Rabu, 17 Desember 2025

Menuju Sekumpul : 100 Kilometer Jalan, dan Niat yang Diperbaharui

 Kamis, 18 Desember 2025





Tahun ini, seperti tahun-tahun sebelumnya, saya kembali menata niat. Bukan sekadar menyiapkan ransel, jas hujan, atau kondisi kendaraan, tetapi menyiapkan diri untuk sebuah perjalanan ruhani : menuju Momen 5 Rajab 1447 H / 2025 M, atau Haul Guru Sekumpul (KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani) ke-21. 

Dari rumah saya di Desa Angkinang Selatan, Kecamatan Angkinang, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, jarak menuju pusat kegiatan haul di Sekumpul, Martapura, Kabupaten Banjar, kurang lebih 100 kilometer. Jarak yang secara geografis terukur, tetapi secara batin selalu terasa berbeda setiap tahun. 

Belajar dari pengalaman haul-haul sebelumnya, saya dan keluarga memilih sepeda motor sebagai moda perjalanan. Bukan tanpa alasan. Di hari haul, jalan raya bukan hanya dipenuhi kendaraan, tetapi juga dipenuhi niat yang sama. 

Macet sering kali tak terelakkan. Dengan sepeda motor, kami bisa bergerak lebih lentur. Pelan-pelan, mengikuti arus, sambil menjaga keselamatan. Tidak tergesa. Karena perjalanan ini memang tidak menuntut cepat, melainkan selamat dan khidmat. 

Salah satu hal yang selalu membuat perjalanan menuju Sekumpul terasa istimewa adalah keberadaan Rest Area di setiap daerah yang dilalui. Posko-posko sederhana itu bukan sekadar tempat singgah, melainkan ruang silaturahmi yang hidup. 

Ada yang menyediakan air minum, kopi panas, teh hangat, nasi bungkus, kue, bahkan buah-buahan. Semuanya gratis. Tanpa tanya dari mana asal, tanpa melihat siapa kita. Yang ada hanya senyum, sapaan, dan doa agar perjalanan dilancarkan. Di titik-titik itulah saya sering berpikir : haul ini bukan hanya terjadi di Sekumpul, tapi sudah dimulai sejak seseorang melangkahkan kaki dari rumahnya. 

Bagi jamaah yang sudah pernah berangkat, satu hal yang biasanya tak lagi menjadi kekhawatiran adalah soal makan dan minum. Sepanjang perjalanan, Allah SWT mencukupkan melalui tangan-tangan manusia yang ikhlas. Yang menjadi perhatian justru bukan lagi logistik, tetapi kesiapan tubuh. 

Menjaga stamina, menahan lelah, dan mengatur waktu istirahat. Karena perjalanan panjang ini membutuhkan tubuh yang kuat agar niat yang baik bisa sampai pada tujuan. Insya Allah, tahun ini saya kembali bisa hadir. Tidak membawa apa-apa selain niat, doa, dan rasa syukur karena masih diberi kesempatan untuk melangkah. 

Bagi saya, hadir di Haul Guru Sekumpul bukan soal jarak, bukan pula soal berapa kali sudah datang. Tetapi tentang memperbaharui niat, menyambung rindu kepada ulama yang telah wafat, dan membawa pulang pelajaran tentang kesederhanaan, keikhlasan, dan adab. 

Dan jika kelak lelah datang di tengah jalan, saya selalu ingat satu hal : bahwa setiap kilometer yang ditempuh menuju Sekumpul, adalah zikir yang bergerak. (ahu)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Plang Peringatan di Kawasan Wisata Bukit Batu Banjar

 Kamis, 18 Desember 2025 Plang peringatan yang dipasang di kawasan wisata Bukit Batu, yang ada di sekitaran Dusun Sungai Luar, Desa Tiwingan...