Minggu, 20 November 2016

Pukat

Senin, 21 November 2016


Untuk kedua kali saya pinjam buku Pukat karya Tere Liye di Kantor Perpustakaan Dokumentasi dan Arsip Daerah (KPDAD) Hulu Sungai Selatan (HSS), Senin (19/03/2012).

Bukunya setebal 348 halaman. Diterbitkan oleh Republika. Cetakan 1/Maret 2010. Pada sinetron Anak Kaki Gunung di SCTV dengan tokoh bocah adalah Burhan.

Sementara di novel Pukat ada Burlian. Pada cover terdapat ilustrasi kambing, seorang anak, dan kereta api. Buku ini berukuran 20,5 x 13,5 cm. Editor Riski Amelia. Desain cover : Maro Wolvie.

Tata Letak : Nn Alfian. Percetakan : Tama Printer Indonesia. Pada halaman iii tertulis “ Lagi-lagi untuk Mamak-ku wanita nomer 1 dalam hidupku....” Terdapat 24 judul bab.

Buku ini buku ke 3. Serial Anak-Anak Mamak. Misteri Terowongan Kereta, Kau Anak yang Pintar, Pelangi Hatiku, Bertepuk Sebelah Tangan, Pertengkaran 1, Pertengkaran 2, Kambing dan Ayam, Perpisahan, Kaleng Kejujuran 1, Kaleng Kejujuran 2, Kaleng Kejujuran 3, Kaleng Kejujuran 4, Teka-Teki Wak Yati, Seberapa Besar Cinta Mamak 3.

Kemudian Seberapa Besar Cinta Mamak 4, Renovasi Masjid, Harta Karun Kampung, Untung Rugi, Pipa Pembuangan Terkotor 1, Pipa Pembuangan Terkotor 2, Petani Adalah Kehidupan 1, Petani Adalah Kehidupan 2, Petani Adalah Kehidupan 3, Wak Yati Pergi, Amsterdam – Jakarta 14 Tahun Kemudian. Pada Misteri Terowongan Kereta halaman 1 tertulis “ Kalian tahu kenapa binatang ini disebut kereta api ?”

Bapak bertanya sambil takjim menatap langit-langit gerbong ke sebuah kipas angin karatan yang tidak berfungsi lagi. Dalam cerita ini ada tokoh Pukat berusia 9 tahun. Burhan 7 tahun. Sipahutan teman Pak Syahdan “ Jangan pernah membenci Mamak kau, jangan sekali-kali.

Karena jika kau tahu sedikit saja apa yang telah ia lakukan demi kau, Amelia, Burhan dan Ayuk Eli, maka yang kau tahu itu sejatinya bahkan belum sepersepuluh dari pengorbanan, rasa cinta, serta rasa sayangnya kepada kalian....

Meski dibesarkan dalam kesederhanaan, keterbatasan, berbaur dengan kepolosan dan kenakalan, Mamak selalu menanamkan arti kerja keras, kejujuran, harga diri serta perangai tidak tercela. Dan disini, kasih sayang keluarga adalah segalanya. Selamat datang di dunia anak-anak yang tidak pernah kalian bayangkan.

Kembali Tere Liye meluncurkan buku yang menggetarkan. Dalam bahasa yang enak dan mengalir indah, Pukat mengajak kita untuk memahami nilai kejujuran, persahabatan, dan kreativitas, yang dikemas dalam sebuah kecerdasan spiritual yang jernih. (Kak Seto, Ketua Komnas Anak).

Mimpi Pukat merupakan mimpi sebagian besar anak Indonesia. Harta karun terbesar bangsa ini adalah anak-anak yang pantang menyerah dalam mewujudkan mimpinya. (Niam Masykuri, Editor in Chief Majalah Parent Guide dan Hippo) Sebuah kisah yang mengharukan sekaligus penuh bersitan hikmah. Layak dikoleksi sebagai bacaan keluarga.

(Ahmadun Yosi Herfanda, Ketua Komunitas Sastra Indonesia) Memangnya om Tere bikin buku ya ? Yang Talha tahu Oom Tere suka jahilin Talha nggak nulis buku. (Talha, 5,5 Tahun, pemeran Delisa dalam film “Hafalan Shalat Delisa”) Pagi ini aku dan Burlian menemani Mamak ke Pasar Kalangan. Pasar ini istimewa, hanya dibuka selama empat jam, sejak pukul enam pagi dan itupun hanya seminggu sekali, setiap hari Kamis, di kota kecamatan.

Jangan bayangkan ada bangunan bertingkat, lantas lapak-lapak permanen seperti pasar di kota besar ; pasar Kalangan hanya lapangan luas, lantas pedagang membawa tikar, terpal atau alas lainnya, sembarang menghamparkan jualan. (hal.231) Langit mulai gelap, hujan sepertinya akan turun.

Aku tidak lagi terlalu mendengarkan ujung kalimat Bapak. Kepalaku sekarang dipenuhi dengan ratusan bantahan. Lamat-lamat menatap kanopi hutan. Suara elang melenguh dikejauhan. 

Rombongan sapi melintas di depan rumah. Tetapi tidak ada perdamaian diantara kami. (hal.99). Akan ada empat novel Serial Anak-Anak Mamak tahap pertama. Burlian (Nov’ 2009), Pukat (Feb’ 2010), Eliana (Okt’ 2010), dan Amelia (Feb’ 2011).

Novel-novel ini hanya berkutat tentang dunia mereka. Dunia anak-anak. Besar sekali keinginan saya memberikan pilihan bacaan yang memiliki standar moralitas, kebaikan, kasih sayang keluarga, kesederhanaan yang tetap dibungkus dengan kepolosan, kenakalan dan keterbatasan anak-anak.

Buku-buku ini tentang anak-anak Mamak yang tinggal di kampung pedalaman. Tidak akan ada cerita masa remaja atau dewasa mereka. Karena terus terang saja, bagi saya itu sudah tidak menarik lagi. Bantu saya untuk menyebarkan betapa mas anak-anak adalah kesempatan emas untuk menumbuhkan kejujuran, harga diri, etos kerja serta perangai yang baik.

Kita bisa merubah carut-marut banyak hal dengan mendidik generasi pengganti yang lebih baik. Saya bisa dihubungi lewat e-mail:darwisdarwis@yahoo.com, kalian juga bisa menghubungi profile Darwis Tere Liye di situs facebook, goodreads, dsb.

Jika kalian kesulitan mendapatkan 11 buku-buku Tere Liye, silakan kunjungi http://tbodelisa.blogspot.com. Salam hangat dari keluarga kami. Anggrek Garuda, 18 Januari 2010. (akhmad husaini)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kayu Bapangkih yang Dibeli di Tempat Yudi Mandampa

 Rabu, 2 Oktober 2024 Kayu bapangkih yang dibeli dari Yudi Mandampa, Desa Lokbinuang, dan baru diantar ke rumah saya, di Desa Angkinang Sela...