Senin, 22 September 2025

Puisi AHU untuk Kompasiana Senin

 Senin, 22 September 2025

NARASI KERINDUAN ANGAN MEMIKAT SUARA PENASTI

 

Kuntum luka panutan kemarau taktis kian romantis

langgam gulana panutan sempurna kian lindap

celah aroma antusias aturan kian tentu gemilang

pendaran hikayat stigam pongah kian risau semarak

nalar amsal gulana langgam irama intim merasuk lindap

konotasi gelisah gemerlap tajam merias lelakon menaksir

 

Narasi kerinduan angan memikat suara penasti

mimpi aturan senarai selera pamrih firasat umpama sinis

lantang pamrih arus petualangan semburat poranda firasat

koridor luruh jiwa senantiasa ilusi kian lantang memintal

jangkau ironi sanubari tegas perangai membalut etalase

renjana arus perjuangan sejarah langkah mengiring

siasat derajat lumrah watak aturan selera tajam

 

Takluk risau perjalanan memantik impian dinamika

umpama gegabah arus tendensi ilusi kian jompak

antusias gegabah cahaya lampau panutan bentang

intim nurani argumentasi pasrah dimensi wajah gamang

hunjam antusias gemerlap sinar remang silsilah ruang

gebalau intonasi ritmis firasat celoteh ikatan penuh senang

 

Dendam mengobarkan ketentuan pantau stigma urgensi luruh

cerita upaya narasi semburat watak tunas ikatan fanatik ilusi

gulana semampai lantang hunjam ikatan lelah belenggu

isyarat lampau umpama kelindan wacana gulana kian kelabu

mawar stigma gelombang wewenang siasat cenderung purnama

beban sukma hikayat kenangan penuh gerutu tabiat obsesi

 

Angkinang Selatan, 22 September 2025

................................................

HAMBATAN RISAU MENGALIR DEDIKASI PANUTAN INTIM

 

Aturan nyata menimang langgam benturan rentang

benalu tumpuan risalah penuh dinamika langgam

cerna upaya kegelisahan makna tugas kesungguhan

dimensi ranum panutan gigi pelangi mencumbu restu

gemuruh upaya stigma watak peraman petuah sinis

jangkau imitasi jelita gulana anggapan urgensi pantas

 

Hambatan risau mengalir dedikasi panutan intim

gelimang ketentuan pengaruh lamunan penuh cerita

dendang imitasi ruang kosong kelindan upaya tahta

cumbu malam anulir sempurna purnama nestapa

belenggu arus tendensi rasa panutan senarai bakti

ambang batas tirani langgam asumsi noktah

umpama naluri pandangan seteru derajat tirani

 

Tajam argumentasi posisi langkah sungguh pongah

situasi remang kegelisahan maksud tekad membaja

ritus remang tajam impian derajat pasrah gelayut

pualam sadar senarai ketentuan lempar panutan hanyut

noktah antusias membara guramang tenteram elegi

himpunan sejarah langkah kemelut samudera pagi

 

Impian hinggap senarai langgam terbatas gelisah

jangkau karisma noktah perdaya optimis tendensi

semayam gelombang penantian terbang jauh gerimis

kuntum tirani arus atas semerbak kelindan pesimistis

langkah derajat gulana gemuruh penuh lantunan jejak

impian gemerlap sembilu sanubari lambaian kehendak

 

Angkinang Selatan, 22 September 2025

.......................................................

MENGHUNJAM PUALAM ISYARAT KELANA TANGGUH MELANDA

 

Kelindan ranum isyarat tabiat angan tinggi hati

lagu mencumbu nurani pasrah langgam status mesra

sakna semerbak pualam tebaran ilusi semburat tajam

siasat antusias kelana tajam cahaya perjuangan kelam

ritus umpama obsesi tajam panutan melanda dendam

nalar ambisi tirani poranda kelam memikat cahaya sendu

 

Menghunjam pualam isyarat kelana tangguh melanda

risau senyap upaya koridor tipis harapan remang jelita

siasat diri tangguh anulir wajah kinanti langgam membekas

tirani antusias panjang nyata ketentuan derajat penuh arti

pualam poranda kinanti semburat langkah panutan diri

nurani kejam sukma ampuh suara gelombang semampai

upaya terang gemilang panutan sungguh membelai

 

Antusias gemerlap tajam intonasi perihal batas tempias

dimensi reaksi sayap patah ilusi kumandang derajat

makna kekasih kerinduan panutan sajian diri mengurai

cerita langgam puas terpantau ilusi guramang pindai

cenderung intonasi panutan seteru hunjam ornamen setia

dimensi pamrih ikatan semarak kelana tendensi ruang

 

Selaksa rasa menyapa saling gelisah membalut akrab

kendali arus menatap cahaya pongah dangkal watak sinis

wewenang tinggi gemulai obsesi suara memantik elemen

jangkau isyarat lampau petuah jejak sanubari komitmen

iklim cahaya sendu pandangan aroma kental utama taktis

histeria wajah kecamuk luruh memagut puncak kasmaran

 

Angkinang Selatan, 19 September 2025

........................................................

TEGUH CAHAYA ORNAMEN SIASAT PASRAH MEMBINGKAI

 

Kenyataan dimensi selera tujuan tajam panutan semburat

langgam antusias gemerlap sengkarut wujud intonasi selaras

pesona genggam pengaruh nyata kian lindap membara gundah

pualam stigma irama senarai wajah kekasih makna lumrah

nurani arti bimbang tirani terjang umpama sembilu latah

maksud poranda tajam isyarat wangi lantunan semampai

 

Teguh cahaya ornamen siasat pasrah membingkai

nalar tirani arus ketentuan panutan wajah langgam urgensi

poranda arus kemungkinan silam sebelum isyarat hadir

ritus umpama jelita kenangan nyata membelai lumrah

suasana nyala kekasih dinamika senyap membara laksana

langkah aturan kesunyian santun intim pongah sempurna

tuntas stigma gelimang bangkit semburat nestapa kembara

 

Umpama risau tendensi semampai digjaya perdana fantasi

antusias gemericik tajam semburat kilau cahaya pendam

belenggu remang suara aroma tajam hikmah ranum silam

kelindan aturan sunyi penuh gerimis syukur bawa bahagia

tentu anulir pandangan arus kinanti takjub sengkarut tahta

impian derajat pasrah arti kultus iringan gebalau prasangka

 

Hambatan nurani panutan diri cerna lautan bimbang mencerna

Gebalau ritmis noktah kenangan seloka pudar optimis sengketa

irama kemungkinan gemerlap upaya kian sentimen membara

takluk wibawa pesona tajam imajinasi poranda jangkau kentara

silau optimis momentum tangguh isyarat kelana bakti sengketa

cerna lantunan bayang kehendak untuk saling bawa ketetapan

 

Angkinang Selatan, 19 September 2025

..........................................

KELINDAN UMPAMA SENARAI PILU SEMAMPAI PORANDA

 

Cekatan diri antusias watak sentimen karisma

belenggu risalah antusias panutan kian dimensi ritus

gemilang rasa intonasi penuh dengan taktik situasi

hambatan arus semampai gigih penjuru bakti menanti

iringan janji komitmen temaram umpama langkah wacana

janji kalut anulir rencana pesona tambatan tanggap ilusi

 

Kelindan umpama senarai pilu semampai poranda

jangkau nalar tabiat irama gelisah seloka kasmaran

himpitan nurani tendensi arus umpama langkah selera

gigih gulana aturan watak tirani wajah konotasi senja

dimensi rentang waktu tempias perangai kelindan panorama

cenderung poranda ilusi karisma pejuang nestapa pujangga

beban upaya semburat lagu patriot kasmaran jingga hati

 

Belenggu peluang sangka dimensi noktah ambisi

langgam umpama arus sanubari membelai intim gelisah

makna semburat perihal hilang menangkis isyarat hati

nalar ketentuan gerimis panutan suara sungguh kinanti

petuah angan jemba ikatan senarai impian wacana bakti

ritus suara kelindan pantas stigma wajah obsesi dilematis

 

Sentimen gamang wujud seteru langkah sinis melukis

temaram senyap aturan siaga penuh tentu memukau jelita

etalase keyakinan poranda argumentasi selera wajah pilu

ornamen gelisah takjub impian energi seloka pendam benalu

umpama beban anggapan wajah suara penuh cinta menata

angan bimbang nurani bijaksana kisah kasmaran restu

 

Angkinang Selatan, 18 September 2025

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Puisi AHU untuk Kompasiana Senin

 Senin, 22 September 2025 NARASI KERINDUAN ANGAN MEMIKAT SUARA PENASTI   Kuntum luka panutan kemarau taktis kian romantis langgam gulana pan...