Sabtu, 7 Januari 2012
TEROPONG KAPAL
Cerita ini saya peroleh dari seorang teman saat ngobrol di pelataran RSUD Brigjend H. Hassan Basery, Kandangan.
Ceritanya tahun 1980-an kesebelasan asal Kandangan mengikuti pertandingan sepakbola di Stadion Lambung Mangkurat, Banjarmasin. Stadion ini merupakan satu-satunya stadion di Banjarmasin saat itu.
Kandangan memiliki pemain terkenal bernama Ajat. Kesebelasan Kandangan didukung oleh suporter yang fanatik dan datang dari berbagai daerah. Termasuk asal Nagara.
Pertandingan berlangsung cukup meriah dan sangat menarik. Penonton bersorak-sorai untuk mendukung kesebelasan masing-masing. Termasuk orang Nagara tadi. Disamping orang Nagara ada penonton yang selalu memakai teropong kapal. Sementara penonton lain ribut luar biasa. Dengan teriakan tanda mendukung kesebelasannya. Tapi orang yang memakai teropong tadi tenang saja. Malah seringkali tersenyum sendirinya.
Orang Nagara yang berada disampingnya bingung. Sebelumnya orang Nagara itu juga kerapkali berteriak keras saat kesebelasan Kandangan berada di lapangan lawan. ” Ayo Ajat. Maju terus. Masukkan gol sebanyak-banyaknya,” ujar orang Nagara itu.
Tentu teriakan keras itu mengganggu orang yang berada disampingnya. Bagi yang pakai teronpong tentu sangat bosan mendengarnya. Lantas ia pinjami orang Nagara itu teropong. Setelah itu barulah orang Nagara itu diam. Kenapa diam ? Karena dengan teropong posisi pemain kian dekat. Suaranya jadi lemah. Kala tidak pakai teropong jarak pemain dengannya jauh sekali. Terpaksa bersuara nyaring dan agak keras.
Ada-ada saja......
Kandangan, Desember 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar