Ahad, 19 Oktober 2025
Sore itu, Sabtu (18/10/2025), mentari mulai meredup, menyisakan bias keemasan di langit Desa Angkinang Selatan, Kecamatan Angkinang, Kabupaten Hulu Sungai Selatan.
Sekitar 300 meter dari rumah, di Timbuk Ril yang asri, sebuah pemandangan sederhana menangkap jiwa: empat bocah tengah menaklukkan ‘bukit’ mereka sendiri. Bukan gundukan tanah biasa. Itu adalah tumpukan material bangunan yang siap diolah.
Namun, di mata polos mereka, itu adalah puncak tertinggi, singgasana kegembiraan, panggung sandiwara petualangan. Dengan latar belakang pohon pisang dan kelapa yang melambai, serta atap-atap rumah sederhana yang menjadi saksi, keceriaan mereka memancar tanpa filter.
Mereka, generasi penerus Angkinang, sedang membangun masa depan—bukan dengan semen atau pasir, melainkan dengan tawa, semangat, dan imajinasi tanpa batas.
Dalam kesederhanaan, mereka mengajarkan kita bahwa kebahagiaan sejati tak pernah memerlukan kemewahan. Ia hanya butuh ruang untuk bermain dan hati yang penuh syukur. Lihatlah semangat itu!
Di atas 'bukit' material bangunan yang sementara, mereka melukiskan janji bahwa Angkinang akan terus bertumbuh, dijiwai oleh keceriaan dan harapan yang mereka bawa. Merekalah masa depan yang cerah itu. (ahu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar