Kamis, 6 Juli 2023
Melihat keberadaan capung atau dalam bahasa Banjar ada yang menyebutnya kasisiur dan adapula siuragung.
Katanya kalau masih ada capung berkeliaran di suatu tempat, pertanda habitatnya masih alami atau terjaga, tidak terkontaminasi polusi atau pencemaran lingkungan.
Ada berbagai jenis capung yang sering saya temui, diantaranya ada capung jarum, capung tentara, dll. Disebut capung tentara karena tubuhnya mirip dengan pakaian tentara.
Dulu saya dan teman teman di kampung suka sekali menangkap capung. Hasil tangkapan bisa digunakan untuk memancing ikan dan sekedar untuk bermain saja. Kami menggunakan getah nangka dengan pakaian tentara.
Dulu saya dan teman-teman di kampung suka sekali menangkap capung. Kami menggunakan getah nangka yang disulut di bilah lidi kelapa.
Dengan menyulut bilah lidi iu saat capung sedang hinggap di rerumputan atau di tempat yang bisa dijangkau. Tidak ingin menyakiti. Cukup disulut pada sayapnya saja.
Setelah puas capung-capung itu kembali dilepaskan. Mereka bisa bebas hidup di alam. Kini jarang saya lihat capung. Hanya sewaktu-waktu saja.***
Dari Diary Akhmad Husaini, Senin (28/11/2022)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar