Selasa, 22 Oktober 2019

Diary : Dalam Sepi, Koin Bahari, dan Menunggu

Rabu, 23 Oktober 2019

[SABTU, 28-05-2011]

>Dalam sunyi. Dalam sepi. Waktu berjalan begitu lamban.

>Ada rencana mengekspos Dalang Igus ke media. Lengkap dengan profil dan fotonya. Juga soal sejarah suling / musik Bamban.

>Orang kurang ingatan yang mengamuk di Longawang.

>Nama orang yang menemukan uang koin bahari di sungai belakang PDAM Telaga Langsat, Bagawan.

>Aku juga tentu merasa bau. Kada nyaman perasaan, kulit kepala gatal, bakayakih kalo? Berapa banyak orangtua yang egois. Membawa mama basuntik ke tempat Dokter Nani. Taimbai Utuh Yadi yang juga membawa Umanya. Ada jua urang Lukdalam.

>Menunggu adalah pekerjaan yang paling membosankan. Pekerjaan menyambung hidup. Mimpi apalagi yang akan dihadapi hari ini? Yadi Yayan mengaku bekerja di FIF sebulan lebih sudah. Banyak suka duka bekerja disana. Aulia Udini karyawan di Banjarmasin. Henry Agus Maine, Rinie Fitry Syahrini. Resah mendera tak bisa menikmati hasil yang kau berikan. Kuambil undayang. Bamasak sore ini. Wajah haru nan pias. Kepungan sunyi kepuasan rindu. Seperti ada terus orang mangiau. Akan kukembalikan buku-buku itu ke tempat semula. Berantakan rumahku. Berhamburan pakaianku. Ini semua bukan milikku. Lina perlihatkan contoh sasirangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Aneka Buah di Sebuah Kios di Pakumpayan Angkinang Selatan

 Jumat, 11 April 2025 Aneka buah di atas meja sebuah kios penjual asinan buah, di sekitaran Pakumpayan, yang ada di RT 3 Desa Angkinang Sela...