Sabtu, 17 Desember 2011

Mahalabio Ditengah Malam

Sabtu, 17 Desember 2011

-->
Hati gundah dan duka bawa mendengarkan hal-hal yang menghibur adalah suatu hal yang sangat mengasyikkan.
Seperti saat menunggui keluarga yang sedang terbaring di rumah sakit. Salah satunya adalah bercerita bahasa Banjar yang lucu-lucu atau mahalabio. Membuat hati senang dan terhibur. Tengah malam di pelataran rumah sakit tak jauh dari kamar tempat keluarga dirawat. Berenam kami ngumpul. Suasana sudah sepi. Pasien dan penunggu yang lain sudah terlelap tidur.
Sementara mata saya dan juga lima orang yang lainnya juga tak mau tidur. Dua orang jadi tukang kisah yang andal. Saya dan tiga orang lainnya menjadi pendengar setia. Suasana ditingkahi asap rokok yang membumbung. Juga nyamuk yang ramai menggigit tubuh. Juga suhu dingin yang menusuk tulang. Kami duduk diatas lantai ubin yang dihampar tikar.
Puluhan cerita lucu keluar. Kami ngakak. Salah seorang keluarga saya ngakaknya minta ampun. Nyaring sekali. Bisa-bisa mengganggu orang lain. Apalagi ini tengah malam.
Cerita lucu yang dibawakan seperti yang agak dewasa, kekalahan orang Nagara dengan Alabio,dsb. Saking lucunya selain tertawa ngakak juga mengeluarkan airmata.
Cerita lucu yang saya dengar diantaranya : seorang anak kecil naik pohon cherry di depan sekolahnya. Sementara di bawahnya ada paman penjual pentol. Si anak kecil itu tanpa celana dalam. Lantas naik ke atas pohon. Melihat pemandangan itu paman pentol senang sekali.
Tak lama anak itu turun. Anak itu lantas diberi oleh paman pentol uang Rp.3.000,- . Anak itu senang sekali. ” Ini untuk kamu membeli celana,” ujar paman pentol.
Pengalaman ini diceritakan kepada ibunya dirumah. Besoknya ibunya melakukan hal yang sama. Dengan harapan dapat uang Rp.3.000,- dari paman pentol.
Naiklah sang ibu ke atas pohon mengenakan daster namun tanpa celana dalam. Paman menyaksikan pemandangan itu sangat senang. Apalagi pemerannya bertubuh seksi. Singkat kisah, si ibu turun berharap dapat uang. Paman pentol memberi uang Rp.500,- ” Ini untuk beli silet,” ujar paman pentol. Si ibu ngeloyor pulang kecewa sekaligus malu. Paman menyuruh si ibu mararap ”kumis bawahnya” yang cukup tebal. He...he..hee....

4 komentar:

  1. ha ha haa . . ada ada haja sampiyan nih.

    BalasHapus
  2. salam kenal dari urang martapura om lah,, mambalas elangan pian nah,, hehe.. salam badangsanakan jw,, :)

    by GUBUK45
    Driver Untuk Semua Windows Xp

    BalasHapus
  3. SAlam bakawanan ...

    Makasih udah bailang di blog ulun Gaptek

    BalasHapus

Puisi AHU : Watak Simbol Intonasi Perangai Jingga

 Jumat, 22 Maret 2024 Cerita guramang alasan manis kian sinis watak simbolis kehendak penawar lara senarai kehendak intim suara nurani ego k...