Aku masih tak bisa tidur, di kamar Pusat
Sumber Belajar Bersama (PSBB) Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Model Banjarmasin
ini, tempat aku mengikuti pelatihan komputer yang diadakan Dinas Pendidikan
Provinsi Kalimantan Selatan.
Sementara temanku di dipan sudah
terlelap. Beberapa jam lagi aku bersahur. Kucoba mengutak-atik tulisan. Ilham
atau inspirasi yang bakal kutampilkan di media itu nantinya. Ah ! Dasar.
Kucoba memencet handphone. Miliknya Lia, satu peserta yang kamarnya berhadapan
dengan kami. Entah kenapa panitia kurang teliti dalam mengatur tempat menginap,
kamar peserta putera dan puteri saling berdekatan. Tapi kalau soal tak akan
terjadi karena kami bukan orangnya.
Lia tidur dengan teman sama-sama asal Banjarmasin,
Erma. Lia begitu cantik bagiku. Ketemu sudah naksir saling tukar nomor handphone, ngobrol ngalur-ngidul. Bahan
foto berdua dengan kamera handphone
dan kamera digital. Ternyata handphone-nya
tidak aktif, ia sudah tidur. Apalagi yang aku kejar. Karena sampai saat ini aku
masih merasa nyeri akibat wanyi yang
menyengat.
Akibatnya lengan kiri berbintik. Sudah
kuolesi dengan minyak angin. Tapi sampai sekarang rasa nyeri itu masih
kurasakan. Aku lebih memilih pergi ke warnet mengirim tulisan ke Banjarmasin Post
yaitu Hotline dan Si Palui. Setelah itu ke rumah teman selebihnya kencan dengan
Lia. Pulang ke PSBB pukul 23.00 WITA.
Takut juga kemalaman kalau-kalau ada
gangguan. Ketika kami tiba sebagian sudah tidur. Yang ada di depan teman-teman
sebanyak 4 (empat) orang menonton bola. “Datang dimana ?,” sapa Alfi. Kami hanya
tersenyum.
Bersama Tim Amandit, aku, Mahri, Donny,
Alfi, Fahri dan Nisa, malam Minggu ke Hotel Biuti Banjarmasin ada pelepasan
peserta Pertukaran Pelajar Antar Provinsi (PPAP) asal Bali dan pelajar yang
bertugas di Kabupaten HSS. Kami pulang baru pukul 03.30 WITA.
Sempat bersalaman di Hotel Biuti dengan Kabid
Binmudora HSS. Setibanya di PSBB teman-teman yang lain sedang bersantap. Kami
jalan pintu belakang. Kedatangan kami, mereka tersenyum. Sebenarnya sudah minta
izin. Entah kenapa aku kepincut sama Lily asal Tanah Bumbu.
Saat berada di awal aku sudah batatai dengannya. Saat itulah kami
tukar menukar nomor handphone. Ia
mengisi biodata ke buku catatan. Hal yang sama juga kulakukan di buku hariannya.
Setelah itu aku akrab dengannya. Aku kadang membelikan buah-buahan dan kue.
Sering kuantar usai Tarawih.
Malam-malam sebelum berangkat ke Banjarmasin
aku sempat beberapa kali ikut mangampas.
Biasanya itu kulakukan usai Tadarus Qur’an di Langgar. Pulangnya baru pukul
02.00 WITA. Ah entah kenapa aku begitu merasa asing di negeri ini.
Maksud hati ingin memeluk gunung tapi apa
daya yang tangan tak sampai. Semua kegiatan selama di pelatihan diabadikan
dengan baik. Dengan handphone atau
kamera digital. Semua sebagai keramahan sendiri yang tak akan terlupakan.
Karena sendirian di kamar setelah Irma
pulang ada urusan, lalu kuajak Lia jalan-jalan usai shalat Isya mengelilingi
kota Banjarmasin. Tapi aku takut lewat Kelayan. Karena itu tempat tinggalnya
Lia. Takut aku disariki warga disana.
(akhmad
husaini)
Kandangan
– Banjarmasin, 2005
Tidak ada komentar:
Posting Komentar