggi dalam dunia arung jeram.
Saat air dalam kondisi normal, jeram itu aman diarungi siapa pun termasuk anak-anak. Namun, jika air dalam kondisi sangat deras dan tinggi, siapa pun harus waspada. Bahkan, tidak semua joki mampu melewatinya.
Salah mengendalikan, lanting bisa menabrak batu dan tali pengikat putus sehingga lanting terberai.
“Lanting ini tidak mungkin terbalik asal penumpang tenang dan bisa menjaga keseimbangan. Selain itu jokinya juga harus jeli, “ ujar Amli yang telah 20 tahun menjadi joki Jeram Amandit. (*)
Selasa, 30 November 2010
PESTA RAKYAT MAKAN KETUPAT KANDANGAN
Selalu ada hal yang menarik yang ditampilkan pemerintah kabupaten Hulu Sungai Selatan dalam setiap menyambut hari jadinya. Bila tahun sebelumnya peringatan hari jadi kabupaten berjuluk Bumi Antaludin ini menyajikan Dodol dan Lamang terpanjang, 2010 ini giliran makan ketupat Kandangan terbanyak.
Tidak kurang sebanyak 60 ribu piring panganan khas kota dodol itu disajikan dalam peringatan hari jadi yang ke 60 yang jatuh pada 2 Desember 2010 nanti.
"Dodol terpanjang dan tajak terbesar sudah pada harjad ke 57, Lamang terpanjang juga tahun lalu, kini giliran Ketupat Kandangan terbanyak dalam perayaan hari jadi ini," kata Bupati HSS, HM Safi'i saat ekspos persiapan hari jadi ke 60, Senin (22/11).
Sesuai dengan komitmen bupati yang sudah menjabat dua periode ini setiap kegiatan harus menampilkan produk daerah dalam bentuk yang unik dan belum pernah dilakukan daerah lain.
Senin, 1 November 2010
LEBIH DEKAT DENGAN IWAN YUSI
GURU HSS SPESIALIS LOMBA MENULIS
Kepiawaiannya dalam menulis dapat dilihat dari banyaknya karya yang telah diterbitkan, puluhan judul buku ditambah dengan beberapa cerpen yang dimuat dibeberapa majalah anak dan puisi-puisi yang ikut menghiasi buku antologi puisi bersama penyair Kalimantan Selatan.
Sabtu, 30 Oktober 2010
Data Penduduk Segera Dimutakhirkan
KANDANGAN - Pemerintah Daerah Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) baru-baru tadi di Aula Ramu Kandangan melaksanakan Orientasi dan Bimbingan Teknis Pemutakhiran Data Kependudukan tahun 2010.
Pemutakhiran data kependudukan ini di buka langsung oleh Bupati HSS Dr H Muhammad Safi'i MSi dan dihadiri seluruh Camat dan Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam lingkup Pemerintah Kabupaten HSS.
Dalam sambutannya bupati mengatakan bahwa pemutakhiran data kependudukan menerapkan sebuah sistem nasional yang terpadu. Dimana data yang diolah dari tingkat pusat, provinsi, kabupaten, kecamatan hingga desa dapat didata secara terpadu. Sehingga pembangunan pendataan kependudukan yang ada di Indonesia dapat teratur.
Dalam sambutannya ini bupati mengharapkan semua camat dan Kepala SKPD yang ada di lingkup Pemerintah Daerah Kabupaten dapat membantu kelancaran pendataan, agar data yang didapat lebih akurat. Sebagai acuan dasar dalam penentuan jumlah penduduk satu wilayah yang nantinya dapat digunakan sebagai data pemilih dalam partisipasi pemilihan umum tahun 2013. “Pendataan yang dilaksanakan mempunyai manfaat untuk kepentingan keamanan nasional. Dari data yang terpadu diharapkan nantinya tidak ada lagi warga Indonesia yang mempunyai KTP ganda,” ujarnya.
Bahkan, dengan data tersebut oknum masyarakat yang ingin melakukan tindakan melanggar hukum dapat diantisipasi secara dini, karena data yang dimiliki tidak dapat digandakan.
Dalam sambutannya, Dosen Fisip Unlam ini juga mengimbau kepada semua yang hadir agar dapat mencermati dengan baik program yang sedang di jalankan tersebut.
Bupati meminta, jika ada masalah ketidakmengertian, atau ketidaklengkapan sarana, agar segera dikemukakan. Sehingga ketika petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknisnya selesai dibuat, tidak ada lagi alasan yang tidak tahu dengan prosedur tahapannya.
Dalam kesempatan ini, bupati mengharapkan para camat agar melakukan penugasan terhadap staf secara jelas. Sehingga dalam menangani khusus kependudukan setiap saat dapat terkontrol. ”Semua SKPD agar menyiapkan perangkat keras dan perangkat lunak, supaya di dalam operasionalnya dapat dijalankan secara optimal,” ujarnya.
Dengan penugasan yang baik di tingkat desa, kecamatan, kabupaten, provinsi hingga ke tingkat pusat. Maka data yang valid akan segera didapat.
Bupati mengingatkan agar dalam suatu organisasi di pemerintahan kecamatan agar dapat menyiapkan cadangan sumber daya, terutama sumber daya manusia. Sehingga pendataan selalu dapat dilakukan secara berkesinambungan.
Pada tahun 2011 nanti, pemerintah daerah akan melaksanakan pelatihan keterampilan teknis, khusus bagi aparat kecamatan, baik yang menangani langsung maupun pengkaderan dalam pengolahan data. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan aparat desa dalam mengolah data yang diinginkan.
Ditambahkannya, kegiatan tersebut harus ditindaklanjuti oleh para camat, karena yang menjadi ujung tombak langsung adalah kepala Desa, Lurah dan RT.
Kamis, 28 Oktober 2010
KODIM 1003 KDG GELAR NAPAK TILAS HASSAN BASERY
Bertepatan pada hari Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 2010 mendatang, sekira pukul 14.00, di Tugu 17 Mei Lapangan Monumen Perjuangan Rakyat Kalimantan Selatan, di Desa Mandapai Kecamatan Padang Batung akan digelar napak tilas.
Komandan Kodim 1003 Kandangan, Letkol (Inf) Makmur yang dihubungi koran ini mengatakan, napak tilas dan peringatan Sumpah Pemuda yang dilaksanakan di Desa Mandapai, akan dihadiri langsung oleh Komandan Korem Kolonel (Inf) Heros Paduppai dan seluruh Dandim yang ada di Kalimantan Selatan.
Selain itu, Bupati HSS Dr H Muhammad Safi'i bersama seluruh unsur Muspida dan jajarannya juga dipastikan hadir dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh Kodim.
Napak tilas yang mengambil finish di Desa Mandapai, dimulai dari Desa Madang Kecamatan Padang Batung. Kegiatan tersebut selanjutnya dirangkai dengan acara peringatan hari Sumpah Pemuda. Tujuannya untuk menanamkan semangat kecintaan para pemuda terhadap Pahlawan Nasional yang ada di Indonesia khususnya yang ada di Kalimantan Selatan.
Di tengah-tengah acara peringatan sumpah pemuda, nantinya akan dibacakan ikrar tentang kesetiaan para peserta terhadap kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesi (NKRI).
Lebih rinci, Komandan Kodim yang akan mengakhiri masa tugasnya di HSS ini mengatakan, kegiatan yang dilaksanakan selain untuk memupuk rasa kecintaan terhadap Pahlawan Nasional juga diharapkan dapat mempererat persatuan dan kesatuan masyarakat yang ada di Kalimantan Selatan.
Ketika ditanya, mengapa kegiatan skala Provinsi ini di fokuskan di Kabupaten HSS. Makmur hanya tersenyum selanjutnya mengatakan, bahwa secara kebetulan, Sang Pahlawan Nasional yakni Brigjen H Hasan Basry berasal dari Kandangan. Karena alasan itulah, maka kegiatan digelar di Kandangan.
BUPATI LEPAS JEMAAH CALON HAJI PNS KAB. HSS
Sebanyak 107 orang jemaah calon haji Pegawai Negeri Sipil lingkup Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan dilepas langsung oleh Bupati HSS Dr. H. M. Safi’i, M. Si. Selasa (26/10) di Pendopo Kabupaten.
Pelepasan tersebut sebagai salah satu perwujudan kepedulian Bupati terhadap jemaah calon haji PNS lingkup Pemkab. HSS yang rencananya akan berangkat tanggal 8 November 2010 mendatang.
Acara tersebut dihadiri oleh Bupati HSS Dr. H. M. Safi’i, M. Si, Wakil Bupati H. Ardiansyah, S. Hut, Sekretaris Daerah Drs. H. Achmad Fikry, M. AP, Ketua MUI Kab. HSS KH. Muhyar Dahri, BA, dan para Pimpinan SKPD.
Dalam sambutan Bupati HSS mengatakan yakni suatu kebanggaan dari Pemerintah Kabupaten dengan jumlah 107 orang PNS yang berangkat haji tahun ini dari 5% jumlah PNS yang ada di Kab.HSS. Jadi, kurang lebih 40% PNS yang ada di Kabupaten berangkat haji di tahun 2010 ini.
Kemudian Bupati mengutarakan bahwa PNS adalah panutan dari segala hal seperti tertib segala peraturan dan ketentuan yang diberlakukan Departeman Agama ataupun peraturan yang diberlakukan Pemerintah Arab Saudi. Beliau menyatakan bekal yang paling baik adalah taqwa.
Bupati berpesan kepada para jemaah calon haji yang hadir agar dapat bertutur kata yang baik kepada jemaah yang lain, jangan menyakiti jemaah lain serta jaga kesehatan untuk menjalankan ibadah haji. Dan do’akan agar Kab.HSS selalu mendapatkan keberkahan serta mudah-mudahan saudara-saudara banua Antaludin diberikan kesempatan dan kelapangan rezeki untuk bisa ziarah ke maqam Rasulullah SAW. Diakhir sambutan beliau agar nantinya bisa menyampaikan salam Bupati kepada baginda Rasulullah SAW.
Diakhir acara diselenggarakan pembekalan seputar menjalankan ibadah haji oleh Ketua Majelis Ulama Indonesia Kab. HSS KH. Muhyar Dahri, BA.
DESA BALUTI WAKILI KAB. HSS DALAM PENILAIAN LOMBA P2WKSS TINGKAT PROV. KAL-SEL
Senin (25/10), tampak suasana berbeda dari hari biasanya di Balai Desa Baluti Kecamatan Kandangan. Pasalnya Desa Baluti terpilih mewakili Kabupaten Hulu Sungai Selatan dalam rangka mengikuti lomba P2W-KSS (Peningkatan Peran Wanita Menuju Keluarga Sehat Sejahtera) tingkat Provinsi Kalimatan Selatan.
Kunjungan Tim Penilai P2W-KSS tersebut di desa Baluti dipimpin oleh Ketua Tim Penilai P2W-KSS Tingkat Provinsi Gusti Nur Tanjung yang disertai oleh anggota lainnya. Diterima langsung oleh Ketua PKK Kab. HSS Dra. Hj. Herliyawati M. Safi’i, Wakil Ketua PKK Kab. HSS Hj. Zaitun Ardiansyah S. Ag beserta pengurus. Hadir dalam acara tersebut, Wakil Bupati HSS H. Ardiansyah, S. Hut, para Pimpinan SKPD, Camat se Kab.HSS, unsur Muspika Kandangan, Ketua TP. PKK Desa beserta pengurus dan tokoh masyarakat setempat.
Wakil Bupati menyampaikan bahwa dalam setiap lomba pasti ada yang menang dan ada yang kalah. “Kalau menang merupakan stimulan yang merangsang desa-desa lain untuk meniru Desa Baluti”ujarnya. Beliau berharap penilaian tersebut bersifat katalis bukan merupakan bagian dari proses. Wakil Bupati menyatakan kepada Tim Penilai supaya menilai Desa Baluti secara natural dengan apa adanya tidak ditambah dan tidak juga dikurangi. Dan begitu juga untuk penilaian GSI di Kecamatan Telaga Langsat.
Kemudian Wakil Bupati membacakan sambutan tertulis Bupati HSS yakni pelaksanaan lomba P2W-KSS dan GSI merupakan sesuatu yang sangat strategis dalam rangka pembangunan masyarakat pedesaan khususnya peningkatan peranan wanita sebagai ujung tombak pembangunan. Dalam sambutan tertulis Bupati berpesan apapun hasilnya nanti, semua harus tetap membangun desa Baluti dengan didorong semangat kebersamaan dan kegotong royongan yang tinggi. Bupati HSS mengatakan kepada warga Desa Baluti seandainya dapat meraih predikat juara, tentunya menjadi kebanggaan tersendiri.
Dalam kesempatan tersebut, Kepala Desa Baluti Zaidah yang merupakan satu-satunya Kepala Desa perempuan di Kab.HSS menyampaikan kondisi umum desa Baluti mulai dari kondisi geografis, mata pencaharian penduduk.
Selanjutnya Ketua Tim Penilai P2W-KSS Gusti Nur Tanjung berharap dengan adanya lomba tersebut akan ada percepatan keluarga sejahtera dan menurunkan angka kematian. Beliau menyatakan bahwa pemenang I lomba P2W –KSS tersebut akan diajak bersama-sama ke Jakarta menghadiri Hari Ibu pada Desember yang akan datang.
Diakhir acara dilakukanlah penilain atau tanya jawab terhadap Ketua TP. PKK Desa, Bendahara, Sekretaris, Pokja I, II, III dan IV, Keluarga Usaha Wanita Muslimah, Koperasi Annisa dan Buku Tamu Perpustakaan “Kindai Ilmu” Desa Baluti. Di tempat yang berbeda Wakil Bupati meninjau dan mencicipi aneka makanan Hasil Produksi Kelompok Usaha Wanita Muslimah dan Hasil Produksi UP2K.
Setelah penilaian P2W-KSS di Desa Baluti selesai, maka Tim Penilai melanjutkan penilain Gerakan Sayang Ibu ke Kecamatan Telaga Langsat.
BUPATI BUKA ORIENTASI DAN BIMTEK PEMUTAKHIRAN DATA KEPENDUDUKAN KAB. HSS TAHUN 2010
Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan melaksanakan Orientasi dan Bimbingan Teknis Pemutakhiran Data Kependudukan Kab. HSS Tahun 2010 Tingkat Kabupaten dan Kecamatan. Senin (25/10) di Aula Rakat Mupakat Kandangan.
Acara tersebut dihadiri oleh Bupati HSS Dr. H. M. Safi’i, M. Si sekaligus membuka acara Orientasi dan Bimbingan Teknis Pemutakhiran Data Kependudukan Kab. HSS Tahun 2010 Tingkat Kabupaten dan Kecamatan tersebut, para Pimpinan SKPD terkait dan Camat se Kabupaten HSS.
Pada kesempatan tersebut, Bupati HSS menyampaikan bahwa acara tersebut untuk menerapkan sebuah sistem nasional yang terpadu dari tingkat Pusat, Provinsi, Kabupaten Kota dan Kecamatan serta sistem tersebut merupakan sistem nasional. Dalam kesempatan itu, Bupati mengutarakan beberapa sasaran yakni terlaksananya tertib administrasi kependudukan nasional tahun 2010, sebagai data dasar penentuan jumlah pemilih dalam partisipasi pemilihan umum tahun 2013 mendatang dan kegiatan tersebut mempunyai manfaat untuk kepentingan keamanan nasional. Dari sasaran tersebut, maka nantinya tidak ada lagi teroris yang mempunyai KTP ganda.
Kemudian dalam sambutan Bupati menghimbau kepada semua yang hadir agar kegiatan tersebut dicermati dengan baik dan apabila ada masalah ketidak mengertian, ketidak lengkapan sarana agar dikemukakan sehingga setelah juklak/juknis selesai tidak ada lagi alasan yang tidak tau prosedur tahapan dan lain sebagainya. Bupati menyatakan kepada para Camat agar melakukan penugasan jelas yang menangani khusus setiap saat. Dan kepada semua SKPD agar bisa menyiapkan perangkat keras dan perangkat lunak supaya dioperasionalkan secara optimal baik yang ada di Kabupaten, Kecamatan supaya terjadi koneksi antara Kecamatan, Kabupaten, Provinsi dan Nasional.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati mengingatkan dalam suatu organisasi di pemerintahan Kecamatan agar dapat menyiapkan cadangan terutama sumber dayanya. Bupati mengatakan pada tahun 2011 ada keterampilan teknis khusus baik yang menangani langsung atau pengkadaran harus disiapkan baik meningkatkan keterampilannya maupun pengkadarannya. Beliau mengutarakan bahwa kegiatan tersebut harus ditindaklanjuti oleh para Camat karena yang menjadi ujung tombak langsung adalah Kepala Desa, Lurah dan RT. Dan kepada SKPD terkait agar dapat melakukan pendataan secara real dan faktual karena pendataan tidak bisa menghayal besaran biaya yang timbul karena bisa berdampak di Lingkup Kabupaten dan Politik.
KETUA TP PKK BUKA PELATIHAN KADER
TP.PKK Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang diketuai oleh Dra. Hj. Herliyawati M. Safi’i pada Senin (25/10) menyelenggarakan Pelatihan Kader PKK Desa/Kelurahan se Kab. HSS tahun 2010 di Pendopo Kabupaten HSS.
Hadir di acara pembukaan tersebut, selain Ketua TP. PKK Kab. HSS Dra. Hj. Herliyawati M. Safi’i, juga hadir Wakil Ketua TP. PKK Kab. HSS Hj. Zaitun Ardiansyah, S. Ag beserta pengurus, Ketua TP. PKK Kecamatan se Kab. HSS.
Pada acara tersebut Ketua TP. PKK Kab. HSS membuka Pelatihan Kader PKK Desa/Kelurahan se Kab. HSS tahun 2010. Dra. Hj. Herliyawati M. Safi’i mengatakan bahwa pelatihan ini merupakan kegiatan yang sangat penting bagi pengurus dan anggota PKK karena melalui kegiatan tersebut akan memiliki dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan terutama dalam rangka pelaksanaan serta peningkatan program dan kegiatan TP.PKK Desa/Kelurahan dan dasar-dasar pengetahuan selaku Ketua, Sekretaris maupun Bendahara TP. PKK Desa/Kelurahan masing-masing.
Pengetahuan dan ketempilan tersebut memang mutlak dimiliki untuk memajukan serta meningkatkan mutu dan kemampuan pembangunan, terlebih saat ini PKK semakin dituntut untuk lebih meningkatkan peran sertanya dalam memacu pembangunan demi terwujudnya kehidupan masyarakat dan keluarga yang sejahtera lahir dan bathin, maju dan mandiri. Hal ini dikarenakan kesejahteraan bangsa dimulai dari kesejahteraan keluarga dan kesejahteraan keluarga merupakan salah satu sasaran pembangunan.
Pada kesempatan tersebut, Hj. Zaitun Ardiansyah, S. Ag selaku Ketua Panitia menyampaikan laporannya bahwa tujuan dilaksanakan pelatihan tersebut untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader PKK desa/kelurahan dalam rangka kelancaran pelaksanaan program kerja PKK dan administrasinya.
Peserta pelatihan terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Bendahara TP. PKK se Kab. HSS. Adapun jumlah seluruh peserta sebanyak 444 orang yang terdiri dari Kecamatan Kandangan sebanyak 54 orang, Sungai Raya 54 orang, Daha Utara 57 orang, Padang Batung 51 orang, Daha Selatan 48 orang, Telaga Langsat 33 orang, Simpur 33 orang, Loksado 33 orang, Angkinang 33 orang, Kalumpang 27 orang dan Daha Barat 21 orang.
Kegiatan pelaksanaan pelatihan tersebut dilaksanakan 2 angkatan yakni angkatan pertama dilaksanakan pada hari Senin tanggal 25 Oktober 2010 yang diikuti 5 Kecamatan yang antara lain Kecamatan Kandangan, Sungai Raya, Daha Selatan, Daha Barat dan Simpur. Sedangkan angkatan yang kedua dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 26 Oktober 2010 besok yang diikuti 6 Kecamatan yakni Kecamatan Daha Utara, Loksado, Telaga Langsat, Angkinang, Kalumpang dan Padang Batung.
Kemudian Ketua Panitia mengutarakan bahwa materi pelatihan yang diberikan berupa 10 program pokok PKK, administrasi PKK yang berupa buku wajib, administrasi pokja I sampai dengan IV serta administrasi kelompok dasa wisma. Untuk pelatih atau pengajar berasal dari TP. PKK Kab. HSS.
PENYAMPAIAN RAPERDA RAPBD 2011 DAN DANA CADANGAN KEGIATAN PEMILU KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH TAHUN 2013
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Hulu Sungai Selatan mengadakan Rapat Paripurna Pembicaraan Tingkat I mengenai Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD tahun 2011 dengan agenda Penyampaian Nota Keuangan dan Dana Cadangan Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kab.HSS tahun 2013. Jum’at (22/10) di Gedung DPRD setempat.
Rapat kali ini dibuka langsung oleh Ketua DPRD Kab. HSS Ja’far, S. Hut. Adapun yang hadir diacara tersebut yakni Bupati HSS Dr. H. M. Safi’i, M.Si, Wakil Bupati HSS H. Ardiansyah, S. Hut, Wakil Ketua DPRD beserta anggota, Sekretaris Daerah HSS Drs. H. Achmad Fikry, M. AP, para Unsur Muspida, dan para pimpinan SKPD.
Dalam acara tersebut Bupati Kab. HSS Dr. H. M. Safi’i, M.Si menyampaikan bahwa rancangan APBD tahun 2011 disusun untuk belanja sebesar Rp. 557.034.891.185,00, sedangkan untuk Pendapatan sebesar Rp. 518.537.183.185,00. Untuk Pembiayaan terdiri dari Penerimaan Pembiayaan Rp 45. 222.708.000,00 dan Pengeluaran Pembiayaan Rp. 6.725.000.000,00
Kemudian Rancangan APBD tahun 2011 yakni Pendapatan Daerah yang ditargetkan berjumlah Rp. 518.597.183.185,00 telah mengalami kenaikan dari anggaran tahun lalu sebesar 0,10%. Kenaikan tersebut terdiri dari Pendapatan Asli Daerah yang naik 0,57 % dari tahun lalu yang diantaranya Pajak Daerah naik 4,95 %, Retribusi Daerah naik sebesar 3,89 % dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan juga naik sebanyak 26,48 %. Tetapi ada juga sumber PAD yang menurun dari tahun lalu yakni lain-lain PAD yang sah turun sebesar 9,71 %. Terhadap penurunan tersebut dikarenakan ada obyek-obyek pendapatan yang pada perubahan APBD tahun 2010 dapat ditingkatkan tetapi pada APBD tahun 2011 tidak dapat diperkirakan maksimal seperti hasil penjualan Aset Daerah yang tidak dapat dipisahkan.
Pada Pendapatan Dana Perimbangan juga mengalami kenaikan diantaranya bagi hasil pajak dan bagi hasil bukan pajak lebih besar dari tahun lalu terutama pada bagi hasil dari iuran eksplorasi dan iuran eksploitasi (royalti) serta bagi hasil dari pertambangan minyak bumi. Ada juga diantara pendapatan dana perimbangan yang diasumsikan sama dengan tahun lalu yakni Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus.
Bertolak belakang dengan pendapatan Dana Perimbangan yang mengalami kenaikan pada tahun ini, pada kelompok lain-lain Pendapatan Daerah yang sah pada tahun ini mengalami penurunan sebesar 22,57 % dari tahun lalu. Penurunan angka yang sangat besar tersebut diantaranya berasal dari dana alokasi infrastruktur sarana dan prasarana bidang pendidikan dan dari dana penyesuaian pada bidang kesehatan. Selain itu juga, pada pandapatan hibah dan bantuan keuangan dari provinsi juga mengalami penurunan.
Pada kesempatan tersebut, Bupati juga mengatakan bahwa Belanja Daerah tahun ini lebih kecil dari tahun lalu, yang mana tahun ini dianggarkan sebesar Rp. 557.034.891.185,00 sedangkan tahun lalu setelah perubahan sebesar Rp. 569.399.054.999,00. Penurunan anggaran kali ini karena untuk menyesuaikan dengan kepastian dan ketersediaan anggaran pendapatan juga semangat SKPD dalam efesiensi serta rasionalisasi anggaran terutama pada belanja langsung yang berhubungan dengan kegiatan SKPD.
Adapun pada belanja tidak langsung tahun ini dianggarkan berjumlah Rp. 358.939.465.095,00 atau naik sebesar 4,54 % dari tahun lalu, yang pada tahun lalu berjumlah Rp 15.583.115.738,00. Kenaikan yang sangat signifikan ini dikarenakan pada belanja tidak langsung terdapat anggaran untuk pembayaran gaji PNS yang tahun ini diperkirakan ada kenaikan gaji pokok sebesar 10%, accres sebesar 2,5% dari realisasi gaji tahun lalu sebagai persediaan pembayaran gaji tambahan pegawai baru, kenaikan pangkat, gaji berkala, uang duka dan lain sebagainya.
Selanjutnya Belanja Langsung tahun ini dianggarkan sebesar Rp. 198.095.426.090,00. Dibandingkan dengan tahun lalu belanja langsung tahun ini mengalami penurunan sebesar 12,36 %.
Kemudian Bupati HSS mengutarakan bahwa prioritas utama pembangunan daerah tahun 2011 diantaranya pembangunan pasar Los Batu Kandangan, pembangunan RSUD H. Hasan Basery Kandangan, pembangunan saran dan prasarana olahraga di Daha Selatan, pembangunan jalan Siang Gantung-Bajayau tahap II, pembangunan jalan lingkar Kandangan tahap I, pembangunan Bundaran Tugu Hamalau, pembangunan rumah keluarga miskin, pengamanan pagar jalan H. M Yusi, kelanjutan pembangunan sarana fisik di pondok pesantren Al Baladul Amin dan lain-lain.
Pembiayaan Daerah terdiri dari penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan. Penerimaan pembiayaan diperkirakan tahun ini berjumlah Rp. 45.222.708.000,00 yang terdiri dari pada SiLPA sebesar Rp. 43.497.708.000,00. SiLPA tersebut adalah perkiraan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran tahun 2010 sedangkan SiLPA tahun 2009 yang lalu berjumlah Rp. 57.380.404.507,00.
Pengeluaran Pembiayaan tahun ini berjumlah Rp. 6.725.000.000,00 yang terdiri dari Pembentukan Dana Cadangan sebesar Rp. 2.000.000.000,00, penyertaan modal atau investasi daerah Rp. 3.000.000.000,00 dan untuk pemberian pinjaman daerah berjumlah Rp. 1.725.000.000,00. Dana Cadangan tersebut dipersiapkan untuk biaya kegiatan pelaksanaan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah HSS tahun 2013 mendatang.
Penggunaan atas dana cadangan tersebut akan dicairkan dari rekening dana cadangan ke rekening kas umum daerah dan dianggarkan dalam belanja langsung SKPD pengguna dana cadangan berkenaan. Jumlah anggaran belanja langsung tahun anggaran 2013 Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah selain berasal dari pindahan dana cadangan tapi juga disediakan dana tambahan pada anggaran murni sesuai perhitungan dan keperluannya.
Dari penerimaan dan pengeluaran pembiayaan tersebut maka dari selisihnya terdapat Pembiayaan Netto sebesar Rp. 38.497.708.000,00. Dengan jumlah tersebut, telah dapat menutupi defisit anggaran yang jumlahnya sama dengan jumlah pembiayaan netto tersebut. Dengan demikian posisi Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran tahun berkenaan atau SiLPA pada rancangan APBD tahun 2011 adalah nihil.
Diakhir acara dilaksanakan penyerahan naskah dari Bupati HSS kepada Ketua DPRD Kab. HSS yang disaksikan oleh anggota Wakil Bupati, Wakil Ketua DPRD beserta anggota, Sekretaris Daerah, para unsur Muspida dan Pimpinan SKPD.
Senin, 25 Oktober 2010
Pembangkit Listrik Bobol, Desa Ulang Gelap
KANDANGAN – Sebanyak 150 Kepala Keluarga yang ada di Desa Ulang Kecamatan Loksado sejak sepekan ini, mengalami kesulitan penerangan. Pasalnya, Pembangkit Listrik Tenaga Micro Hidro (PLTMH) yang dibangun di desa mereka bobol, akibat dihantam ribuan kubik air bah Senin (18/10) tadi.
Dari Informasi yang didapat Radar Banjarmasin di lapangan, sejak dibangunnya PLTMH pada tahun 2008 ini, Desa Ulang memiliki penerangan yang cukup. Bahkan aktivitas masyarakat pada malam hari berjalan dengan lancar.
Tapi, setelah Bendungan PLTMH yang dibangun di atas Sungai Loksado ini jebol, secara otomatis Desa Ilung kembali gelap gulita. Seiring dengan kejadian ini, masyarakat Desa Ilung meminta pemerintah daerah terutama dinas terkait untuk kembali memprogramkan perbaikan Bendungan PLTMH.
“Kami mengharapkan adanya perbaikan sesegera mungkin, karena penerangan sangat kami butuhkan,” Ujar Samsudin warga Desa Ulang yang ditemui Radar Banjarmasin.
Menurut bapak satu anak ini, sejak bendungan jebol seluruh desa menjadi gelap, anak-anak tidak bisa belajar dan para orang tua tidak bisa melakukan aktivitas dengan baik.
Patalnya lagi, gelapnya desa tersebut kerap membuat warga diteror oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Dengan banyaknya masalah yang dihadapi oleh warga desa. Dirinya berharap agar pemerintah daerah segera memperbaiki Bendungan PLTMH yang bobol, akibat air bah tersebut.
Asisten Pemerintahan, Ir Fathurrahman yang di konfirmasi Radar Banjarmasin mengatakan, pemerintah daerah melalui Dinas Pertambangan dan Energi akan segera memprogramkan perbaikan terhadap Bendungan yang jebol. Namun sebelum perbaikan tersebut diprogramkan, dinas terkait harus terlebih dahulu melakukan survey. Sehingga mengetahui tingkat kerusakan dan dana yang akan dipergunakan untuk melakukan perbaikan. (rif/ij/abj)
TAHUN DEPAN BAGARAKAN SAHUR DITIADAKAN
Dianggap kurang relevan dengan situasi dan kondisi sekarang ini, kegiatan Lomba Tanglong dan Bagarakan Sahur yang biasanya dihelat Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Hulu Sungai Selatan setiap malam 21 Ramadhan, tahun depan bakal ditiadakan.
Hal ini terungkap pada saat Halal Bihalal dan Silaturrahmi MUI di Aula Wakil Bupati HSS, belum lama tadi.
“ Malam tersebut malam yang sakral. Namun dalam perkembangan ada yang hilang esensinya dan nilai-nilai sebagaimana yang diajarkan dalam koridor agama Islam, “ ujar Bupati HSS, HM. Safi’i.
Menurut Bupati, pada malam tersebut terjadi kebut-kebutan di jalan raya yang tidak bisa dikendalikan. Juga pesta mercon dan kembang api yang bisa mengganggu keselamatan orang lain.
“ Sebagai gantinya pada malam 21 Ramadhan 1432 H / 2011 M tahun depan setelah shalat Tarawih dilaksanakan Tadarrusan Massal dan santap sahur bersama di Lapangan Lambung Mangkurat, Kandangan,” ujar suami Hj. Herliyawati ini.
Hal yang sama terjadi pada Lomba Takbiran keliling kota Kandangan malam hari raya Idul Fitri. Dengan alasan yang sama kegiatan tersebut bakal diganti dengan Takbiran Bersama di Lapangan Lambung Mangkurat.
“ Sepanjang hal itu demi kebaikan bersama, kami sangat mendukung kebijakan Pemkab HSS tersebut,” ujar Dardi, warga Kandangan.
Menurut Dardi, nuansa Islami harus terus diterapkan di Bumi Antaludin supaya kedamaian dan ketenangan umat Islam dalam menjalankan ibadah tetap selalu terjaga.
LOMBA POSYANDU TINGKAT PROVINSI TAHUN 2010
TIM PENILAI DISAMBUT DRUMBAND
Suasana berbeda tampak terlihat di Desa Angkinang, Kecamatan Angkinang, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, belum lama tadi. Para personel drum band unjuk kebolehan di depan warga dan undangan. Begitu pula dengan anak-anak TK Pertiwi XI Angkinang yang menyanyikan lagu “Aku Anak Sehat”
Atraksi tersebut dipertunjukkan saat penyambutan Tim Penilai Posyandu Provinsi yang diketuai Hj. Mariani dan disertai oleh anggota lainnya.
Mereka datang ke Angkinang untuk menilai Posyandu Tumpuan Harapan yang menjadi wakil Kabupaten HSS.
Kedatangan Tim Penilai diterima langsung oleh Wakil Ketua II TP PKK HSS, Hj. Isnaniah A. Fikry beserta pengurus lainnya.
“ Posyandu merupakan wahana kegiatan keterpaduan KB – Kesehatan di tingkat kelurahan atau desa yang melakukan kegiatan lima program yakni antara lain KB, GIZI, KIA, Imunisasi, dan Penanggulangan Diare, “ ujar Hj. Mariani saat memberikan kata sambutan.
Dalam kesempatan tersebut Plt. Camat Angkinang, Jumberi, menyampaikan bahwa keikutsertaan Desa Angkinang dalam Lomba Posyandu Tingkat Provinsi tersebut berdasarkan hasil penilaian dari Tim Penilai Lomba Posyandu Kabupaten HSS sebelumnya, yakni sebagai terbaik pertama.
“ Kepada kader Posyandu Desa Angkinang agar dapat memanfaatkan kesempatan ini sebagai momentum evaluasi yang selanjutnya dijadikan acuan dan landasan berpijak dalam upaya meningkatkan dan memajukan desa khususnya dalam hal pengelolaan kegiatan Posyandu dimasa yang akan datang,” ujar Plt. Camat Angkinang.
Sementara Kepala Desa Angkinang, Muhan Ahadi mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut berpartisipasi mendukung Posyandu Tumpuan Harapan mengikuti Lomba Posyandu Tingkat Provinsi.
“ Kepada TP PKK HSS dan pihak Kecamatan Angkinang yang memberikan pembinaan, arahan, dan dukungan moril hingga terlaksananya kegiatan penilaian lomba ini," ujar Muhan Ahadi.
Jum'at, 22 Oktober 2010
JADI DUTA HULU SUNGAI SELATAN
Kalau tak ada aral, Aruh Sastra Kalimantan Selatan ( ASKS ) VII bakal digelar pada tanggal 26 – 28 November 2010 di Tanjung, Kabupaten Tabalong.
Kegiatan ini adalah even tahunan besutan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kalsel dengan Dewan Kesenian Kalsel. Ratusan sastrawan banua bakal menyerbu kota Tanjung. Beragam lomba bidang sastra digelar. Seperti madihin, basyair, baca puisi, dsb.
13 kabupaten / kota se Kalsel akan mengirimkan duta terbaiknya pada ASKS VII kali ini. Tak terkecuali dengan Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Rencananya kontingen Bumi Antaludin ini bakal mengirim sekitar 25 peserta.
“ Mereka terdiri dari para sastrawan, penulis, wartawan, guru, dan para pelajar HSS yang konsen dengan dunia sastra,” ujar Aliman Syahrani, penggiat sastra HSS.
Khusus untuk pelajar, menurut Aliman Syahrani, yang akan berangkat ke Bumi Saraba Kawa mewakili HSS adalah pelajar yang berprestasi di bidang seni terutama puisi. “ Tingkat SD diwakili Ahmad Rizali Fahmi dari Kandangan. Tingkat SMP / MTs diwakili Nita Anggraini, pelajar MTsN Angkinang. Sementara tingkat SMA / SMK diwakili tiga orang yakni Norliani Safitri dari SMAN 2 Kandangan, Redha Adharyan Ansyari dan Fauziah Rezky keduanya dari SMKN 2 Kandangan, “ ungkap Aliman Syahrani.
Sementara Nita Anggraini, pelajar Kelas VII C MTsN Angkinang sangat bersyukur jadi salah satu duta HSS pada ASKS VII. “ Ingin membawa nama harum sekolah dan daerah,” ujar Nietha, begitu ia biasa disapa.
Pelajar kelahiran Martapura, 12 Oktober 1997 ini mohon do’a restu agar pada saat di Tanjung nanti dapat tampil maksimal dan memberikan yang terbaik bagi daerah tercinta.
Selain mengikuti ceramah / diskusi sastra, Nietha rencananya juga akan membacakan puisi karya sastrawan HSS, Burhanuddin Soebely, berjudul Pada Suatu Hari.
DINKES SIAGAKAN PUSKESMAS
KANDANGAN - Curah hujan yang turun begitu deras akhir-akhir ini, secara tidak langsung membuat beberapa wilayah tergenang air. Akibatnya, banyak masyarakat yang mengalami kesulitan untuk melakukan aktivitas. Tidak itu saja, warga yang daerahnya kebanjiran juga sudah mulai terserang gatal-gatal.
Menyikapi masalah itu, Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) Ir Fathurahman yang dihubungi Radar Banjarmasin mengatakan, dirinya telah meminta Puskesmas yang ada di semua kecamatan agar selalu siaga dan turun langsung ke masyarakat dalam memberikan bantuan kepada masyarakat yang ada di pedesaan.
” Kita sudah minta semua puskesmas dan para dokter yang bertugas di kecamatan untuk melakukan pemeriksaan terhadap masyarakat yang terserang gatal-gatal,” ujarnya.
Pemeriksaan yang dilaksanakan sesuai dengan kondisi dan keluhan masyarakat yang ada di lapangan. Dengan melihat dari kondisi tersebut, diharapkan masyarakat dapat terhindar dari penyakit yang lebih besar.
NASIB SASTRAWAN HSS ?
Sastrawan lokal di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan saat ini keberadaan dan eksistensi mereka kurang dikenal masyarakat setempat, ujar Aliman Syahrani seorang sastrawan di Kandangan, ibu kota HSS, Minggu.
"Padahal sejak dulu Hulu Sungai Selatan dikenal sebagai gudangnya sastrawan dan banyak sastrawan besar Kalsel berasal dari kabupaten itu," ujarnya.
Beberapa sastrawan besar Kalsel yang berasal dari Hulu Sungai Selatan antara lain seperti Maseri Matali, Merah Daniel Bangsawan, Arthum Artha dan D Zauhidie.
Bahkan beberapa diantara mereka bukan hanya dikenal dilingkup Kalsel tetapi juga secara nasional.
Namun sayangnya, masyarakat setempat khususnya generasi muda banyak yang tidak mengenal mereka atau kalaupun ya tetapi tidak mengetahui bila sastrawan-sastrawan itu berasal dari Hulu Sungai Selatan.
Menurut dia, kondisi itu salah satunya disebabkan oleh minimnya bantuan pemerintah daerah setempat dalam memfasilitasi penerbitan karya-karya sastrawan lokal.
"Yang terjadi selama ini sastrawan lokal terpaksa menerbitkan karya mereka secara pribadi dengan dana pribadi pula," katanya.
Bukan hanya menggunakan dana pribadi bahkan penyebaran dan pemasaran hasil karya itu juga dilakukan secara pribadi tanpa ada bantuan pemerintah daerah.
Hal itu menyebabkan tingkat produktivitas sastrawan lokal cenderung rendah bila diukur dari hasil karya mereka misalnya berupa buku.
Kondisi itu menyebabkan tingkat penyebaran dan pendistribusian hasil karya sastrawan lokal menjadi terbatas.
"Kondisi itulah yang sering menjadi kendala bagi sastrawan lokal sehingga berimbas kepada ketidaktahuan masyarakat terhadap eksistensi dan keberadaan mereka," tambahnya.
Kecdepan pemerintah daerah setempat diharapkan mau dan mampu memberikan aspirasi lebih baik kepada sastrawan lokal.
Akan lebih baik lagi bila pemerintah daerah bisa memfasilitasi perkembangan karya-karya sastrawan lokal dengan memasukkannya ke dalam kurikulum sekolah khususnya pada pelajaran muatan lokal.
Selain itu pemerintah daerah juga dapat membantu sastrawan lokal dalam upaya mereka menerbitkan dan memasarkan karya sastra.
"Misalnya satu tahun sekali pemerintah daerah setempat menerbitkan karya sastra dalam bentuk antalogi dan membagikannya kepada masyarakat saat perayaan hari jadi kabupaten," harapnya.
Melalui cara itu diyakini perkembangan sastra di Hulu Sungai Selatan dapat lebih merata dan cepat serta keberadaan mereka dapat lebih diketahui, demikian Aliman Syahrani.
Kamis, 21 Oktober 2010
WARGA KANDANGAN KALSEL SIAGA BENCANA BANJIR
Warga Kandangan, Ibu Kota Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan, siaga menghadapi kemungkinan terjadi bencana banjir luapan Sungai Amandit.
Dalam suasana siaga bencana banjir tersebut, hampir semua warga 'kota dodol', sekitar 135 km utara Banjarmasin itu, pada Senin (18/10) malam tidak tidur semalam suntuk.
"Kami terpaksa tidak tidur semalaman, berkemas-kemas sebagai antisipasi kemungkinan makin tingginya luapan air Sungai Amandit," ujar Nordiah, warga kampung Pandai, Kandangan, Selasa (19/10).
"Bahkan banyak warga yang terpaksa meninggalkan rumahnya mengungsi ke tempat yang dianggap aman guna menghindari kemungkinan munculnya bencana," ujar Asti, warga Karang Jawa, menambahkan.
Kantor Koramil Kecamatan Padang Batung tampak diramaikan kehadiran pengungsi, karena kawasan tersebut agak tinggi dan dianggap relatif aman dari bencana banjir.
Warga mengungsi karena aliran Sungai Amandit yang membelah kota dodol sudah merendam sebagian lantai rumah penduduk pada sejumlah kawasan di wilayah Kandangan.Ketinggian air pada beberapa ruas jalan di kota tersebut sekitar 75 cm.
Luapan air baru agak mereda mulai menjelang subuh Selasa atau sekitar pukul 04.00 Wita, namun sejumlah pengungsi belum berani pulang ke rumahnya, demikian Asti.
Akibat terjangan banjir dari luapan Sungai Amandit tersebut, sebanyak delapan rumah penduduk di daerah hulu sungai itu hanyut, namun tidak menimbulkan korban jiwa.
Meluapnya air Sungai Amandit karena guyuran hujan lebat hampir sehari suntuk pada Senin di kawasan Pegunungan Meratus yang merupakan daerah hulu sungai-sungai di Kalsel.
BANJIR DI KANDANGAN HANYUTKAN TUJUH BANGUNAN
Tujuh bangunan yang terdiri dari enam buah rumah tinggal dan satu mushola di Desa Malinau, Kecamatan Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan, hanyut setelah diterjang air bah, Senin.
Menurut Anggota Taruna Siaga Bencana (Tagana) setempat, Rival Cahyadi, di Kandangan, ibu kota HSS, air bah datang dengan tiba-tiba dan sangat cepat. "Gelombang air bah terjadi dengan sangat cepat, setelah sebelumnya turun hujan lebat," ujarnya.
Meski terjadi tak lebih dari 30 menit, namun terjangan air bah berhasil menghancurkan dan menghanyutkan enam rumah dan satu mushola yang dibangun di bantaran sungai Amandit hingga hilang tak berbekas.
Terjangan air bah juga membuat satu jembatan di Desa Tanuhi di kecamatan yang sama menjadi miring sehingga nyaris tidak dapat dilalui. "Saat ini air sungai Amandit sudah mulai surut meski debitnya masih lebih tinggi dari biasanya, yaitu naik sekitar satu meter," katanya.
Hingga saat ini, tim Tagana dan unsur Muspika setempat masih berada di lokasi untuk melakukan evakuasi terhadap korban yang rumah mereka hilang diterjang air bah.
Para korban sementara diungsikan ke rumah penduduk yang letak rumahnya lebih jauh dari daerah aliran sungai Amandit. "Berdasarkan hasil koordinasi kami dengan pihak kecamatan setempat, rencananya akan segera dibangun dapur umum," tambahnya.
Meski luapan air bah sudah surut tetapi dikhawatirkan akan melanda dan menerjang pemukiman penduduk di Kota Kandangan yang mendiami bantaran sungai Amandit.
Karena itulah, beberapa petugas Unit Reaksi Cepat Tim Tagana setempat bergerak menuju Kota Kandangan untuk melakukan antisipasi dan upaya meminimalisasi kemungkinan akan adanya korban.
Pemukiman penduduk yang berada di sepanjang bantaran sungai Amandit dari Desa Malinau hingga Kota Kandangan juga diperingatkan agar berhati-hati terhadap kemungkinan diterjang air bah, demikian Rival Cahyadi. , menurut statistik Juli dari pos milik pemerintah dan pelayanan telekomunikasi.
Warga Kandangan Kalsel Siaga Bencana Banjir
Selasa, 19 Oktober 2010 06:19 WIB | Peristiwa | Umum | Dibaca 479 kali
Kandangan, Kalsel (ANTARA News) - Warga Kandangan, ibukota Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan, siaga menghadapi kemungkinan terjadi bencana banjir, karena luapan Sungai Amandit.
Dalam suasana siaga bencana banjir tersebut, hampir semua warga "kota dodol" Kandangan (135 Km utara Banjarmasin) itu, tidak tidur semalam suntuk, Senin malam, demikian dilaporkan, Selasa.
"Kami terpaksa tidak tidur hampir semalam suntuk, berkemas-kemas sebagai antisipasi kemungkinan makin tingginya luapan air Sungai Amandit," ujar Nordiah, warga kampung Pandai Kandangan.
"Bahkan banyak warga yang terpaksa meninggalkan rumahnya mengungsi ke tempat yang dianggap aman, guna menghindari kemungkinan bencana," tambah Asti, warga Karang Jawa kota dodol tersebut kepada ANTARA Banjarmasin.
Seperti Kantor Koramil Kecamatan Padang Batung diramaikan pengungsi, karena kawasan tersebut agak tinggi dan dianggap relatif aman dari bencana banjir, ungkap ibu dari satu anak itu.
Pasalnya luapan air Sungai Amandit yang membelah kota dodol Kandangan sudah merendam sebagian lantai rumah penduduk pada sejumlah kawasan di wilayah Kandangan.
Ketinggian air pada beberapa ruas jalan di wilayah yang mendapat julukan kota dodol tersebut sampai sepinggang orang dewasa atau sekitar 75 cm.
Luapan air Sungai Amandit itu baru agak mereda, mulai menjelang subuh Selasa atau sekitar pukul 04.00 Wita, namun sejumlah pengungsi belum berani pulang ke rumahnya, demikian Asti.
Akibat terjangan banjir dari luapan Sungai Amandit tersebut, sebanyak delapan rumah penduduk di daerah hulu sungai itu hanyut, namun tidak menimbulkan korban jiwa.
Meluapnya air Sungai Amandit itu karena guyuran hujan lebat hampir sehari suntuk Senin di kawasan Pegunungan Meratus yang merupakan daerah hulu sungai-sungai di Kalsel.(*)
(ANT/R009)
Mbah Soekat: Tidak Ada Pensiun dalam Menulis
Tribunnews.com - Senin, 18 Oktober 2010 14:00 WIB
Share Cetak PDF Print Berita Ini + –
TRIBUNNEWS.COM - Menulis bagi Soekat ( 70 ) pensiunan Kepala SD di Jepara merupakan hobi tersendiri , karena dengan tulisan dia dapat membuka kesalahan orang lain tanpa kekerasan saking ampuhnya dunia tulis menulis itulah maka meskipun dirinya telah pensiunan sebagai pegawai negeri maka dia tidak mempensiunkan dirinya dalam menulis.
Justru setelah pensiun ini waktu dia lebih banyak digunakan untuk membaca dan menulis apapun yang merupakan hobinya sejak muda. Menurutnya perasaan apapun dapat dituangkan dalam tulisan , baik itu senang , susah , gembira dan jatuh cintapun dapat dituangkan dalam tulisan. Oleh karena itu dalam kesehariannya dia pasti melahirkan satu tulisan , yang dapat dipublikasikan di media ataupun hanya menjadi catatan tersendiri baginya.
“ Awal saya menulis adalah ketika saya mendapat perlakuan tidak adil dari seorang penguasa , karena di beritahu dengan kata-kata tidak bisa , maka ketidakadilan itupun saya tulis dalam media tabloid Detik Jakarta , itu saya lakukan tahun 70 an yang lalu . Dengan tulisan itu kedok diapun terbuka , karena tidak terima saya dilaporkan polisi dan harus menginap di kantor polisi, namun kebenaran akhirnya yang menang . Kebiasaan menulis it uterus tumbuh sampai sekarang “ , ujar Mbah Soekat yang saat ini masih aktif menulis untuk Media Gelora milik Pemerintah Daerah Jepara.
Untuk menjadi penulis yang baik menurut Mbah Soekat banyak hal yang harus dimiliki , diantaranya banyak membaca tulisan atau karya orang lain. Dengan membaca karya orang lain kita dapat mengetahui apa yang harus kita tulis , bagaimana gaya tulisannya dan apa saja hal yang disenangi pembaca. Dengan mempelajari itu semua tulisan-tulisan kita yang akan kita sajikan pada pembaca akan menjadi perhatian mereka dan dinanti-nanti oleh para pembaca. Memang banyak orang yang takut menulis karena , sudah pesimis tulisan mereka tidak menarik sehingga tidak menjadi perhatian pembaca sehingga sebelum terpublikasi sudah masuk keranjang sampah duluan
“ Saya dahulu latihan menulis berita pada seorang polisi yang memberikan kaidah-kaidah penulisan untuk surat kabar, karena apa yang saya praktekkan disekolah justru banyak coretan yang dilakukan oleh redaksi . Nah bagi penulis muda yang ingin menjadi penulis betulan harus belajar pada seniornya lewat kursus, diskusi atau banyak membaca tulisan mereka “ , tambah Mbah Soekat yang punya keahlian juga menulis dalam bahasa Jawa.
Meskipun sudah 40 tahun lebih menulis berita, artikel dan tulisan lain Mbah Soekat mengaku tidak bosan untuk tetap menulis sehingga hari-harinya selepas pensiun dari PNS digunakan untuk jalan-jalan hunting mencari berita atau inspirasi tulisannya. Sehingga tiap kali media gelora terbit tulisannya tetap muncul menghiasi lembar-lembar majalah itu , sehingga menginspirasi penulis muda untuk kreatif menuangkan ide-denya lewat tulisan. Dengan tulisan itulah ia kenal orang , sehingga jika kebetulan jalan-jalan banyak orang yang menyapanya kemudian mengajaknya ngobrol sehingga ide-ide tulisan itu muncul dengan sendirinya. Dalam masa pensiun itu dia tidak merasa jenuh seperti yang lainnya , justru tambah bersemangat dalam menulis .
“ Kenyataannya banyak pegawai yang pensiun lalu penyakit strokenya muncul , namun berkat hobi saya menulis khususnya berita waktu pensiun ini saya gunakan untuk jalan-jalan cari ide tulisan sehingga badan menjadi sehat terus. Alhamdulillah setua ini saya belum pernah sakit parah Mas “ , kata mbah Soekat yang pernah mendapat gelar Kepala SD termuda di Jepara.
Memang dunia kepenulisan jika dihayati betul-betul akan menjadi sesuatu yang mengasyikkan dan juga dapat menjadi profesi yang cukup menjanjikan , sehingga tidak ada buruknya jika sebagian kita ada yang bercita-cita menjadi penulis handal. Selain itu menjadi penulis tidak ada kata terlambat atau pensiun , setua apapun kita bisa mengembangkan kemampuan kita untuk menulis. Seperti halnya mbah Soekat dari kota ukir Jepara ini , dalam usianya yang cukup tua namun masih semangat untuk menulis , kadang saya merasa malu dengan semangatnya itu dengan alasan tidak ada waktu atau yang lain komitmen yang saya buat tidak dapat berjalan yaitu sehari menghasilkan satu tulisan . Selamat berkarya Mbah Soekat !!!!!!!! (FM)
Lingkungan Kalsel dan Kalteng Buruk
Tribunnews.com - Selasa, 19 Oktober 2010 07:10 WIB
Share Cetak PDF Print Berita Ini + –
KUALITAS LINGKUNGAN KALTENG
Kualitas air 2,91 persen (buruk)
Kualitas udara 93,71 persen (jelek)
Tutupan lahan 40,48 persen (sedang)
PANGKARAYA, TRIBUNNEWS.COM -- Pemerintah provinsi di dua daerah bertetangga yaitu Kalteng dan Kalsel harus lebih serius memerhatikan lingkungan mereka. Pasalnya, indeks kualitas lingkungan hidup di dua provinsi itu cukup buruk, dibanding provinsi lain di Indonesia.
Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia, Gusti Muhammad Hatta mengaku prihatin dengan kondisi tersebut. Dari 33 provinsi di Indonesia, indeks kualitas lingkungan hidup Kalteng menempati urutan 27 dan Provinsi Kalsel di urutan 26 secara nasional.
Hatta mengatakan, ada tiga kriteria penilaian indeks kualitas lingkungan hidup yang dilakukan di tiap provinsi. Yakni kondisi penutupan lahan, kualitas air dan kualitas udara di daerah yang dievaluasi.
"Kalteng nilainya anjlok itu pada kualitas air karena hanya 2,91 persen, kalau kualitas udaranya sangat bagus yaitu 93,71 persen dan tutupan lahan 40,48 persen.
Di Kalsel dan Kaltim saya pernah sidak (inspeksi mendadak), perusahaan tidak mau mengolah air asam tambang dan langsung mengalirkan ke perairan umum," ujar Hatta di Aula Jayang Tingang Kantor Gubernur Kalteng, Senin (18/10/2010).
Hatta mengaku sering emosi terhadap ulah perusahaan nakal itu karena dampaknya fatal bagi masyarakat. Padahal, membuat kolam dan mencegah pencemaran itu adalah kewajiban tiap perusahaan.
Menteri kelahiran Kalsel itu mengaku kagum dan bangga atas respons cepat Pemerintah Provinsi Kalteng yang membuat langkah konkret, sekaligus target untuk memperbaiki kualitas lingkungan. Sebaliknya, dia merasa prihatin karena hal serupa belum signifikan dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Kalsel, tempat kelahirannya.
"Kalsel masih adem-ayem. Nanti akan saya bangunkan mereka," tegasnya.
Peringatan ketaatan terhadap aturan hukum tidak hanya ditujukan kepada pihak perusahaan, tetapi juga kepada pejabat pemerintah. Bukan mustahil, mereka juga akan terbelit masalah hukum jika membiarkan pelanggaran seperti pencemaran lingkungan terus berlangsung.
"Undang-undang lingkungan hidup mengatur semuanya. Tidak hanya perusahaan, pejabat pemerintah mulai dari bupati/wali kota, gubernur, menteri dan deputi-deputi juga bisa kena. Apabila mereka membuat kesalahan, misalnya perusahaan belum memenuhi syarat, tapi mereka beri izinnya, maka dia akan kena juga. Pejabat yang bersifat membiarkan, juga akan diproses," katanya
Hatta tidak menutup mata terhadap tudingan adanya kelalaian kepala daerah dalam melakukan pengawasan. Akibatnya, perusahaan dengan leluasa melakukan perbuatan yang melanggar aturan. (*)
Banjir di Kalsel Meluas, 11 Jembatan Hancur dan 500 Rumah Terendam
Selasa, 19 Oktober 2010 | 14:36 WIB
Besar Kecil Normal
TEMPO Interaktif, Banjarmasin - Banjir di Kalimantan Selatan meluas. Sedikitnya 11 jembatan hancur dan lebih 500 rumah di Rantau Kabupaten Tapin terendam dengan ketinggian antara 40 hingga 70 sentimeter, Selasa (19/10).
Daerah parah yang dilanda banjir bandang terjadi di Kecamatan Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Di lokasi tersebut tujuh jembatan dan enam rumah penduduk hancur terbawa arus pada Senin (18/10) sore. ”Untungnya tidak ada korban jiwa dalam musibah ini,” kata Camat Loksado Rubingan, kepada Tempo hari ini.
Setelah menghantam kawasan obyek wisata Loksado di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, banjir terus menghantam Desa Miawa di Kabupaten Tapin. Di Desa Miawa, banjir bandang menghancurkan lima jembatan dan dua rumah penduduk.
”Sebagian tim penanggulangan bencana menuju Miawa, sebagian lagi bertahan di Rantau,” kata Ketua Tim Tagana Kabupaten Tapin Sugiri, kepada Tempo hari ini.
Alasannya, setelah menghantam Desa Miawa, banjir besar akan melanda kawasan Rantau, ibu kota Kabupaten Tapin.
Hingga siang ini sedikitnya 500 rumah penduduk sudah terendam banjir. Sementara kondisi air terus mengalami peningkatan dibandingkan pagi hari. ”Kita siap-siap mendirikan tenda darurat dan dapur umum,” kata Sugiri.
Daerah yang terendam adalah Desa Kupang, Desa Rantau Kanan, dan Desa Rangka, dengan total rumah terendam sekitar 500 rumah. ”Berapa jiwa, kita belum lakukan pendataan, karena banjir terus berlangsung,” ucap Sugiri.
Khaidir Rahman
Banjir Bandang di Kalsel Terjang 6 Rumah
Posting by: spn/kmps (Senin, 18 Oktober 2010)
BANJARMASIN, - Banjir bandang dilaporkan menerjang enam rumah, satu tempat ibadah, dan satu jembatan gantung di kawasan Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan, Senin (18/10), sekitar pukul 17.00 WITA. Banjir terjadi karena hujan deras di Pegunungan Meratus.
Banjir terparah terjadi di Desa Malinau, Kecamatan Loksado, atau sekitar 150 kilometer arah timur laut dari Kota Banjarmasin. Di desa inilah keenam rumah dan tempat ibadah itu dilaporkan hanyut ke sungai.
Hingga Senin malam, Kepala Bidang Penanggulangan Bencana Dinas Kesejahteraan Sosial Kabupaten Hulu Sungai Selatan Hamliansyah yang dikonfirmasi dari Banjarmasin, mengatakan, belum menerima laporan korban jiwa dalam peristiwa ini. "Kami masih mengecek ke lokasi," ujarnya.
Banjir terparah terjadi di Desa Malinau, Kecamatan Loksado, atau sekitar 150 kilometer arah timur laut dari Kota Banjarmasin. Di desa inilah keenam rumah dan tempat ibadah itu dilaporkan hanyut ke sungai. Sedang jembatan gantung yang putus berada di hulu Sungai Amandit, dekat Tanuhi yang terkenal dengan obyek wisata pemandian air panasnya. Kawasan Loksado sendiri dikenal sebagai daerah tujuan wisata di Kalsel.
rep:kmps
Bupati Larang Rumah di Bantaran Sungai
KANDANGAN - Setelah mendengar adanya musibah air bah yang menghanyutkan tujuh rumah milik masyarakat Desa Malinau Kecamatan Loksado. Bupati Hulu Sungai Selatan (HSS) Dr H Muhammad Safi'i langsung mengunjungi lokasi bencana.
Kunjungan yang dilakukan bupati ini untuk memberikan perhatian dan semangat kepada masyarakat Desa Malinau agar tabah menerima cobaan.
Dari pantuan Radar Banjarmasin di lapangan, kunjungan bupati ini dapat membangkitkan semangat masyarakat desa. Buktinya kedatangan bupati tersebut, langsung disambut oleh ratusan masyarakat yang ada di Desa Malinau.
Dalam kunjungannya tersebut, bupati menyempatkan diri berdialog dengan sejumlah masyarakat yang mendampinginya. Dari hasil dialog tersebut diketahui, bahwa rumah warga yang tersapu air bah ini, karena posisi bangunan yang berada dekat bantaran sungai. Meski lokasinya lebih ke atas dari tebing, tapi jika air sungai meluap maka rumah tersebut akan terendam.
“Benar setiap air sungai meluap rumah kami tergenang. Tapi tidak separah sekarang ini hingga mengakibatkan tujuh rumah warga kami hanyut terbawa arus,” ujar Supian warga setempat.
Mendengar jawaban tersebut bupati meminta agar pembangunan rumah nantinya tidak di pinggiran sungai lagi, tetapi harus mencari tempat yang lebih tinggi. Sehingga ketika banjir atau air bah datang, mereka tidak khawatir lagi atau takut kebanjiran seperti sekarang ini. “Kami meminta, demi keselamatan mereka sendiri untuk tidak membangun rumah di bantaran sungai seperti yang ada sekarang,” ujarnya.
Dengan terjadinya musibah banjir yang mengakibatkan tujuh rumah hilang. Diharapkan masyarakat setempat dapat mengambil hikmahnya dan menjadikan masalah tersebut sebagai bagian dari pelajaran. (rif/ij/ram)
Sebelas Jembatan Rusak Parah
Sembilan dari 11 Kecamatan di HSS Terendam
KANDANGAN – Meluapnya air Sungai Kandihin, Amandit dan Nagara yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS). Senin (18/10) sekira pukul 15.00 kemarin, ternyata membawa imbas dan kerugian ratusan juta rupiah.
Pasalnya, luapan ketiga sungai tersebut, selain merusak beberapa infrastruktur, juga merusak puluhan rumah di beberapa desa, serta merendam ratusan rumah dan lahan milik petani.
Dari pantuan Radar Banjarmasin di lapangan, hingga hari ini, masih ada beberapa kecamatan yang masih tergenang dengan ketinggian air di atas 50 centimeter.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten HSS Drs Muhamad Muhyani Rizale MSi yang dikonfirmasi mengatakan, kerugian akibat air bah mencapai ratusan juta rupiah. Itu terhitung dari kerusakan puluhan rumah hingga hancurnya infrastruktur yang ada di tengah masyarakat.
Dari data yang diterima di lapangan katanya, ada sebelas jembatan masuk dalam katagori rusak parah. Ke sebelas jembatan tersebut terletak di beberapa desa dan kecamatan yang ada di kabupaten, begitu pula, puluhan rumah yang terendam juga berada di tempat yang sama.
Karena masih dalam situasi darurat, sampai saat ini pihak Dinas Sosial masih melakukan pendataan terhadap desa dan kecamatan yang mendapatkan kerusakan jembatan, rumah dan infrastruktur lainnya.
“Anggota kami masih melakukan pendataan dibeberapa desa dan kecamatan yang terkena musibah banjir,” ujar Muhyani kepada Radar Banjarmasin.
Sementara itu, dari data yang di dapat Radar Banjarmasin di lapangan, ada sembilan kecamatan yang terendam, seperti, Daha Selatan, Daha Barat, Kandangan, Padang Batung, Sungai Raya, Loksado, Angkinang, dan Telaga Langsat serta Balimau.
Dari sembilan kecamatan yang terendam ini, tidak semuanya permanen karena banjir yang terjadi ini adalah banjir kiriman dan lintasan air yang meluap di tiga sungai yang ada di kabupaten.
Selain itu, banjir juga mengakibatkan longsor di beberapa tempat, diantaranya di Kecamatan Telaga Langsat Desa Ambutun, Kecamatan Loksado di Tanuhi dan Malinau.
Dengan adanya banjir kiriman dan lintasan ini, di pastikan 1.200 Kepala Keluarga (KK) mengalami kesulitan untuk beristirahat dan beraktivitas seperti sedia kala.
Untuk mengurangi keresahan masyarakat, maka pemerintah kabupaten melalui Dinas kesejahteraan sosial berusaha memberikan bantuan sesuai dengan pendanaan yang dimiliki. (rif)
Masyarakat Diminta Waspada Perubahan Cuaca
KANDANGAN - Bencana bisa datang setiap saat dan menghajar semua apa yang menghadang. Berangkat dari masalah itu, Bupati Hulu Sungai Selatan (HSS) Dr H Muhammad Safi'i Msi mengimbau kepada semua Masyarakat HSS untuk selalu waspada dengan adanya perubahan cuaca. ”Saat ini, cuaca tidak bisa ditebak,” ujarnya.
Menurut bupati, masyarakat yang tinggal di bantaran sungai, harus lebih waspada, karena air kerap datang tanpa kompromi. Jika mendengar atau mengetahui ada tanda-tanda terjadinya bencana. Diharapkan dapat segera melaporkan pada aparat terdekat, atau ketua RT.
Dengan adanya laporan tersebut, diharapkan korban jiwa tidak terjadi. Bagi masyarakat yang tinggal di daerah pegunungan juga harus ikut waspada. Karena air yang ada di pegunungan memiliki tekanan lebih kuat dibanding tekanan air yang ada di rawa.
Pasalnya, dorongan air yang ada di pegunungan memiliki tekanan gravitasi menuju posisi terendah. Sehingga gelombang dan arus yang ditimbulkan sangat keras. Selain mewaspadai adanya tekanan air yang kuat, orang nomor satu di jajaran Pemkab Kabupaten HSS ini juga mengingatkan kepada masyarakat yang tinggal di daerah cekungan pegunungan agar ikut waspada. Karena kondisi cekungan ini bisa mengakibatkan longsor apalagi saat ini wilayah cekungan pegunungan rata-rata gundul.
Selain meminta kepada masyarakat untuk waspada, mantan Dosen Fisip Unlam ini juga mengingatkan jajarannya agar selalu siap memberikan bantuan dan informasi kepada masyarakat.
”Saya minta dinas dan para camat untuk memberikan pertolongan dan penanganan kepada masyarakatnya jika terjadi masalah,” ujarnya. (rif/ar/ram)
PLN Buka 1.000 Sambungan Baru
KANDANGAN - Kendati saat ini kondisi listrik di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) belum bisa dikatakan aman. Namun PLN Ranting Kandangan tetap akan membuka sambungan baru.
Sambungan tersebut rencananya dibuka secara serentak di seluruh Indonesia. Untuk Kabupaten HSS sendiri mendapatkan kuota penyambungan sebanyak 1.000 pelanggan. Pembukaan pendaftaran bagi pelanggan baru ini akan dilaksanakan pada tanggal 27 Oktober 2010, bertepatan dengan peringatan hari Listrik Nasional ke-65.
Manajer PLN Ranting Kandangan Slamet Riyadi ketika ditemui mengatakan, selain membuka pendaftaran baru, PLN juga langsung menangani berbagai keluhan yang ada di tengah masyarakat. Diantaranya masalah byarpet yang kerap terjadi dan masalah lain yang sedang dihadapi PLN.
Tidak itu saja, pihak PLN juga akan melakukan penertiban cara pembayaran dan penambahan voltase terhadap para pelanggan yang membutuhkannya. Hanya saja, untuk keperluan tersebut, harus diurus oleh si pemilik sendiri ke kantor PLN tanpa perantara orang lain atau melalui calo.
Menurut Slamet, tema yang akan diangkat pada hari Listrik Nasional ini adalah Gerakan Sehari Sejuta Sambungan (Go Gress). ”Kabupaten HSS mendapatkan kuota sebanyak 1000 pelanggan,” ujar Slamet kepada Radar Banjarmasin.
Dalam penjelasannya, Slamet meminta kepada para pelanggan agar datang sendiri ke kantor PLN untuk mengurus kelistrikan. Jika ada pelanggan yang menggunakan jasa calo untuk mengurus penyambungan listrik, PLN tidak bertanggungjawab jika terjadi sesuatu.
Untuk menghindari adanya praktik percaloan, pihak PLN juga sudah memasang beberapa spanduk di halaman kantor PLN Ranting Kandangan. Spanduk-spanduk tersebut selain sebagai peringatan bagi para pelanggan juga sebagai pesan agar para calo tidak beroperasi di lingkungan PLN.
Masih menurut Slamet, untuk mempermudah pembayaran, pihaknya sudah mencantumkan harga-harga pemasangan tarif listrik dari penyambungan baru hingga penambahan watt.
”Daya 450 watt, Rp337.500, dengan uang jaminan langganan sebesar Rp45.450, jadi total keseluruhan sebesar Rp382.950. Tapi jika pelanggan ingin menambah watt sebesar 900, maka uang yang harus disiapkan adalah Rp382.950 di kali dua, atau sebesar Rp765.900,” ujarnya.
PLN berkomitmen untuk bisa memberikan azas keterbukaan, dan memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Terkait dengan waktu pemasangan, Slamet mengatakan tidak memakan waktu yang lama. Karena usai pendaftaran dan di verifikasi langsung dikerjakan sesuai urutan pendaftar yang masuk.
Disinggung mengenai adanya beberapa desa yang belum memiliki penerangan, pihak PLN juga berencana membangun proyek listrik pedesaan. Dengan lokasi di Desa Lungau, Kecamatan Padang Batung dan Desa Hamak Kecamatan Telaga Langsat. ”Dalam waktu dekat ini, proyek kelistrikan di pedesaan akan selesai dibangun, dengan selesainya proyek kelistrikan tersebut listrik akan langsung bisa dinikmati. Artinya, masyarakat pedesaan akan segera menikmati penerangan,” ujarnya.
Mengenai presentasi desa yang telah memiliki listrik untuk Kabupaten HSS sudah mencapai 90 persen, untuk mencapai 100 persen, pihak PLN akan terus berusaha secara maksimal,” ujarnya. (rif/ar/ram)
Pemkab Salurkan Bantuan ke Malinau
KANDANGAN - Gerak cepat Pemerintah Daerah Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) dalam memberikan bantuan terhadap korban air bah di Desa Malinau Kecamatan Loksado patut diacungi jempol.
Bantuan yang memang ditunggu masyarakat langsung diberikan oleh pemerintah melalui Dinas Kesejahteraan Sosial Kabupaten.
Kepala Dinas Kesejahteraan Sosial Drs Muhamad Muhyani Rizalie Msi yang dihubungi Radar Banjarmasin mengatakan, langkah pertama yang dilakukan adalah memberikan bantuan logistik kepada semua masyarakat Desa Malinau.
Dengan bantuan tersebut, setidaknya untuk sementara dapat membuat masyarakat Desa Malinau bisa bernapas lebih panjang. Langkah selanjutnya dengan melibatkan Taruna Siaga Bencana (Tagana) untuk turut membersihkan sampah-sampah yang ada di lingkungan desa.
Setelah dilakukan pembersihan, pihak Dinsos langsung melakukan pendataan, berapa jumlah rumah yang hilang, rusak berat, rusak ringan dan terendam. Dengan menghitung kekuatan tersebut, maka langkah untuk memberikan bantuan dapat dilakukan secara cepat dan tepat pada sasaran. ”Kami telah berikan bantuan sesuai dengan petunjuk dan keinginan bupati, dalam memberikan bantuan kepada masyarakat yang terkena musibah,” ujarnya.
Menurut Muhyani, bagi warga Desa Malinau yang rumahnya hilang terbawa arus sungai, pemerintah akan memberikan bantuan sebesar Rp5.500.000. Bantuan uang ini untuk meringankan beban warga Desa Malinau yang rumahnya hilang terbawa arus.
Sedangkan bagi warga yang rumahnya mengalami kerusakan berat maupun ringan, pemerintah juga akan memberikan bantuan. Namun, bantuan yang akan diberikan tersebut masih dalam tahap penyusunan.
Menurut mantan Kepala Bappeda HSS ini, selain memberikan bantuan, pihaknya juga menghimbau kepada semua masyarakat desa yang berada di wilayah rawan banjir dan longsor untuk lebih waspada. Karena bencana bisa datang setiap saat, apalagi cuaca saat ini tidak bisa ditebak dan kurang bersahabat.
”Semua masyarakat yang berada di daerah rawan banjir dan longsor serta kebakaran, kami harapkan untuk lebih berhati-hati dan terus bersiaga, sehingga bencana yang datang tidak sampai menimbulkan korban jiwa,” ujarnya.
Sementara itu, Noorifansyah Kepala Desa Malinau yang dihubungi Radar Banjarmasin mengatakan, pihaknya berterima kasih kepada pemerintah yang telah memberikan bantuan kepada masyarakatnya. Meskipun kecil, namun bantuan yang diberikan tersebut cukup meringankan beban masyarakat. Kepala Desa yang mengatasnamakan masyarakat setempat, mengucapkan terima kasih kepada Bupati HSS Dr H Muhammad Safi'i yang datang ke Desa Malinau setelah mendengar adanya musibah yang menimpa warganya. ”Kami berterima kasih, atas kunjungan bupati dan bantuan yang diberikan kepada masyarakat Desa Malinau,” ujarnya dihadapan sejumlah wartawan. (rif/ar/ram)
Sungai Amandit Meluap, 8 Rumah Hanyut
Banjarmasinpost.co.id - Selasa, 19 Oktober 2010 | Dibaca 260 kali | Komentar (0)
example2 Foto:wordpress.com
Sungai Amandit
BANJARMASINPOST.CO.ID, KANDANGAN - Hujan lebat yang turun sepanjang siang, menyebabkan Sungai Amandit meluap dan menenggelamkan beberapa desa di Kecamatan Loksado, Sungai Raya dan Padang Batung, HSS.
Enam rumah dan satu sepeda motor Tosssa, milik warga di Desa Malinau, Kecamatan Loksado hanyut terseret derasnya arus air yang meluap dari Sungai Amandit. Rumah yang terseret arus milik Inas, Ani, Ati, Sani, Ifan, Imil. Di Desa Datar Buluh dan Desa Murung Kandih dua rumah hanyut, masing-masing milik Yansyah dan Tatar.
Air bah yang datang secara tiba-tiba dan berlangsung cepat dari arah pegunungan dan menyebabkan Sungai Amandit meluap merendam permukiman, membuat warga panik. Sebagian warga menyelematkan diri ke tempat yang lebih tinggi, sebagian tetap bertahan di rumah mereka yang terendam.
Luapan air Sungai Amandit menyebabkan rusaknya beberapa ruas jalan dan jembatan di desa setempat.
Pembakal Halunuk, Mihanudin mengatakan selain merendam sejumlah desa, luapan air bah tersebut menyebabkan beberapa akses jalan di desa mereka mengalami kerusakan.
"Jalan di desa kami banyak yang amblas, jembatan pun ada yang rusak dan tak bisa dilewati lagi," ujarnya.
Menurut dia, meluapnya air Sungai Amandit terjadi secara tiba-tiba setelah hujan deras mengguyur desa mereka. "Siang tadi hujannya lebat sekali hingga menjelang sore. Sedangkan banjir terjadi sekitar pukul 15.00 Wita," ujarnya.
Kata Mihanuddin, peristiwa meluapnya Sungai Amandit kali ini merupakan yang paling terparah dibanding kejadian-kejadian sebelumnya.
"Ini yang terparah dibandingkan banjir sebelum-sebelumnya," jelasnya, Senin (18/10/2010).
Sementara itu, Udin, warga Desa Loksado menyatakan banjir yang terjadi di Loksado telah merendam sejumlah rumah tepat peristirahatan atau cottage di tepian Sungai Loksado.
Menurut dia, ruas jalan yang posisinya di dataran yang cukup tinggi dan rumah warga juga banyak yang telah terendam.
"Jembatan juga banyak yang rusak. Saya saja tak bisa pulang karena masih tertahan sebab jembatan ada yang putus," ujarnya.
Secara terpisah, Kepalaa Desa Batu Laki, Rudy, juga manyatakan banjir telah melanda desa yang dipimpinnya bahkan luapan air bah sudah mulai masuk ke dalam rumah.
"Banjirnya cepat sekali sampai saat ini masih belum ada rumh warga di desa saya yang hanyut, tetapi jala apung milik saya sudah rusak ikannya kemungkinan banyak yang lepas," ujarnya, Senin (18/10) malam.
Warga Sempat Panik
BANJIR bandang yang melanda Kecamatan Loksado dan sekitarnya tak hanya melanda kawasan itu. Sejumlah desa yang berada jauh dari kawasan itu juga mulai terkena imbas luapan air yang berasal dari Pegunungan Meratus tersebut.
Warga Desa Iga Mandala, Kecamatan Sungai Raya, Jayadi, mengatakan, banjir juga telah menggenangi kawasan desanya. Selain jalan sejumlah rumah warga terendam. "Banjirnya sudah masuk rumah," ujarnya.
Dijelaskannya, meskipun peristiwa seperti ini sudah biasa terjadi, namun banjir dadakan itu tetap saja membuat panik. "Warga terkejut karena banjir datang tiba-tiba. Warga bergegas mengalihkan barangnya ke tempat yang lebih tinggi lagi.
Kaki Pegunungan Meratus Luluh Lantak akibat Banjir
Selasa, 19 Oktober 2010 16:20 WIB 0 Komentar 0 0
Penulis : Denny Susanto
CETAK
KIRIM
Buzz up!
KANDANGAN--MICOM: Banjir bandang yang melanda Desa Malinau, Kecamatan Loksado, Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan, Senin (18/10), meluluhlantakan permukiman suku dayak di kaki Pegunungan Meratus itu.
Puluhan rumah warga desa terpencil itu hancur, Infrastruktur desa berupa musala, jaringan pipa air bersih, balai adat, dan jembatan gantung rusak berat akibat diterjang air bah.
Kepala Bidang Penanggulangan Bencana Dinas Kesejahteraan Sosial Hulu Sungai Selatan Hamli, Selasa (19/10), mengatakan Desa Malinau merupakan wilayah terparah dilanda bencana. "Saat ini warga korban bencana masih berusaha mengumpulkan puing-puing rumah mereka yang hancur diterjang air," ujarnya.
Desa Malinau berjarak sekitar 40 kilometer (km) dari Kandangan, ibukota Kabupaten Hulu Sungai Selatan, dan berada di tepi Sungai Amandit. Di desa itu tercatat lima rumah warga hanyut, 11 rusak berat, dan 22 rumah lainnya rusak ringan.
Derasnya air bah juga membawa sampah ranting-ranting pohon juga menghancurkan infrastrktur desa. Menurut catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kalimantan Selatan (Kalsel), banjir akibat luapan Sungai Amandit itu juga merendam 147 rumah warga di empat desa di Kecamatan Loksado, yaitu Malinau, Lok Lahung, Kambitin, dan Desa Loksado. Desa-desa tersebut selama ini merupakan obyek wisata alam andalan Kalsel.
Selain Kecamatan Loksado, banjir juga melanda Desa Batubini di Kecamatan Padang Batung. "Secara keseluruhan ada lima jembatan gantung yang putus akibat diterjang banjir, sehingga desa-desa tersebut terisolasi," tambahnya. (OL-01)
Air Bah Loksado
Rabu, 20 Oktober 2010 12:22 WITA | Pariwisata & Lingkungan Hidup | Dibaca 9 kali
Air Bah Loksado
Tujuh bangunan yang terdiri atas enam buah rumah tinggal dan satu mushala di Desa Malinau, Kecamatan Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan hanyut diterjang air bah, Senin.
Menurut Anggota Taruna Siaga Bencana (Tagana) setempat, Rival Cahyadi di Kandangan, ibu kota Hulu Sungai Selatan, air bah datang tiba-tiba dan cukup cepat.
"Gelombang air bah terjadi sekitar pukul 14.20 Wita dengan sangat cepat setelah sebelumnya turun hujan lebat," ujarnya.
Meski terjadi tidak lebih dari 30 menit namun terjangan air bah berhasil menghancurkan dan menghanyutkan enam rumah dan satu mushala yang dibangun di bantaran Sungai Amandit hingga hilang tidak berbekas.
Terjangan air bah juga membuat satu jembatan di Desa Tanuhi di kecamatan yang sama menjadi miring sehingga nyaris tidak dapat dilalui.
"Saat ini air Sungai Amandit sudah mulai surut meski debitnya masih lebih tinggi dari biasa yaitu naik sekitar satu meter," katanya.
Hingga kini tim Tagana dan unsur Muspika setempat masih berada di lokasi untuk melakukan evakuasi terhadap korban yang rumah mereka hilang diterjang air bah.
Para korban sementara diungsikan ke rumah penduduk yang letak rumahnya lebih jauh dari daerah aliran Sungai Amandit.
"Berdasarkan hasil koordinasi kami dengan pihak kecamatan setempat rencananya akan segera dibangun dapur umum," tambahnya.
Meski luapan air bah sudah surut tetapi dikhawatirkan akan melanda dan menerjang pemukiman penduduk di Kota Kandangan yang mendiami bantaran Sungai Amandit.
Karena itu beberapa petugas Unit Reaksi Cepat Tim Tagana setempat bergerak menuju Kota Kandangan untuk melakukan antisipasi dan upaya meminimalisasi kemungkinan adanya korban.
Pemukiman penduduk yang berada di sepanjang bantaran Sungai Amandit dari Desa Malinau hingga Kota Kandangan diperingatkan agar berhati-hati terhadap kemungkinan diterjang air bah, demikian Rival Cahyadi.
Sungai Amandit Meluap
Kamis, 21 Oktober 2010 11:40 WITA | Seputar Kalsel | Dibaca 2 kali
Sungai Amandit Meluap
Tujuh desa di Kecamatan Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan, kembali terendam luapan air Sungai Amandit setelah sebelumnya sempat surut.
"Selasa (19/10) pagi, air telah surut, namun sore harinya kembali naik dan merendam pemukiman warga akibat turun hujan di kawasan Haratai yang letaknya lebih tinggi," ujar anggota Taruna Siaga Bencana setempat, Rival Cahyadi, di Kandangan, ibu kota HSS, Selasa.
Sehari sebelumnya (18/10), air bah dari luapan Sungai Amandit menerjang tujuh bangunan yang terdiri dari enam rumah tinggal dan satu mushalla di Desa Malinau.
Luapan air juga menggenangi sedikitnya enam desa lainnya di kecamatan itu seperti Malinau, Datar Belimbing, Muara Kandihin, Halunuk, Loklahung, Kamawakan dan Lumpangi.
"Senin (18/10) malam, ketinggian air di desa-desa itu hampir satu meter hingga menyebabkan ratusan rumah terendam. Setelah sempat surut Selasa (19/10) pagi, sore harinya sungai kembali meluap," katanya.
Untuk sementara para korban mengungsi ke rumah penduduk yang berada di dataran yang lebih tinggi.
Pihak Pemerintah Daerah setempat melalui Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi sejak Senin malam sudah memberikan bantuan berupa nasi bungkus, peralatan memasak, mi instan, beras dan lauk.
Bahkan, Bupati HSS Muhammad Syafi'i menyempatkan diri untuk mendatangi dan melihat langsung lokasi serta keadaan para korban pada Senin malam itu.
"Dapur umum tidak didirikan karena para korban dapat tertangani dan berdiam sementara di rumah penduduk lainnya. Yang dilakukan hanya pemberian bantuan bahan makanan," tambahnya.
Sementara itu, beberapa lokasi di Kota Kandangan seperti kawasan Pandai Getah, Durian Sumur, Desa Baluti, Jalan MTQ, Kandangan Hulu dan Padang Batung, pada Senin malam, juga sempat terendam air.
Begitu pula dengan Desa Ida Manggal dan Desa Hariti Taal di Kecamatan Sungai Raya serta Desa Angkinang di Kecamatan Telaga Langsat, juga terendam dengan ketinggian air bervariasi antara 30 cm hingga 80 cm.
Namun pada Selasa pagi, air di kawasan-kawasan itu, baik di Kota Kandangan maupun di beberapa kecamatan, mulai surut.
Akan tetapi, akibat hujan yang turun di kawasan Haratai pada Selasa siang, dipastikan malamnya akan mencapai Kota Kandangan dan sekitarnya serta akan kembali menggenang.
Karena itulah, Tim Tagana setempat tetap siaga penuh dan memperingatkan warga Kota Kandangan, khususnya yang berada di bantaran Sungai Amandit untuk berjaga-jaga.
PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI HSS
Menindaklanjuti saat Rapat Koordinasi bulanan pada tanggal 6 Oktober lalu, yang diantaranya mengenai penanggulangan masyarakat miskin yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Senin (18/10) di Aula Rakat Mupakat Kandangan, Pemkab.HSS melaksanakan rapat khusus yang dipimpin oleh Bupati HSS Dr. H. M. Safi’i, M. Si mengenai bedah rumah masyarakat miskin yang tidak layak huni yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan.
Sementara itu dalam arahannya, Bupati HSS sebagai pemimpin rapat mengatakan bahwa ada program yang harus diluruskan mengenai program mulai akhir tahun bulan ini ada sekitar 22 buah rumah masyarakat miskin yang tidak layak huni akan dibedah dan di tahun 2011 nanti ada 200 buah rumah yang akn dibedah diantaranya 100 buah rumah dari Dinas PU dan 100 buah rumah di bawah Dinas Kessos. Pada tahun 2011 s/d 2013 minimal menyelesaikan 1.500 buah rumah masyarakat miskin yang menempati rumah yang tidak layak huni di Kab. HSS untuk dituntaskan. “kami tidak ingin melihat lagi tahun 2011 ada lagi rumah yang seperti ini”, tegasnya sambil melihatkan album foto rumah masyakat miskin dihadapan pimpinan SKPD dan para Camat se Kab. HSS.
Bupati juga menyampaikan bahwa Ia bertekat menjadikan HSS menjadi model terbaik dalam penuntasan kemiskinan terpadu. “program kemiskinan tidak didekati secara masal tapi dekati dengan program konprehensip”, katanya. Bupati menghimbau kepada para Camat agar res program, quistioner agar diisi, hayati, dalami dan nantinya orang miskin tersebut dipanggil untuk diadakan penyuluhan serta nantinya ada program pemberdayaan ekonomi. Bupati berharap kepada para Camat untuk turun langsung ke lapangan agar tidak diwakili dan tidak ingin lagi tidak ada tindak lanjut dari para Camat.
Pada kesempatan tersebut, Drs. H. Muhyani Rizali, M. Si selaku kepala Dinas Kesejahteraan Sosial dan Penanggulangan Bencana Alam mengatakan bahwa pendataan yang dilakukan saat ini oleh aparat Dinas Kessos dan dibantu yang ada di Kecamatan seperti Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan untuk mendata betul-betul rumah yang tidak layak huni seperti kriteria yang ada. Drs. H. Muhyani Rizali, M. Si menjelaskan pendata akan dipanggil kembali untuk menominasi sebanyak 4 buah rumah dimasing-masing Kecamatan, untuk merengkeng 4 buah rumah tersebut nantinya akan terjun langsung ke lapangan bersama-sama dengan Kecamatan.
Kemudian Drs. H. Muhyani Rizali, M. Si juga mengutarakan bahwa setelah mendapat sain dari Bupati apakah rengking tersebut sesuai atau ada pertimbangan lain, sore nanti ada rapat teknis dengan mengundang para Camat, Tim yang memprediksi, Kepala Desa, Ketua LPM yang ada di masing-masing Desa. Rapat tersebut untuk menjelaskan tentang pelaksanaan terkait dengan pencairan dana, LPM harus membuat surat permohonan yang diketahui Kepala Desa dan Camat tentang rumah tersebut kepada Bupati melalui Dinas Kessos.
Terkait dengan pelaksanaan tersebut, juga akan dijelaskan kepada LPM bahwa sudah ada detail tentang gambar, biaya yang dibuat oleh LPM sebesar Rp. 7,5 juta serta penjelasan tentang pembelian bahan yang akan dilakukan oleh LPM dan Kepala Desa serta dikawal oleh Dinas Kessos dan Tim Perifikasi agar dana yang Rp. 7,5 juta tersebut betul-betul 100% dibelikan kepada peralatan dan perkakas yang sesuai dengan yang dibuat oleh LPM. Kemudian dilakukan pelaksanaan dalam satu buah rumah masing-masing ada 3 orang tukang dan ada anak STM jurusan Bangunan yang nanti akan diambil oleh Tim di Kab. HSS. Pelaksanaan tersebut ditargetkan rumah tersebut selesai selama 3 hari.
Diakhir sambutannya, Drs. H. Muhyani Rizali, M. Si menyatakan bahwa rapat tersebut juga menjelaskan bahwa program tersebut tidak berhenti hanya pada 22 buah rumah saja, tetapi pada tahun 2011 akan dibangun lagi 100 buah rumah.
Selanjutnya Husni dari BPS menyampaikan laporannya bahwa metode yang dilakukan sekarang ini untuk menghitung penduduk miskin yakni melalui pendekatan kemampuan kebutuhan dasar baik makanan maupun non makanan. Untuk makanan ada 52 komuniti makanan yang diukur dan non makanan yang diukur sebanyak 51 komunitas. Beliau mengutarakan bahwa nilai pengeluaran garis kemiskinan di Kab. HSS adalah peringkat ke tiga di Kalsel setelah Banjarbaru dan Banjarmasin dengan nilai sebesar Rp. 225.737,- per bulan per kapita karena masyarakat HSS merupakan masyarakat yang konsumtif, dikatakan penduduk miskin apabila membawahi Rp. 225.737,- per bulan per kapita. Dari garis kemiskinan diperoleh 15.153 orang jumlah penduduk miskin dan secara persentase Kab. HSS paling tinggi di Kalsel yakni 7,32%. Husni menegaskan bahwa secara persentase Kab. HSS peringkat pertama di Kalsel, tapi bukan berarti paling besar jumlah penduduk miskinnya, karena harga tiap Kabupaten tidak sama.
BUPATI SERAHKAN KENDARAAN DINAS RODA DUA UNTUK DELAPAN ORANG BIDAN
Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan memang setiap tanggal 17 melaksanakan Upacara Kesadaran. Namun, untuk upacara kesadaran kali ini Senin (18/10) tidak seperti biasanya. Pasalnya Bupati HSS Dr. H. M. Safi’i, M. Si menyerahkan kendaraan operasional roda dua kepada delapan Bidan Desa Siaga di Kab. HSS.
Delapan Bidan Desa Siaga tersebut adalah Ina dari desa Bangkau Kecamatan Kandangan, Nurul Hidayah dari Bago Tanggul Kalumpang, Maisyarah dari Jembatan Merah Padang Batung, Yuli Retna dari Tamiyang Sungai Raya, Kumala Nur Afni dari Ulin Simpur, Siti Zubaidah dari Durian Rabung Padang Batung, Nazdia dari Sungai Garuda Daha Utara, dan Muryanti dari Tebing Tinggi Simpur.
Sementara itu dalam sambutannya, Bupati HSS sebagai pembina apel kembali menekankan pentingnya kesadaran diri dan disiplin kerja PNS. “Apel setiap tanggal 17 merupakan apel kesadaran dari diri masing-masing untuk berdisiplin baik seperti disiplin hadir, disiplin kerja dan disiplin saat pulang kerja”,tegasnya.
Bupati juga menghimbau agar jangan henti-hentinya bagian dari aparatur untuk terus berkarya dan berkreasi sesuatu yang baru untuk memecahkan suatu permasalahan dengan baik. “selalu berpacu untuk berprestasi jangan bekerja seadanya, dan bagi karyawan yang mau pensiun agar dihari-hari terakhir menjelang pensiun supaya mempersembahkan sebuah karya prestasi yang terbaik untuk dikenang oleh teman-teman dimana berada, jangan mentang-mentang mau pensiun kerjanya seada-adanya”, timpalnya.
Terkait dengan Kesadaran Diri dan Kedisiplinan, Bupati juga menyoroti kinerja para Camat se Kab.HSS. Ia menilai kinerja, kepedulian serta tanggung jawab para Camat masih harus ditingkatkan, pasalnya dari laporan quistioner Bupati yang dibagikan kepada Camat masih kurang tepat jawaban yang diberikan. Dalam kesempatan tersebut, Bupati mengingatkan kepada para Bidan Desa yang beruntung agar jangan terlena dalam sebuah prestasi yang diraih. Ia mengajak supaya terus meningkatkan prestasi minimal mempertahankannya.
Selanjutnya dalam arahan Bupati menyatakan bahwa pada tanggal 27 Oktober nanti dilaksanakan rapat koordinasi kepala daerah se Kalsel. Pada rakor tersebut, Bupati meminta para SKPD terkait untuk menyiapkan laporannya guna mengikuti Rapat Koordinasi bersama Kepala Daerah se Kalsel.
Langganan:
Postingan (Atom)
Sekitaran RT 1 Desa Angkinang Selatan
Sabtu, 23 November 2024 Suasana yang terlihat di sekitaran RT 1 Desa Angkinang Selatan, Kecamatan Angkinang, Kabupaten Hulu Sungai Selatan,...
-
Rabu, 26 Maret 2014 Plang penunjuk Makam Datu Taniran Desa Taniran Kubah Kec. Angkinang Kab. HSS Lokasi Makam D...
-
Sabtu, 30 Maret 2013 Selain ketupat dan dodol, apabila menyebut nama daerah pahuluan, khususnya Kandangan, sejurus tentu terbayang kes...