Rabu, 21 Oktober 2015

Yang Tersisa Dari Gunung Titi

Rabu, 21 Oktober 2015


Sabtu (02/10/2015) dan Minggu (03/10/2015) saya melakukan perjalanan dan petualangan bersama teman-teman dari Paparudus Adventure Angkinang ke Gunung Titi, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST). Setelah pulang kerja pukul 16.00 WITA saya bersama tiga teman lainnya menuju Barabai yang berjarak sekitar 40 kilometer dari Angkinang, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) tempat saya tinggal.

Tujuan kami kali ini adalah Gunung Titi di Pihandam, Kecamatan Limpasu, Kabupaten HST. Nama Gunung Titi sudah lama saya dengar. Namun baru kali ini saya bisa mendatanginya secara langsung. Jarak dari Barabai menuju ke Gunung Titi sekitar 15 kilometer. Kami berempat naik sepeda motor. Saya membonceng Rizal, sementara Amud dengan Ufik.

Perbekalan sudah kami siapkan sejak dari rumah. Ada beberapa air mineral, mie instan, dsb. Untuk perbekalan bermalam di Gunung Titi nantinya. Sebelum menuju ke Gunung Titi kami singgah di sebuah toko di Labung Anak, Ilung. Kami mencari beberapa perbekalan tambahan yang kurang.

Setelah dari toko tersebut kami langsung menuju lokasi Gunung Titi. Kami memarkir sepeda motor di tempat penitipan yang sudah ada. Kami dipungut Rp 10 ribu/kendaraan untuk yang bermalam. Jarak tempat penitipan sepeda motor dengan Gunung Titi 1,5 jam perjalanan. Kami berjalan kaki kesana.

Adapun medan yang kami lewati cukup beragam. Dari tanjakan, turunan, dsb. Kami tiba di puncak Gunung Titi saat Maghrib tiba. Dengan kelelahan yang luar biasa. Kami langsung beristirahat untuk melepas lelah dan penat. Setelah terasa pulih kami bersama-sama untuk mendirikan tenda di tengah kegelapan.

Hanya ada sinter dari handphone. Udara di pegunungan pada malam hari cukup dingin. Sehingga pendirian tenda cukup penting dilakukan. Sementara itu kondisi saya sudah sejak dari rumah agak kurang fit. Sakit gigi, sakit kepala, dan pusing-pusing. Saya tidak mengutarakan hal itu kepada teman-teman. Tetap saya paksakan untuk ikut ke Gunung Titi. Sehingga kegiatan perjalanan saat berada di area puncak sedikit terganggu kala malam tiba.

Selain tenda kami di puncak pertama ada beberapa tenda lainnya. Ada dari Tanjung, Barabai, dsb. Sementara teman-teman beraktivitas saya di dalam tenda, saya uring-uringan karena kurang enak badan. Seharusnya kalau di gunung bukan tidur, tapi bisa menikmati sepanjang malam.

Tengah malam saya sempat terbangun. Selain karena kondisi dingin juga tubuh kian meriang. Saya putuskan untuk terus berbaring di dalam tenda. Sementara teman-teman lainnya berada di luar tenda dengan aktivitas yang kurang saya ketahui.

Pagi Minggu (03/10/2015) kami bangun dan turun gunung setelah merapikan dan membenahi tenda serta sampah sisa perkemahan yang kami lakukan. Kami tampak menyaksikan ada dua orang yang bersepeda gunung. Sempat bertegur sapa setelah itu kami turun. Menuju tempat parkir. Untuk kemudian menuju kota Barabai.

Setelah beristirahat beberapa saat kami singgah di sebuah warung jus. Kami memesan minuman yang  sesuai dengan selera serta beberapa potong kue. Saya memesan jus melon, Amud jus buah naga, sementara Rizal dan Ufik memesan jus mangga. Setelah selesai di warung jus kami pulang ke rumah di Angkinang. Ingin cepat sampai, ingin cepat berbaring di tempat tidur melepas lelah dan kondisi yang kurang fit. (akhmad husaini)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Puisi yang Terus Dibacakan di Bawah Jembatan Rumpiang Barito Kuala

 Jumat, 21 November 2025 Puisi yang terus dibacakan oleh perwakilan peserta Aruh Sastra Kalimantan Selatan (ASKS) XXII Tahun 2025, saat kegi...