Rabu, 25 Agustus 2010

AMANDITNEWS

Selasa, 5 Oktober 2010


MENGENAL LEBIH DEKAT BENTENG MADANG

Pangeran Antasari mencetuskan Perang Banjar (Belanda menyebutnya Banjarmasinsche Krijg, Perang Banjarmasin) pada tanggal 28 April 1859. Berbekal 3000 orang pasukan Antasari menyerang benteng Belanda di Pengaron. Sehari kemudian, 29 April 1859, tambang batu bara Oranye Nassau diserbu. Sementara pengepungan berlangsung, tanggal 1 Mei 1859, pasukan Antasari menyerang tambang batu baru Juliana Hermina.
Dukungan terhadap Perang Banjar semakin meluas, terlebih setelah Pangeran Hidayat menggabungkan diri. Para pahlawan dan pemimpin rakyat sama angkat senjata. Demang Lehman di Martapura. Tumenggung Surapati di Muara Teweh. Tumenggung Jalil di Amuntai. Penghulu Rasyid di Kelua. Tumenggung Naro di Baruh Bahino. Buyasin di Tanah Laut. Panglima Batur di Marabahan. Sambang atau Sultan Kuning di Rantau. Tumenggung Antaluddin di Kandangan.
Akhir bulan Desember 1859, Tumenggung Antaluddin bersama dengan Demang Lehman, Pangeran Aminullah, Kusin dan Ali Akbar, mempertahankan Benteng Munggu Tajur dan berhasil memukul mundur pasukan Belanda. Belanda datang lagi dengan persenjataan yang lebih lengkap, termasuk meriam-meriam besar, mengepung Benteng Munggu Tajur dari tiga jurusan. Setelah melewati pertempuran sengit, Tumenggung Antaluddin dan kawan-kawan terpaksa meninggalkan benteng. Benteng Munggu Tajur pun dibakar Belanda.
Tanggal 28 April 1860, malam hari, di Benteng Patigan, dalam rangka peringatan setahun berkobarnya Perang Banjar, diadakan api unggun. Hadir di situ Pangeran Hidayat, Pangeran Antasari, Tumenggung Antaluddin, Demang Lehman, Tumenggung Jalil, dan beberapa pemimpin perlawanan di daerah Hulu Sungai lainnya. Dalam pertemuan tersebut diangkat dan ditetapkan para Tumenggung, Demang, Penghulu, Kiai dan Pambakal. Kepada masing-masing orang diserahkan surat bertulisan Arab-Melayu di atas lempengan timah hitam dan dibubuhi cap Kerajaan Banjar. Hasil lainnya adalah keputusan untuk memperkuat benteng yang ada dan mendirikan benteng-benteng baru dan gardu-gardu pertahanan.
Tak lama setelah itu, Tumenggung Antaluddin dan Sambang mempertahankan Benteng Tambai Mekah di dekat Tambarangan. Empat kali Belanda menyerang baru berhasil menguasai dan membakar benteng. Sambang terluka parah, tetapi berhasil menyelamatkan diri, baru dapat ditangkap Belanda tahun 1863. Sementara itu Tumenggung Antaluddin diperintahkan untuk mendirikan sebuah benteng di Kandangan.
Dalam waktu yang tidak terlalu lama berdirilah sebuah benteng di puncak bukit yang dikenal sebagai Gunung Madang, sekitar 4 km dari Kandangan. Benteng Madang dibangun dengan menggunakan 7 lapis batang kayu madang yang terdapat di sekitar tempat itu. Luas bangunannya sekitar 400 meter persegi, berbentuk bundar, bertingkat dua. Tingkat atas digunakan sebagai tempat pengintaian sekaligus tempat pasukan bersenjata api, termasuk 3 pucuk meriam lila.
Pada pinggir puncak bagian selatan dan utara bersusun batu-batu besar, tempat pertahanan bagian bawah yang juga dipersenjatai dengan 3 pucuk meriam lila. Di bagian barat atau belakang benteng terdapat hutan bambu yang cukup lebat sehingga menjadi pagar hidup. Bagian timur, lerengnya merupakan jalan menuju benteng. Jalan itu sengaja dibersihkan dari pepohonan dan semak-semak, sebab di depan pintu benteng ada tumpukan kayu-kayu gelondongan yang dapat digulingkan jika serdadu Belanda mencoba naik.
Alat pertahanan lainnya adalah berupa jembatan-jembatan palsu, terbuat dari kayu-kayu gelondongan. Jika diinjak jembatan akan berguling. Orang yang tidak waspada akan kehilangan keseimbangan, tercebur ke sungai dan disambut oleh sungga, yaitu batangan besi runcing yang tersimpan di bawah permukaan air. Pada beberapa bagian pinggiran sungai juga terpasang sungga, menahan orang yang menyeberang dengan berenang atau naik perahu. Di bentangan padang ilalang terdapat juga lubang-lubang jebakan yang di dalamnya berisi sungga. Selain itu ada juga jalan rahasia di bawah tanah, jalan yang merupakan keluar-masuk pasukan penyergap.
Dari Benteng Madang itulah dikirim kelompok-kelompok laskar untuk melakukan penyergapan terhadap pasukan Belanda, terutama terhadap pasukan patroli. Penyergapan-penyergapan yang mendatangkan banyak korban membuat Belanda melakukan penyelidikan intensif terhadap pusat pasukan Antaluddin.
Keberadaan Benteng Madang akhirnya diketahui Belanda akibat pengkhianatan seorang wanita pedagang yang biasa membawa barang dagangan ke benteng. Belanda pun segera mempersiapkan pasukan untuk menyerbu Benteng Madang.
Tanggal 3 September 1860, Belanda memberangkatkan pasukan dari benteng mereka di Hamawang. Pasukan bergerak melewati daerah Karang Jawa dan Ambarai. Sebelum mencapai Benteng Madang, beberapa orang serdadu sudah menjadi korban, saat melewati jembatan Serongga, mati dengan tubuh tertancap ke sungga. Pertempuran terjadi di kaki Gunung Madang. Banyak korban di pihak Belanda sehingga mereka memutuskan untuk mengundurkan diri.
Serangan ke Benteng Madang diulang lagi pada hari-hari berikutnya, tapi selalu gagal. Medan yang ada dan keperkasaan Laskar Madang membuat benteng sukar untuk ditaklukkan. Belanda pun menambah kekuatan penyerangan. Serangan dilakukan lagi pada tanggal 13 September 1860, dipimpin oleh Letnan de Brauw dan Sersan de Vries. Benteng Madang diserbu dari arah muka dan belakang.
Tumenggung Antaluddin dan Laskar Madang bertempur dengan gigih. Setelah melewati pertempuran sengit, pasukan Belanda kembali dipukul mundur. Sersan de Vries tewas. Letnan de Brauw luka-luka, kena tembak di pahanya.
Rentetan kekalahan dan kegagalan menaklukkan Benteng Madang tersebut kemudian membuat Belanda mengerahkan segenap kekuatan yang ada di Benteng Hamawang. Kapten Koch memimpin langsung pasukan. Tanggal 18 September 1860, pasukan Belanda menyerbu Benteng Madang. Kali ini lengkap dengan meriam-meriam besar beroda. Pertempuran hebat berkobar, hampir sehari penuh. Menjelang senja, pasukan Belanda akhirnya berhasil dipukul mundur. Bahkan Kapten Koch tewas di Madang.
Akibat pertempuran itu Benteng Madang rusak berat. Laskar Madang juga banyak yang gugur. Salah satu di antaranya adalah Kiai Cakrawati, tertembak di matanya. Kiai Cakrawati bersama istrinya Galuh Sarinah datang membawa pasukan untuk membantu Antaluddin dari garis pertahanan Pagar Haur. Agar jangan melemahkan semangat tempur pasukan, sesaat setelah kematian suaminya, Galuh Sarinah mengenakan pakaian Kiai Cakrawati, terus bertempur memimpin pasukannya. Sejak itu Galuh Sarinah terus mengenakan pakaian laki-laki dan menyebut dirinya sebagai Kiai Cakrawati.
Sementara itu, menyadari kekuatan Benteng Madang, Belanda mendatangkan pasukan dari benteng mereka di Barabai dan Amuntai. Mereka mendatangkan juga pasukan dari Batalyon 13 Banjarmasin yang dipimpin oleh Mayor Schuak (orang Hulu Sungai biasa menyebut Mayor Schuak dengan sebutan Mayor Sahak). Mayor Schuak mempersiapkan serangan besar-besaran ke Benteng Madang.
Kabar persiapan serangan besar-besaran Belanda sudah didengar oleh Tumenggung Antaluddin. Menyikapi keadaan tersebut, ditambah keadaan Benteng Madang yang belum sempat diperbaiki, Tumenggung Antaluddin mengadakan musyawarah dengan para pimpinan Laskar Madang. Bertolak dari berbagai pertimbangan maka diputuskan untuk meninggalkan Benteng Madang, meneruskan perjuangan dengan menggabungkan diri ke benteng-benteng lain. Dasar pertimbangan yang mengemuka saat itu adalah : jika Laskar Madang habis berguguran dalam mempertahankan benteng maka perlawanan terhadap Belanda di kawasan Amandit khususnya dan di kawasan Hulu Sungai umumnya akan melemah. Hal itu akan membuat Belanda dapat memusatkan perhatian untuk menggempur pasukan Pangeran Antasari dan Pangeran Hidayat yang tengah berjuang di daerah lain. Pemikiran tentang kesinambungan perjuangan tersebut akhirnya memunculkan keputusan untuk mengorbankan sebuah benteng daripada Belanda mendapatkan banyak kemudahan untuk memadamkan Perang Banjar.
Maka Laskar Madang pun dibagi menjadi tiga bagian. Dua bagian meninggalkan benteng dengan mengambil jalan berbeda, sebagian menuju arah utara sedang sebagian lain menuju arah selatan. Pasukan bagian ketiga tetap bertahan di dalam benteng, bertempur sembari memberi waktu kepada pasukan yang meninggalkan benteng untuk menjauh. Pasukan di Benteng Madang ini nantinya secara bertahap juga akan meninggalkan benteng melalui jalan rahasia.
Di pihak Belanda, Mayor Schuak juga mengambil siasat yang berbeda. Kalau sebelumnya serangan dilakukan pada siang hari maka kali ini serangan akan dilaksanakan pada malam hari. Maka pada tanggal 18 September 1860 pasukan Belanda meluruk ke Benteng Madang dari empat jurusan.
Menjelang tengah malam, komando penyerbuan diberikan oleh Mayor Schuak. Serangan Belanda itu disambut oleh sisa Laskar Madang yang berada dalam benteng. Pertempuran pun berkobar hingga subuh.
Dalam upaya mengacaukan konsentrasi Laskar Madang yang bertahan di benteng, Belanda menembakkan meriam berisi uang logam. Diharapkan Laskar Madang yang bertahan di benteng akan meninggalkan posnya dan berebutan mengambili uang yang berhamburan sehingga pasukan Belanda punya peluang untuk mendekati Benteng Madang.
Ketika pagi tiba, tak terdengar lagi tembakan balasan dari dalam benteng. Belanda mengira siasatnya berhasil. Mereka pun segera menyerbu menaiki gunung, menghancur-kan pintu benteng. Betapa terkejutnya Mayor Schuak saat mendapati Benteng Madang dalam keadaan kosong. Di situ cuma ditemukan mayat seorang laskar. Tumenggung Antaluddin telah membawa sisa pasukannya meninggalkan benteng, sesuai dengan siasat yang telah disusun.
Penuh rasa marah Mayor Schuak memerintahkan serdadunya untuk membakar Benteng Madang. Benteng Madang pun tak lagi bersisa, hangus menjadi abu yang diterbangkan angin.
Tumenggung Antaluddin bergerak menyusur kawasan Pegunungan Meratus, kemudian bermarkas di Gunung Panginangan Ratu. Mereka terus melakukan berbagai gangguan terhadap Belanda.
Tanggal 21 April 1861, pasukan Antaluddin bersama dengan pasukan Demang Lehman, menyerbu Benteng Hamawang. Pasukan kemudian ditarik mundur karena datangnya pasukan bantuan Belanda yang masuk lewat Simpur.
Di bulan Agustus 1861, pasukan Antaluddin bersama pasukan Kiai Cakrawati (Galuh Sarinah) dan Kiai Raksapati terlibat pertempuran dengan Belanda di Gunung Pamaton dan Gunung Halau-Halau.
Setelah Pangeran Antasari meninggal karena sakit pada tanggal 11 Oktober 1862, Tumenggung Antaluddin memutuskan untuk bermukim di Gunung Panginangan Ratu.


PROGRAM PEMBERANTASAN KEMISKINAN TERPADU

Akhir tahun 2010 Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan akan melaksanakan program pemberantasan kemiskinan. Program model pemberantasan kemiskinan terpadu ini tidak hanya sekadar membedah rumah saja namun pemiliknya juga dibantu sesuai dengan keperluannya.

" Sifatnya berupa bantuan pemberantasan kemiskinan sampai tuntas. Setiap keluarga miskin tersebut diharapkan mampu mandiri untuk menghasilkan bagi penghidupan keluarganya," ujar Bupati HSS, HM Safi'i, belum lama tadi.

Menurut Bupati HSS, warga miskin yang termasuk dalam program tersebut bakal dipantau sampai mandiri.

" Program ini tentunya melibatkan seluruh satuan kerja perangkat daerah ( SKPD ) sesuai dengan latar belakang masalah yang paling pokok dalam keluarga miskin tersebut," ujarnya.

Sebagai contoh, kata Bupati, kepala keluarga miskin tersebut sedang dalam kondisi sakit sehingga tak dapat menopang penghidupan keluarganya maka yang pas diberikan adalah membantu untuk peneyembuhan.

" Dengan bantuan seperti itu kepala keluarga tersebut dapat kembali bekerja dan bisa menghasilkan bagi keluarganya untuk penghidupan mereka," ujar suami Hj. Herliyawati ini.

Di Kabupaten HSS setidaknya ada 43 unit rumah milik keluarga miskin yang masuk dalam kategori penerima bantuan program pemberantasan kemiskinan model terbaru ini.

Rumah tersebut tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten HSS. Pada tahap awal akan direalisasikan masing-masing dua unit rumah keluarga miskin. Sedangkan rumah keluarga miskin lainnya rencananya juga bakal turut mendapat bantuan serupa dalam program yang sama pada pelaksanaan berikutnya.

Senin, 4 Oktober 2010

LOMBA PERAHU NAGA 2010
EVEN PROMOSI WISATA HSS

Dua kali dalam setahun yaitu setiap memperingati HUT Kemerdekaan RI pada bulan Agustus dan Hari Jadi Kabupaten Hulu Sungai Selatan pada bulan Desember, rutin digelar Lomba Dayung Perahu Naga yang dihelat Disbudpar HSS di kawasan Dermaga / sungai Nagara, Kecamatan Daha Selatan.

Pada lomba yang digelar belum lama tadi, 31 tim ikut ambil bagian. Mereka memperebutkan tropi dan uang tunai total Rp. 7.500.000,00.

Adapun yang berhasil meraih juara I adalah PODSI dari Desa Bayanan. Juara II Saung Galing A ( Bayanan ). Juara III Galambuai Wani Mati ( Sungai Pinang ). Juara Harapan I Saung Galing B ( Bayanan ).

" Digelarnya lomba ini diharapkan dapat melahirkan atlet-atlet andal dan berprestasi di cabang olahraga dayung. Selain itu, lomba ini akan menjadi daya tarik tersendiri dalam upaya mengembangkan potensi pariwisata HSS," ujar Bupati HSS, HM. Safi'i dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Sekda, H. Achmad Fikry.

Dia berpesan kepada seluruh masyarakat untuk tetap menjaga kebersihan, keindahan, dan keasrian sungai Nagara. " Karena sungai Nagara merupakan urat nadi kehidupan masyarakat Nagara dan punya potensi yang cukup besar untuk dikembangkan menjadi objek wisata andalan HSS," ujarnya.

Sementara Kepala Disbudpar HSS, H.Suriani, mengatakan lomba ini digelar untuk melestarikan budaya dan alat transportasi air yang merupakan alat transportasi utama bagi masyarakat dan telah dilakukan secara turun-temurun.

" Tujuan lainnya untuk mengembangkan olahraga perahu naga yang merupakan salah satu olahraga andalan Kabupaten HSS," pungkasnya.



SOSIALISASI PP. NO.53 TAHUN 2010

Sekretaris Daerah ( Sekda ) Kabupaten Hulu Sungai Selatan, H. Achmad Fikry mengharapkan kepada pimpinan SKPD dapat memberikan contoh sikap tepat waktu, seperti datang dan pulang kerja tepat waktu.

" Bagi SKPD yang mempunyai UPT sebelum dibentuk UPT perlu dilakukan pembinaan terlebih dahulu," ujar Sekda HSS saat Sosialisasi PP No.53 Tahun 2010 Tentang Disiplin PNS di Aula BKD HSS, baru-baru tadi.

Sosialisasi dihadiri oleh perwakilan dari setiap instansi yang memegang tugas bidang kepegawaian.

Kegiatan ini dimaksudkan agar seluruh PNS dapat lebih disiplin dan memperbaiki diri untuk meningkatkan kualitas sumber daya masing-masing dan meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat. PP No.53 tahun 2010 ini merupakan pengganti dari PP. No.30 tahun 1980 tentang peraturan disiplin PNS. PP yang baru tersebut diatur lebih rinci mengenai kedisiplinan PNS dan juga sanksi atau hukuman yang akan diberikan kepada PNS yang melanggar atau tidak mematuhi peraturan yang ada.




Jum'at, 1 Oktober 2010

HARAPAN JOKI BALANTING PARING

Joki balanting paring di Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, berharap banyak agar wisata ini benar-benar dipoles tanpa meninggalkan kearifan lokal. Termasuk keberadaan wisata balanting yang menjadi pilihan penggila wisata petualangan.

" Sedikit banyak, kami ingin sekali wisata ini maju. Kalau perlu ada fasilitas penunjang. Kami ingin juga Loksado punya penginapan yang layak. Jangan seperti yang ada sekarang. Jadinya kan sama-sama untung, wisatawan akan lama berdiam di Loksado kalau penginapannya bagus. Pasti akan lama dan sering juga balanting paringnya," ujar Sasam, seorang joki.

Tidak sekadar keuntungan pribadi yang mereka sasar, jika sarana dan prasarana penunjang ini mampu terwujud di Loksado. Bukan pula hitungan rupiah yang masuk ke kantong mereka. Tapi ada terselip niat tulus demi memajukan Loksado.

Analisis para joki dan dengan berupaya semaksimal mungkin memajukan Loksado ini akan terealisasi, jika pemerintah memang benar-benar konsen menggarap jenis wisata balanting paring ini. Tidak seperti saat ini, berjalan secara alamiah dan joki yang cukup bekerja jika ada pesanan. Tidak bekerja jika pesanan nihil dan kembali pada dunia pertanian.

" Kami ini hanya masyarakat kecil," ujar Sasam lirih mewakili rekan seprofesinya penuh kepasrahan.

" Banyak keinginan, nanti dikatakan tidak bersyukur. Padahalkan kami ingin juga Loksado ini terkenal seperti Bali," tuturnya dengan lugu yang diamini oleh rekan-rekannya.

Bukan tidak jarang, mereka kerap menuai harapan agar keberadaan joki balanting paring seperti mereka dapat diperhatikan. Tidak hanya sebagai pelengkap, tapi lebih dipromosikan. Karena setuju atau tidak setuju mereka menjadi satu paket dengan wisata yang notabene saat ini masih menjadi andalan di Kalimantan Selatan.

Sekarang, karena kesan yang muncul seadanya, para joki pun hanya berjalan sesuai irama air, kata mereka, sepanjang penginapan tidak ada ynag memadai dan wisatawan hanya disuguhi cottage yang rusak dan tidak layak lagi, joki semacam Sasam dan Isad juga penduduk lain di Loksado hanya akan bisa bermimpi Loksado menjadi seperti Pulau Dewata.

Otomatis ini bakal berimbas pada keberlanjutan kedatangan wisatawan dari berbagai penjuru dunia. Saat ini saja sudah terasa. Seperti dikatakan Isad, saat ini aktivitasnya sebagai joki hanya sesekali melayani wisatawan. " Tidak lagi seramai puluhan tahun lalu, dan entah sampai kapan masa kejayaan itu akan terulang kembali," ujarnya. (Metro7/ahu)



RAPAT PARIPURNA TINGKAT I

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Hulu Sungai Selatan mengadakan Rapat Paripurna tingkat I tahun 2010. Selasa (28/9) dengan acara penyampaian dua buah Rancangan Peraturan Daerah tentang penyertaan modal Pemkab.HSS kepada BPD Kalsel dan PDAM Kab.HSS di Aula DPRD Kab.HSS.
Dalam kesempatan tersebut, rapat paripurna dibuka oleh Wakil Ketua DPRD Kab.HSS H.M.Kusasi, SE,S.AP,MM dan dihadiri oleh Bupati HSS Dr. H.M.Safi’i M.Si, anggota DPRD Kab.HSS, para Pimpinan SKPD.
Rapat kali ini merupakan tahapan I Rancangan Peraturan Daerah yang didahului dengan penyampaian oleh Bupati HSS bahwa penyampaian rancangan kali ini berbeda dengan tahun-tahun yang sebelumnya yang berlaku hanya satu tahun, tetapi tahun ini dapat dijadikan tiga tahun.
Bupati mengatakan bahwa dari hasil audit BPK kedua perusahaan tersebut tidak ditemukan permasalahan. Seperti BPD Kalsel dari data 10 tahun terakhir menunjukkan total laba dan diikut sertakan sebagai penyertaan modal Pemkab. Begitu juga dengan PDAM dari tahun ketahun menunjukkan manfaat sosial dalam rangka mendukung tersedianya air bersih.
Dalam hal tersebut, Bupati menyatakan beberapa hal yakni pada BPD Kalsel berdasarkan angka penyertaan modal selama tahun 2010 s/d 2013 merupakan pendekatan rata-rata, sehingga tiap tahun bisa diprediksi dengan asumsi pertumbuhan ekonomi rata-rata seperti tahun-tahun yang lalu.
Sedangkan PDAM, besaran penyertaan modal agak begitu rumit karena kebutuhan yang mendesak bagi PDAM seperti mesin pengelolaan air usianya lebih dari 25 tahun sehingga kapasitas produksi air tidak bisa dimaksimalkan dan sarana pendukung seperti jaringan pipa di kota Kandangan besaran pipa hanya 2 ½ inchi. Oleh karena itu, pembenahan tidak hanya berupa besaran pipa saja, tetapi juga harus memperpanjang jaringan pipa dan proses peningkatan airnya. Raperda PDAM yang disampaikan untuk berisi lima bab, sedangkan pada BPD Kalsel berisi empat bab.
Pada kesempatan tersebut, Bupati berharap pada waktu pembahasan nantinya dibahas secara konphensip dan dengan kerjasama yang baik akan melahirkan Raperda yang baik bagi pengembangan ke dua perusahaan tersebut.
Diakhir acara, dilaksanakan penyerahan naskah dari Bupati HSS kepada wakil ketua DPRD Kab.HSS yang disaksikan oleh anggota DPRD Kab.HSS, dan Pimpinan SKPD.



ENAM DESA DAPAT BANTUAN BENIH UNGGUL

Sebanyak enam desa di Kecamatan Kalumpang, Kabupaten Hulu Sungai Selatan dapat bantuan benih unggul. Enam desa tersebut adalah Desa Karang Bulan, Sirih, Balanti, Sirih Hulu, Karang Paci, dan Tambingkar. Dalam 1 hektare lahan, mendapat bantuan benih unggul 25 kg dengan Luas lahan 449 hektare. Adapun jumlah kelompok tani 17 buah.

Bantuan itu diserahkan langsung Bupati HSS, HM. Safi'i pada kegiatan Gerakan Massal Pengendalian Tikus dan Semai Perdana Percepatan Tanam di Desa Karang Bulan, Kecamatan Kalumpang, belum lama tadi.

Bupati HSS pada kesempatan tersebut melakukan semai perdana percepatan tanam Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU) tahun 2010.

Bupati mengajak warga masyarakat agar mulai menanam padi lebih awal dari biasanya. " Apabila ada lahan yang tidak bisa digarap sendiri, agar bisa meminjamkan kepada orang yang lebih memerlukan," ujarnya.

Sementara jumlah tiran yang diberikan sebanyak 2.300 batang, klerat untuk pengumpanan sebanyak 12 kilogram dan swadaya masyarakat untuk pengumpanan sebanyak 8 kilogram.

" Kami senang diadakannya kegiatan seperti ini. Semoga bermanfaat dan petani tambah sejahtera," harap Jarni, warga Kalumpang.




KARYA BAKTI TERPADU TNI / KODIM 1003 KDG

Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui pembangunan fisik dan non fisik dan menciptakan kondisi yang mantap guna mendukung pembangunan maupun kepentingan rakyat. Rabu (22/9) dilaksanakanlah upacara pembukaan karya bhakti terpadu Kodim 1003/Kdg tahun 2010 di halaman SDN Sungai Kupang 2.

Pada kesempatan tersebut, Bupati HSS Dr. H.M. Safi’i M.Si selaku Inspektur upacara mengatakan bahwa kegiatan karya bhakti tersebut bukanlah tugas pokok dari TNI/Polri tetapi tugas yang harus dilakukan dalam suatu social budaya dan kegiatan tersebut sangat penting untuk mengembalikan nilai luhur dimana sekarang sudah mulai dilupakan. Beliau berharap agar kegiatan tersebut bisa dilestarikan di Kab.HSS.

Ada beberapa sasaran kegiatan karya bhakti tersebut antara lain membangkitkan jiwa semangat membangun serta gotong royong masyarakat dalam rangka memperkokoh rasa persatuan dan kesatuan. Terselenggaranya peran dan tugas TNI dalam membantu pemerintah daerah guna meningkatkan kesejahteraan rakyat. Tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk mampu hidup mandiri dan berperan aktif dalam mewujudkan masyarakat madani. Serta meningkatkan interaksi, kontribusi dan kebersamaan antara masyarakat dan satuan TNI-AD dalam rangka mengoptimalkan kemanunggalan TNI dan rakyat.

Adapun sasaran kegiatan karya bhakti tersebut antara lain sasaran fisik dan sasaran non fisik. Sasaran fisik berupa pembuatan badan jalan sepanjang 2.500 m x 3 m. Pembuatan dua buah jembatan kayu ulin yang berukuran 3 x 3 m. Dan pembuatan dua buah jembatan kayu ulin ukuran 8 x 3 m. Sedangkan sasaran non fisik berupa penyuluhan keluarga berencana, penyuluhan kesehatan dan sanitasi lingkungan, penyuluhan bela negara dan ceramah hukum dan kamtibmas.

Diakhir acara, dilaksanakan penyerahan bantuan dua paket untukMushola dan satu paket olah raga. Kemudian Bupati HSS beserta rombongan meninjau pembuatan badan jalan dan pembuatan jembatan kayu ulin.


LOMBA DAYUNG PERAHU NAGA 2010

Dalam rangka memperingati HUT ke-65 Proklamasi Kemerdekaan serta memeriahkan Hari Raya Idul Fitri 1431 H, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab.HSS bekerjasama dengan PODSI HSS dan masyarakat Daha, selasa (14/9) menggelar lomba dayung perahu naga di Sungai Negara (Dermaga Negara) Kecamatan Daha Selatan.

Lomba dayung perahu naga tersebut merupakan event rutin Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab.HSS yang dilaksanakan 2 kali dalam setahun yaitu memperingati HUT Kemerdekaan RI dan memperingati hari jadi Kab.HSS.

Sekretaris Daerah Kab.HSS Drs. H. Achmad Fikry, M.AP membuka secara resmi lomba dayung perahu naga dan dilanjutkan dengan pengibaran bendera start bagi peserta lomba. Pada kesempatan tersebut, Sekretaris Daerah membacakan sambutan Bupati HSS bahwa lomba dayung perahu naga termasuk salah satu cabang olahraga dayung, walaupun sifatnya masih tradisional namun sangat merakyat dibarbagai jenjang, mulai dari tingkat Kab/Kota, Propinsi, Nasional, Regional dan sampai ketingkat Internasional.

Dalam sambutan Bupati mengharapkan dengan di gelarkan event-event tersebut akan melahirkan atlit-atlit handal dan berperestasi dicabang olahraga dayung. Selain itu, lomba dayung perahu naga ini akan dapat menjadi daya tarik tersendiri dalam upaya mengembangkan potensi pariwisata di Kab.HSS.

Untuk itu lanjutnya, Ia berpesan kepada seluruh masyarakat, untuk tetap menjaga kebersihan, keindahan dan keasrian sungai Negara, karena sungai Negara merupakan salah satu andalan yang dapat dijadikan objek wisata di Kab.HSS.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab.HSS H.Suriani,S.Sos,M.AP menyampaikan laporannya bahwa tujuan lomba tersebut antara lain yang pertama untuk melestarikan budaya dan alat transportasi air yang merupakan alat transportasi utama bagi masyarakat di daerah rawa yang telah dilakukan secara turun temurun.

Tujuan yang kedua untuk mengembangkan olahraga perahu naga yang merupakan salah satu olahraga andalan di kab.HSS. Yang ketiga untuk memperingati HUT ke-65 Proklamasi Kemerdekaan RI serta memeriahkan Hari raya Idul Fitri 1 Syawal 1431 H. Dan yang keempat untuk mengembangkan wisata budaya sekaligus wisata alam.

Peserta lomba dayung perahu naga adalah tim olah raga dayung perahu naga di Kab.HSS yang berjumlah 31 tim yang terdiri dari 3 Kecamatan yakni Kecamatan Daha Utara, Kecamatan Daha Selatan dan Kecamatan Daha Barat. Masing- masing desa ditiap Kecamatan yang mengikuti lomba max 3 tim.

Para pemenang lomba akan diberikan trophy tetap dan hadiah uang pembinaan dari Pemkab.HSS dengan total sebesar Rp.7.500.000,00. Juara I lomba dayung perahu naga adalah PODSI Bayanan dari desa Bayanan, juara II adalah Saung Galing A dari desa Bayanan, juara III adalah Galambuai mati wani dari desa Sungai Pinang, dan harapan I adalah Saung Galing B dari desa Bayanan.


AKHMAD RAJANI PEMENANG LELANG

Bertempat di Kantor DPPKAD Kabupaten Hulu Sungai Selatan belum lama tadi digelar lelang umum. Barang yang dilelang adalah hasil bongkaran bangunan Pasar Los Batu Kandangan yang dijual secara paket.

Dalam satu paket terdiri dari 4.125 lembar seng ukuran 90 x 18 cm, harganya Rp.8 ribu / lembar. Ada juga 450 potong kayu ulin ukuran 10 x 10 yang panjangnya bervariasi dengan harga Rp.25 ribu / potong. Kemudian 1.100 potong kayu ukuran 5 x 7 dengan harga seribu rupiah / potong.

Peserta yang berhasil jadi pemenang lelang kali ini adalah Akhmad Rajani dari Kecamatan Angkinang.

Sebelumnya peserta lelang diwajibkan untuk menyetor uang jaminan secara tunai sebelum lelang dilaksanakan sebesar Rp.15.000.000,00. Peserta lelang yang menang diwajibkan melunasi semua harga pokok lelang dan bea lelang pembeli 1 % dan diberi kesempatan 3 hari setelah lelang digelar. Adapun peserta lelang yang tidak jadi pemenang, uang jaminan dikembalikan tanpa potongan.




Kamis, 30 September 2010

MENIKMATI KETUPAT KANDANGAN

Kalau berpergian ke Kabupaten Hulu Sungai Selatan, rasanya tak lengkap bila tak mencicipi hidangan ketupat Kandangan. Di bumi Antaludin banyak terdapat warung ketupat dengan harga yang bervariasi.

Meskipun makanan ini tak hanya terdapat di daerah ini, namun, ketupat Kandangan lebih terkenal sampai keluar daerah. Tak heran, di Kalimantan Selatan ketupat sudah menjadi trade marknya Kandangan.

Ketupat Kandangan begitu digemari dan terkenal sampai ke berbagai daerah lain, menurut seorang warga asal Banjarbaru karena rasanya yang khas, " Setiap berpergian ke Banua Anam, saya bersama keluarga selalu menyempatkan diri singgah di salah satu warung ketupat kalau tidak di Parincahan biasanya di Angkinang," tuturnya.

Ketupat di Kandangan, biasanya disajikan bersama daging maupun kepala ikan haruan (gabus). Bagi penggemar ketupat, menyantapnya dengan kepala ikan gabus rasanya lebih nikmat. Selain itu ada juga sate telur ikan gabus sebagai lauk tambahan. Ketupat yang terbuat dari nasi yang dimasak pakai daun kelapa (janur) ini dimakan dengan kuah santan kental dan sambal pedas. Disajikan panas, dimakan tanpa memakai sendok.

Namun bagi yang tidak suka dengan cara ini penjual masih menyediakan ketupat yang sengaja dimasak seperti lontong dan dimakan dengan menggunakan sendok.

" Tapi kalau menggunakan sendok bukan cara yang asli memakan ketupat ini," kata salah seorang pedagang ketupat di kawasan Parincahan.

Kekhasannya ketupat Kandangan, baik dari resep dan cara memakannya, membuat makanan ini punya pangsa pasar tersendiri. Beberapa pedagang yang banyak terdapat di Parincahan dan Angkinang mengaku, bisa menghabiskan ratusan biji perharinya.

" Sedikitnya warung kami menghabiskan 300 biji perhari dan ikan haruan 10 sampai 15 kilogram," kata salah satu pemilik warung ketupat yang juga menerima pesanan untuk acara pesta pernikahan itu.

Dulu, haruan menjadi lauk wajib yang disajikan bersama ketupat. Namun seiring dengan mulai langkanya jenis ikan ini, sebagian pedagang terpaksa menggantinya dengan ikan toman. Langkanya ikan haruan, membuat pedagang ketupat kerepotan. Sebab, selain harganya mahal, juga berpengaruh pada cita rasanya.

Beberapa pedagang mengaku terpaksa menaikkan harga, jika ikan gabus susah dicari, " Kadang kalau susah dicari dan harganya terlalu mahal kami terpaksa menggantinya dengan ikan toman," ujarnya. Toman adalah ikan sejenis ikan gabus, tapi dagingnya lebih keras.

Meskipun begitu, keberadaan warung ketupat di Hulu Sungai Selatan masih tetap bertahan.





Senin, 27 September 2010

HSS IKUT ARUH SASTRA VII DI TABALONG

Pertemuan akbar tahunan sastrawan Kalimantan Selatan akan digelar tahun ini. Kalau taka ada aral, acara bertajuk Aruh Sastra Kalimantan Selatan (ASKS) VII akan digelar di kota Tanjung, Kabupaten Tabalong, 26-28 November 2010.

Berbagai persiapan telah dilakukan oleh panitia demi suksesnya pelaksanaan kegiatan yang rencananya menghadirkan sastrawan nasional, Ahmad Tohari itu. Kontingen peserta dari kabupaten/kota se Kalsel telah menyiapkan diri jauh-jauh hari.

Seperti halnya Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Persiapan-persiapan kecil telah dilakukan sastrawan dari bumi Antaludin tersebut.

" Melatih peserta yang ikut lomba, menginventarisir peserta yang ikut ke Tanjung, serta mengirimkan karya sastarawan HSS yang akan diikutsertakan untuk antologi buku penyair Kalsel," ujar Aliman Syahrani, penggiat sastra HSS.

Sekedar diketahui, ASKS yang pertama digelar di Kandangan tahun 2004. ASKS II (2005) di Tanah Bumbu. ASKS III (2006) di Kotabaru. ASKS IV (2007) di Hulu Sungai Utara. ASKS V (2008) di Balangan. ASKS VI (2009) di Barito Kuala.

" Setiap pagelaran sastra pada ajang ASKS, HSS selalu meraih prestasi membanggakan. Bahkan secara berturut-turut pada ASKS III, ASKS IV, dan ASKS V, HSS meraih juara pertama," ujar penulis novel Palas ini.

Untuk itulah, menurut Aliman, HSS akan menampilkan yang terbaik pada ASKS VII di Tabalong nantinya. " Diantaranya kami memprioritaskan peserta yang ikut ASKS VII adalah pelajar yang mempunyai prestasi di bidang seni. Ini dilakukan untuk menambah pengalaman mereka sekaligus dalam upaya regenerasi," ujar lelaki yang saat ini masih menjabat sebagai Ketua PD Pemuda Muhammadiyah HSS ini.

Aliman mengharapkan dukungan Pembkab HSS dalam hal ini Disbudpar HSS untuk memfasilitasi sastrawan HSS mengikuti kegiatan tersebut. " Berupa akomodasi peserta selama mengikuti kegiatan dan fasilitas penunjang lainnya," ujarnya.

Pada ASKS VII akan digelar Lomba Cipta Puisi Bahasa Banjar, Lomba Mengarang Cerpen Bahasa Banjar, Lomba Basyair, Lomba Madihin, Peluncuran Buku Antoligi Puisi dan Cerpen, Gelar Sastra / Baca Puisi, dsb.

Menurut Aliman, ASKS merupakan ajang kompetisi mencari bakat. Juga sarana menjalin tali silaturrahmi sastrawan Kalimantan Selatan.

" ASKS VII diharapkan pelaksanaannya lebih menarik dari tahun-tahun sebelumnya. Juga dapat menghasilkan rekomendasi yang cukup strategis demi kemajuan sastrawan banua, hingga dapat berbicara lebih banyak lagi di tingkat nasional," pungkas Aliman.






Selasa, 21 September 2010

SOSIALISASI MINAT BACA DI HULU SUNGAI SELATAN

Gedung Kesenian di Jalan Melati Kandangan, yang berdampingan dengan Kantor Dinas Pendidikan Hulu Sungai Selatan, Senin (20/9/2010) tidak seperti biasanya. Sejak pukul 09.00 Wita satu-persatu orang mulai berdatangan. Ada apa ?

Hari itu digelar Sosialisasi Minat Baca Untuk Masyarakat Umum. Acara ini dihelat atas kerja sama Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah ( Bapustarda )Provinsi Kalimantan Selatan dengan Kantor Perpustakaan, Dokumentasi dan Arsip Daerah ( KPDAD ) HSS. Mengambil tema " Meningkatkan Kesadaran Membaca Masyarakat Melalui Sarana Perpustakaan Umum "

Menurut Dra. Hj. Hardiah Asni, Kepala KPDAD HSS, kegiatan ini diikuti sekitar 100 peserta utusan pengelola perpustakaan desa dan perpustakaan sekolah baik SD, SMP, san SMA sederajat se Kabupaten HSS.

" Membaca adalah jendela dunia. Melalui membaca orang dapat melihat cakrawala lebih luas. Sebuah bangsa yang masyarakatnya gemar membaca akan dapat tumbuh menjadi bangsa yang lebih maju. Dengan menanamkan budaya membaca, pada saatnya nanti kita akan mampu menciptakan generasi yang bermutu dan memiliki daya saing yang tinggi," ujarnya saat memberikan kata sambutan.

Tampil sebagai pembawa materi adalah Drs. Zainal Arifin, Kabag Umum dan Kepegawaian Bapustarda Kalsel.

Dalam uraiannya disampaikan, orang Jepang bangkit dari kehancuran negerinya dengan cara membaca buku-buku yang diterjemahkan secara besar-besaran ke dalam bahasa Jepang.

Minat baca masyarakat Indonesia cukup memprihatinkan, jauh dari yang diharapkan. Untuk tingkat SD peringkat 38 dan SLTP peringkat 34 dari 39 negara. (Survei IEA tahun 2000)

Faktor penyebab rendahnya minat baca diantaranya : membaca buku bukan budaya kita, sejak kecil belum dikenalkan dengan buku, tidak terbiasa membeli buku, tidak terbiasa mengisi waktu luang dengan membaca buku, tidak ada teladan dari orangtua, orang yang sering membaca dicemooh sok pintar dan sok kutu buku.

Isnaniah, salah seorang peserta asal Desa Gambah Dalam mengakui minat baca di desanya cukup rendah. " Karena itulah di desa kami didirikan perpustakaan desa yang diberi nama Kindai Ilmu," ujarnya.

Hal yang sama diutarakan Sekdes Hamayung, Nagara, Sabransyah. " Warga kami termasuk anak-anak lebih mementingkan cari kerja ketimbang membaca buku. padahal perpustakaan desa sudah dibantu Bapustarda Kalsel kurang lebih 1000 eksemplar buku."

Drs. zainal arifin menambahkan, untuk meningkatkan minat baca diantaranya : perlu dilatih sejak kecil, membiasakan diri 15 menit sehari untuk membaca, dan jadikan buku sebagai 'makanan'. (Metro7/ahu)




MENENGOK PRESTASI KARANG TARUNA ANGGREK

Eksistensi Karang Taruna (KT)Anggrek Desa Angkinang Selatan Kecamatan Angkinang Kabupaten Hulu Sungai Selatan diantara puluhan KT di HSS yang masih aktif sampai saat ini, sudah tidak diragukan lagi.

KT Anggrek berdiri tahun 80-an. Beragam prestasi telah ditoreh KT ini. Dalam bidang olahraga, khususnya sepakbola seringkali meraih prestasi tingkat Kabupaten HSS. Pada tahun 2008 KT Anggrek berhasil menjadi KT Teladan Tingkat Kab. HSS.

Menurut Ketua KT Anggrek, Ilham Fajeri, prestasi itu adalah hasil jerih payah dari semua anggota dan dukungan masyarakat Desa Angkinang Selatan.

" Kami mempunyai usaha penyewaan tenda dan kursi. Kami juga akan mencoba jasa lainnya seperti pengetikan komputer. Potensinya di daerah kami sangat menjanjikan. Apalagi kami dekat dengan beberapa sekolah, seperti MTsN Angkinang, " ujar Ilham Fajeri.

Selain itu KT Anggrek selalu terpilih mewakili Kecamatan Angkinang mengikutsertakan anggotanya menghadiri kegiatan pelatihan yang berhubungan dengan karang taruna dan kepemudaan baik ke tingkat kabupaten maupun provinsi.

" KT Anggrek tak pernah absen mengikuti Kemah Bhakti Wisata Karang Taruna (KBWKT) yang dihelat setahun sekali dan digelar secara bergiliran oleh kabupaten / kota se Kalsel. Lewat ajang KBWKT inilah silaturrahmi insan karang taruna banua terjalin akrab. Biasanya disemarakkan dengan aneka lomba dan kegiatan positif seputar karang taruna," ungkap Aji,begitu ia biasa disapa.

Menurut Aji, prestasi KT Anggrek lewat KBWKT tidak bisa dianggap enteng. Pada KBWKT XIX tahun 2006 di Kabupaten Balangan, KT Anggrek meraih juara I Lomba Asah Mampu. Tahun 2007 pada KBWKT XX di Kabupaten Tapin, KT Anggrek meraih juara II Lomba Asah Mampu. Sementara pada KBWKT XXI tahun 2008 di kawasan Jembatan Rumpiang, Kabupaten Barito Kuala, KT Anggrek meraih juara III Lomba Asah Mampu dan juara III Lomba Cipta Puisi Kesetiakawanan Sosial.

" Prestasi ini bukan saja mengharumkan nama Kecamatan Angkinang, tapi juga nama Kabupaten HSS terangkat di tingkat provinsi," katanya.

Aji atas nama Ketua KT Anggrek,mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada Kepala desa Angkinang Selatan, Jamaluddin yang selalu mendukung kegiatan KT Anggrek hingga tetap eksis sampai saat ini.





Kamis, 16 September 2010

BERLEBARAN IDUL FITRI DI HULU SUNGAI SELATAN

Malam lebaran Idul Fitri 1431 H di Kandangan luar biasa. Gema takbir membahana menyambut hari kemenangan bagi umat Islam tersebut. Kandangan jadi lautan manusia. Warga tumpah ruah memadati ruas kota Kandangan baik dengan jalan kaki, kendaraan roda dua maupun roda empat, Kamis (9/9/2010)malam.

Akibatnya, jalanan jadi macet. Malam itu digelar Lomba Takbiran yang dihelat Disbudpar HSS. 30-an peserta mengikuti kegiatan rutin tahunan tersebut. Mereka menampilkan replika tempat ibadah yang dibalut nuansa Islami dan khas lebaran.

Petugas kepolisian dibuat kewalahan mengatasi arus lalulintas yang macet. Manusia menyemut. Suara petasan, mercon, dan kembang api turut menyemarakkan malam lebaran.

" Yang paling afdhal pada malam ini bukan mercon atau petasan tetapi mengucap Takbir, Tahmid, dan Tahlil," ujar Bupati HSS saat menyampaikan kata sambutan pada pelepasan peserta Lomba Takbiran di depan Gedung MTQ Kandangan.

Sementara Nita, tak bisa kemana-mana, hanya berada di depan Telkom Kandangan, terjebak macet.

" Panitia tahun mendatang bila menggelar kembali acara seperti ini, agar ikut membantu mengatasi kemacetan dengan menempatkan anggotanya di beberapa titik," ujar Nita.

Paginya, Jum'at (10/9) warga HSS berbondong-bondong ke tempat ibadah menunaikan shalat Ied. Bupati HSS melakukan shalat Ied di Mesjid Besar Nurul Hikmah, Telaga Langsat. Wakil Bupati di Mesjid Al Mujahidin, Padang Batung. Sedangkan Sekda HSS di Mesjid Agung Taqwa, Kandangan.

Di Mesjid Besar Al Aman Angkinang, jemaah sudah memadati mesjid tersebut sejak pukul 07.00 Wita. Jemaah meluber hingga ke jalan raya. Pukul 07.45 shalat Ied dimulai dengan Imam dan Khatib Ustadz H. Faturrahman dari Kandangan. Dalam khutbahnya dia mengutarakan tentang nikmatnya berbagi dan saling memaafkan. " Hari yang fitri ini mari kita bermaaf-maafan dan jalin tali silaturrahmi," ujarnya.

Sekitar pukul 09.00 - 11.00 Wita bertempat di Pendopo Kabupaten HSS, Bupati, Wabup, dan Sekda beserta isteri masing-masing menerima kunjungan silaturrahmi dari warga masyarakat yang ingin mengucapkan selamat hari raya dan bersalam-salaman. Mereka yang hadir disuguhi menu khas lebaran.

Libur lebaran hari kedua Sabtu (11/9) dan hari ketiga Minggu (12/9) digunakan warga untuk berwisata. Salah satu tempat wisata yang ramai dikunjungi pada lebaran kali ini adalah objek wisata Air Panas Tanuhi, Kecamatan Loksado. Ribuan orang memadati tempat wisata yang berjarak sekitar 32 kilometer dari kota Kandangan tersebut. Suasana pegunungan yang sejuk dan masih alami menjadi alasan kenapa mereka berkunjung ke sana.



MINTA TAMBAHAN KOLEKSI

Persediaan buku di Perpustakaan Darul Fikri MTsN Angkinang Kabupaten Hulu Sungai Selatan masih jauh dari yang diharapkan. Pihak pengelola berharap adanya donatur yang bersedia menyumbangkan buku untuk menambah koleksi buku di perpustakaan sekolah tersebut.

Sejumlah siswa yang menjadi pengunjung tetap sekaligus menjadi anggota perpustakaan tersebut kerap mengeluhkan kurang lengkapnya persediaan buku itu. Baik buku pelajaran sekolah, maupun buku bacaan yang menghibur, seperti cerita anak, komik, cerita rakyat Kalsel, kumpulan cerpen, puisi, dsb.

Kepala perpustakaan Darul Fikri MTsN Angkinang, M. Jazuli, S.S mengakui masih minimnya persediaan buku di perpustakaan yang dipimpinnya ini.

Menurut Jazuli, bukan hanya buku-buku pelajaran yang kurang tersedia tetapi juga buku cerita rakyat, adat budaya Banjar, maupun muatan lokal lainnya.

Dikatakan, dia pernah mengusulkan penambahan buku ke beberapa tempat, namun sampai sekarang tidak ada jawaban. " Kebanyakan koleksi yang ada didominasi buku lama. Seperti buku pelajaran, yang banyak buku yang kurikulumnya tidak terpakai lagi," ujarnya.

Jazuli mengakui, Perpustakaan Darul Fikri masih jauh dari standar. " Kami berharap ada donatur untuk menambah koleksi di perpustakaan kami, " harapnya.

Jum'at, 3 September 2010

MERIAHNYA FESTIVAL TANGLONG DAN BA'ARAKAN SAHUR DI KANDANGAN

Sedikitnya 30 peserta turut ambil bagian dalam Festival Tanglong dan Ba'arakan Sahur yang digelar Dinas Kebudayaan dan Pariwisata ( Disbudpar ) Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Senin (30/8) malam di Kandangan. Kegiatan yang memperebutkan tropi dan hadiah uang tunai total Rp. 12,5 juta itu cukup mendapat sambutan antusias masyarakat HSS. Peserta terdiri dari remaja masjid, karang taruna, pelajar, BPK, dsb.

Antusias warga terlihat saat kendaraan yang dihiasi aneka miniatur tempat ibadah, binatang, dan nuansa Islami lainnya melintas di depan mereka. Selain itu gemuruh musik yang dipadu dengan alat-alat tradisional menambah maraknya suasana Bumi Antaludin malam itu.

Pada lomba kali ini yang menarik perhatian adalah tampilan replika unik yang beraneka rupa. Ada penyu raksasa, kuda putih, ular naga, hingga miniatur pos kamling. Juga ada himbauan di tanglong yang mereka tampilkan. Salah satunya berbunyi : " Jagalah Kebersihan. Jangan Membuat WC di Sungai Amandit".

Pelepasan peserta lomba dilakukan oleh Sekda HSS, Drs. H.A. Fikry tepat pukul 23.30 Wita. Bertempat di depan Gedung MTQ Kandangan. Setelah dilepas satu-persatu peserta yang parkir di Lapangan Lambung Mangkurat melintasi jalan seputaran kota Kandangan.

Menurut Kepala Disbudpar HSS, Suriani,kegiatan digelar dalam rangka memeriahkan malam 21 Ramadhan / salikur. " Juga turut melestarikan khazanah budaya dan tradisi masyarakat HSS, " ujarnya.

Dewan juri yang terdiri dari Hairin Nazrin, Hasan Awsy, dan Fahrudin akhirnya memutuskan sebagai pemenang pada lomba kali ini adalah : Untuk kategori tanglong, Juara I Pandai Tengah mendapat tropi dan uang Rp. 2,5 juta. Juara II Baluti (tropi + Rp. 2 juta). Juara III Amawang Kiri Muka (tropi + Rp.1,5 juta ) dan Juara Favorit Amawang (tropi + Rp.1 juta )

Untuk kategori Ba'arakan sahur, Juara I Warlok Loklua ( tropi + Rp. 2 juta). Juara II Drumband Disdik HSS (tropi + Rp 1,5 juta). Juara III Pasar Bayanan Nagara (tropi + Rp. 1 juta). Juara Favorit Bayanan (tropi + Rp.750 ribu)

" Masyarakat HSS yang tidak menyaksikan Festival Tanglong dan Ba'arakan Sahur kali ini jangan berkecil hati, karena even serupa akan digelar di tempat yang sama pada malam lebaran Idul Fitri 1431 H berupa Lomba Takbiran, " pesan panitia.








METRO 7 TANJUNG :

BUDIDAYA JAMUR TIRAM DI HSS

KANDANGAN – Prospek pembudidayaan jamur tiram putih di Kabupaten Hulu Sungai Selatan cukup cerah. Minat warga membudidayakan tanaman tersebut sangat tinggi. Salah satu tujuan mereka adalah ingin meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarga.
Menurut petugas pertanian, bahan baku mudah diperoleh dan prosesnya tidak sulit. Petani cukup mengumpulkan bahan sebagai media yakni serbuk kayu, kapur pertanian dan dedak halus. Bahan tersebut dicampur dengan takaran tertentu sebagai media untuk jamur yang akan berkembang.
“ Saya bisa memproduksi kurang lebih 8 kilogram jamur tiram putih dalam sehari. Harga jualnya Rp. 27 Ribu perkilogram, “ ujar Yadi (38), petani HSS yang pertama kali mengembangkan jamur tiram putih, beberapa waktu lau.
Akan tetapi menurut Yadi, ia belum bisa melayani permintaan dari daerah lain, hanya untuk memenuhi wilayah Kandangan saja. “ Untuk menambah produksi, saya terkendala dengan permodalan, “ keluh Yadi.
Pihak berkompeten di HSS diharapkan bisa mengusahakan agar para petani, termasuk petani jamur tiram putih ini untuk bisa mendapat bantuan modal dari pemerintah.

GEMA RAMADHAN 1431 H DI KANDANGAN TV

KANDANGAN – Paket siaran Gema Ramadhan 1431 H di Kandangan TV mendapat apresiasi beragam dari masyarakat Hulu Sungai Selatan. Mereka mengaku suka dan bangga atas kehadiran acara tersebut.
Dalam paket acara ini diawali dengan sambutan dan ucapan selamat menunaikan ibadah puasa kepada masyarakat HSS oleh Bupati Dr. H. Muhammmad Safi’i Msi. Setelah itu dilanjutkan dengan liputan kegiatan Pemkab HSS seperti Safari Ramadhan Bupati / Wakil Bupati ke kecamatan-kecamatan serta pasar murah yang dihelat TP PKK HSS.
Kemudian ada Tausyiah bersama alim ulama HSS. Adapun ulama HSS yang mengisi acara Tausyiah diantaranya adalah : KH. Muhyar Dahri ( Ketua MUI HSS ), H. Nazhimudin, H. Muhammad Hatta, H. Harni Arrasyid, KH Asnawi Sihabuddin, H. Masduki AS, H. Syamsi Bahrun, dsb.
Lalu Pengajian Al Qu’ran bersama Qari / Qariah ternama dari HSS dan Lagu-Lagu Islami, dsb. Waktu tayang mulai pukul 17.00 – 18.00 Wita setiap harinya.
“ Cukup mendidik dan menghibur. Kedepannya tayangannya agar lebih bagus dan berkualitas, “ komentar Nurul Aida, warga Sungai Raya yang mengaku tak pernah absen menyaksikan Kandangan TV selama bulan Ramadhan ini.
Perlu diketahui Kandangan TV pertama kali mengudara tahun 2007. Studionya berada di Jl. Pemuda Kandangan. Tepatnya di eks Gedung Wanita, samping kediaman dinas Bupati HSS.
“ Lewat Kandangan TV saya kenal wajah-wajah pejabat HSS dan aktifitasnya. Juga menambah wawasan tentang perkembangan HSS terkini, “ ujar Mahmudin, warga Telaga Langsat.
Diharapkan selama bulan Ramadhan ini Kandangan TV dapat semaksimal mungkin memberikan yang terbaik bagi warga HSS lewat tayangannya.


Humoria :
PERMINTAAN

Seorang raja akan memberikan apa saja apabila ada orang yang bisa menyeberangi sebuah danau. Danau itu sendiri berisi banyak buaya lapar yang tidak segan-segan menyantap siapa saja yang menyeberangi danau tersebut.
Pada suatu hari, lewatlah seorang petani di pinggir danau itu. Berikutnya, tiba-tiba saja petani tersebut tampak sudah berenang di danau itu. Dan tanpa diduga, ia berhasil menyeberanginya dengan keadaan selamat.
Mendengar berita itu, maka sang raja pun memanggil si petani ke istana untuk diberi hadiah.
“ Hai petani.....hadiah apa yang kau inginkan ? Emas, perak, permata, jamrud, atau apa saja akan saya kabulkan,” ujar sang raja, kagum bercampur bangga.
Diam sesaat, tiba-tiba saja si petani memasang tampang kesal dan menjawab, “ Paduka raja, saya tidak minta apa-apa, kecuali mencari bajingan yang mendorong saya ke danau itu !!! “




DESA BAMBAN
SENTRA KERUPUK DI HULU SUNGAI SELATAN

KANDANGAN - Desa Bamban , Kecamatan Angkinang adalah sentra pembuatan kerupuk di Kabupaten Hulu Sungai Selatan sejak puluhan tahun silam. Bila memasuki desa yang dibelah jalan negara ini, orang akan disuguhi pemandangan yang unik dan menarik. Disisi kiri dan kanan jalan terlihat bermacam warna kerupuk yang tengah dijemur warga : merah, kuning, jingga, coklat, dan putih.
Ada yang masih berbentuk gulungan seperti pentungan yang berwarna-warni dan ada yang sudah berbentuk kerupuk, tapi masih terlihat basah.
Hamparan puluhan tempat penjemuran kerupuk yang tengah dijemur di atas tikar purun membuat siapa saja betah memandangnya. Apalagi disana terdapat ratusan bungkus kerupuk yang tersusun rapi di setiap warung atau kios yang banyak terdapat di desa tersebut. Bentuk kerupuk ada bulat pipih, segitiga, dan potongan kecil mirip batang korek api.
Untuk mendatangi tempat sentra kerupuk ini sangat mudah. Kita bisa naik ojek, taksi mikrolet atau Colt yang melintas di desa tersebut. Letaknya sekitar 10 kilometer dari kota Kandangan, ibukota Kab. HSS.
Menurut Rahmadi, seorang perajin kerupuk Bamban, cara membuat kerupuk terbilang cukup mudah. “ Pertama, ubi kayu yang sudah dikupas dibersihkan dari sisa-sisa kotoran dengan cara dicuci. Setelah itu ubi dilunakkan secara merata, jangan sampai masih tersisa gumpalan-gumpalan keras. Bisa dengan diparut manual atau dengann pemarut kelapa, “ ujar Rahmadi.
Karena kadar airnya masih sangat tinggi kata Rahmadi, sebelum percampuran bahan dengan bumbu, tiriskan selama satu hari satu malam. Setelah itu campur dengan bumbu yang dikehendaki, rasa pedas manis, rasa ketumbar, rasa bawang atau rasa udang.
Masukkan adonan ke dalam plastik bulat yang panjangnya antara 60 – 70 cm. Tusuk dengan paku permukaan plastik pembungkus adonan untuk membuat lubang-lubang kecil untuk menjaga kelembaban dan respirasi ( pernapasan ).
Adonan langsung direbus di dalam air dan panci besar atau potongan drum ( kalau volume rebusan besar ) sekitar 2 jam.
Adonan yang telah direbus ( dalam bentuk batangan dan padat ) dan masih terbungkus plastik, kembali ditiriskan selama satu hari satu malam. Lalu jemur selama dua hari.
“ Begitu kering, potong menjadi bagian yang lebih kecil. Sampai disini sudah terbentuk kerupuk mentah. Sebelum dikemas plastik ( packaging ), hasil potongan tadi kembali dijemur hingga benar-benar kering dan siap untuk dijual dalam bentuk kerupuk mentah. Kerupuk mentah tadi siap digoreng sesuai selera konsumen, “ pungkasnya.






















ANTARA NEWS & Metro 7 Tanjung
Akhmad Husaini ( Koresponden Hulu Sungai Selatan )
Hari : Tanggal :

Data Narasumber : Perajin Kerupuk Bamban

Nama :
Tempat / Tanggal Lahir :
Alamat :
Isteri :
Anak :

1. Deskripsi kerupuk Bamban

2. Profil / Biodata narasumber

3. Sejak kapan menggeluti pekerjaan ini ?

4. Apa kendala yang dihadapi ?

5. Berapa omset yang diperoleh ?

6. Kemana memasarkannya dan rencana ke depan ?

7. Bagaimana proses pembuatan kerupuk Bamban dari awal hingga selesai ?
Bahan :

Peralatan :

Bumbu :

8. Harapan kepada pemerintah ?

9. Harga kerupuk ?
10. Tanggapan pihak berkompeten terhadap usaha ini ?



ANTARA NEWS & Metro 7 Tanjung
Akhmad Husaini ( Koresponden Hulu Sungai Selatan )

Hari : Tanggal :

Data Narasumber : Perajin Tangguk

Nama :
Tempat / Tanggal Lahir :
Alamat :
Isteri :
Anak :

1. Deskripsi Tangguk

2. Profil / Biodata narasumber

3. Sejak kapan menggeluti pekerjaan ini ?

4. Apa kendala yang dihadapi ?

5. Berapa omset yang diperoleh ?

6. Kemana memasarkannya dan rencana ke depan ?

7. Bagaimana proses pembuatan Tangguk dari awal hingga selesai ?
Bahan :

Peralatan :

8. Harapan kepada pemerintah ?

9. Harga Tangguk ?

10. Tanggapan pihak berkompeten terhadap usaha ini ?




PERPUSTAKAAN HSS DIPADATI PENGUNJUNG
KANDANGAN – Bulan puasa bukan berarti aktifitas berkurang, malah meningkat. Seperti minat baca dan kunjungan masyarakat Hulu Sungai Selatan ke Kantor Perpustakaan Umum dan Arsip Daerah ( KPUAD ) HSS juga cukup tinggi.
Ini dapat dilihat dari banyaknya pengunjung yang datang setiap harinya. Kantor yang letaknya di Jl. Aluh Idut Tinggiran, Kandangan ini justru setiap hari selama bulan Ramadhan 1431 H membludak.
Menurut petugas, buku yang banyak dipinjam jenis keagamaan. Selain itu juga koran harian yang dilanggan KPUAD ikut dibaca.

RUMAH LUDES MENJELANG BERBUKA

KANDANGAN – Senin ( 23/ 8/2010) sore pristiwa kebakaran terjadi di Desa Angkinang Selatan. Hingga menyebebkan kemacetan hampir satu kilometer di ruas jalan Angkinang.
Amani pasrah menyaksikan rumahnya terbakar. Api diduga berasal dari kompor yang meledak. Lantas merayap ke dinding rumah. Tak jauh ada genset sehingga menimbulkan suara ledakan yang cukup keras. Api baru bisa dikuasai satu jam kemudian setelah mendapat bantuan BPK HIPTA Angkinang dan BPK dari Kandangan dan Haruya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Aktivitas Selama di Aceh

 Sabtu, 23 November 2024 Dari Diary Akhmad Husaini, Ahad (21/08/2022)  Semua akan abadi setelah diposting Dugal ke blog pribadi, tentu denga...