Dalam redup cahaya sang fajar
aku masih mengerti akan hal itu
dari ragam cinta sepenuh kasih
latah menyisi perjuangan sepenuh tangkas
Meniti kasih merindu belai semburat
kekuatan sepenuh daya upaya
lelap waktu menjurus sempurna
momentum sunyi di cernaan pagi
Lelah mendayu semburat nafsu memacu
dalam gejolak ketentuan yang ringkih
api asmara melindap kepiluan hati
harus mencoba untuk bersenang diri
Kamuflase merambat canda nestapa
meninggalkan segala kesenangan dunia
mencerahkan matahati sepenuh goda
kalau semua bisa saling kau rasa
Kita mesti tahu kemampuan setiap seorang
dari Angkinang hingga Barabai
mulai menyuguhkan yang terbaik
sungguh ini cerita manis saling mengiris
Kandangan,
16 Desember 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar