Rabu, 14 Desember 2016

Kaki Palsu untuk Sahabat

Kamis, 15 Desember 2016


Fauzal Bahri


Oleh : Khaerul Anwar

Kaki kiri Fauzal Bahri diamputasi hingga bawah dengkul akibat kecelakaan sepeda motor 10 tahun lalu. Sempat terguncang, pemuda itu bangkit dan membuat sendiri kaki palsu. Kini, lewat keterampilan itu, ia bahkan membantu banyak orang yang membutuhkan karyanya.

Fauzal Bahri (30) memproduksi kaki palsu dari bahan yang mengandung fiberglass dan serabut kelapa. Atas prestasinya itu, ia meraih juara III Lomba Inovasi Teknologi Tepat Guna Nasional 2016.

"Inilah berkah kerja sambil beramal," katanya saat ditemui di Dusun Bangle, Desa Pesanggrahan, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, akhir November.

Pemuda itu lantas menceritakan detik-detik dramatis yang menimpanya pada 2006. Suatu pagi, ia memacu sepeda motor dengan kecepatan tinggi dari tempat kosnya di kota Selong, ibu kota Lombok Timur, menuju kampusnya, Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Nahdlatul Wathan, di Kelurahan Pancor, Lombok Timur.

Dalam kecepatan tinggi tiba-tiba roda depan sepeda motor itu meleset jatuh ke kiri. Motor itu menimpa tubuh Fauzal. Pergelangan tangan kanannya patah. Kaki kirinya luka parah sehingga harus diamputasi.

"Saya tidak tahu kenapa bisa jatuh. Yang saya tahu, saya sudah di rumah sakit dan harus diamputasi. Saya pasrah," tuturnya.

Sekitar tiga bulan di Rumah Sakit (RS) Dr Soedjono, Selong, Fauzal diizinkan pulang. Hidup "terasing" di dalam rumah, tidak bisa jalan, dan dikucilkan oleh temannya terus menggelayuti benaknya. Untuk membeli kaki palsu, orangtuanya tidak mampu.

Namun, setelah berusaha keras, semangat hidup Fauzal berangsur-angsur pulih. Apalagi, rekan-rekannya acap kali menjenguk dan menyuntikkan motivasi kepadanya.

Tahun 2007, ia berinisiatif membuat kaki palsu berbahan pipa paralon. Tetapi, ia harus kerap berganti kaus kaki demi mengurangi rasa sakit dan kulit yang lecet akibat bergesekan dengan pipa. Tahun 2011, ia mencoba membuat kaki palsu berbahan fiberglass, serat pohon pisang, dan serat bambu.

Hanya saja, jika menggunakan fiberglass yang terlalu tipis, kaki palsu itu gampang retak sehingga tidak ta-han menyangga berat badan. Namun, apabila pakai fiberglass lebih tebal, maka kaki palsu itu menjadi lebih berat. Pengerjaan serabut pohon pisang dan serabut bambu sebagai pengikat bahan serat kaca itu agak ribet. Bahan itu perlu dikeringkan selama berhari-hari.

Baru pada 2015 Fauzal menemukan bahan yang lebih pas untuk produk kaki palsu, yaitu fiberglass yang diikat dengan serat serabut kelapa. Dengan olahan material ini, kaki palsu menjadi lebih ringan, tahan lama, lebih pegas, dan nyaman dipakai.

"Mau bukti?" kata Fauzal, lalu melompat beberapa kali dengan disangga kaki palsu karyanya.

Kemampuan pemuda itu membuat kaki palsu didapat dari membaca sejumlah referensi, selain pernah bekerja pada bengkel perawatan mobil. Di bengkel, ia terbiasa meracik komponen bemper mobil berbahan fiberglass, mengampelas, dan mengecatnya. Kini pengalaman itu dimanfaatkan untuk membantu orang lain yang menderita cacat kaki bawaan ataupun akibat kecelakaan.

Terapi
Fauzal Bahri
Lahir:
Dusun Bangle, 15 November 1986
Orangtua:
Tarif (ayah) dan Maisah (ibu).
Pendidikan:
SDN 5 Montong Betok, Lombok Timur (lulus tahun 1999)
MTs Nahdlatul Wathan , Perian, Lombok Timur (lulus 2003)
MA Nahdlatul Wathan Perian (lulus 2005)
Universitas Terbuka Bidang Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (lulus 2016)
Penghargaan:
Juara I Lomba Teknologi Tepat Guna dan Produk Unggulan Kabupaten Lombok Timur 2015
Juara I Lomba Anugerah Teknologi Tepat Guna Provinsi NTB 2015

Sedikitnya 100 kaki palsu sudah Fauzal produksi. Selain di Lombok, pengguna karyanya berasal dari Pulau Sumbawa; Bali; dan Bogor, Jawa Barat. Satu kaki palsu di bawah lutut biasanya dijual Rp 3 juta. Satu kaki palsu di atas lutut seharga Rp 4 juta. Harga itu sudah termasuk biaya makan-minum pengguna yang harus menginap di rumahnya.

Selama menginap, bisa tiga hari sampai seminggu, Fauzal juga memberikan terapi psikologis kepada calon pengguna. Mereka diajak ngobrol demi menumbuhkan motivasi dan kepercayaan dirinya.

Setiap calon pengguna juga diajari tentang cara berdiri dan mengatur keseimbangan tubuh saat menggunakan kaki palsu. Misalnya, apabila naik tangga, sebaiknya dahulukan kaki normal. Jika turun tangga, kaki palsu mendahului kaki asli. Cara itu dilakukan untuk mengurangi tumpuan berat badan pada kaki palsu.

Fauzal kerap dipanggil rumah sakit di Selong untuk menyiapkan karyanya bagi pasien baru. "Pasien akibat kecelakaan sepeda motor umumnya baru bersedia diamputasi apabila ada kepastian kaki penggantinya. Makanya, saya selalu dipanggil untuk memberikan motivasi kepada pasien dan saya menjanjikan untuk membuatkan kaki palsu," paparnya.

Bertani
Tidak hanya menunggu pemesan, Fauzal juga memberikan perhatian para penderita cacat kaki yang sebagian mengemis di pinggir jalan. Salah satunya seorang warga Lombok Timur yang kaki kanannya diamputasi. Fauzal membuatkan kaki palsu gratis buat lelaki itu, dan dengan produk itu, ia bisa bekerja secara normal, bahkan menjadi pengusaha yang sukses.

Bisa dibilang, Fauzal adalah juga seorang motivator. Dengan kekurangannya, ia tetap aktif berkegiatan dan bersosialisasi, seperti bermain bulu tangkis, menjadi perakit instalasi listrik, bahkan bertani. Sebagian orang tidak menyangka bahwa pemuda itu menggunakan kaki palsu karena mampu naik atap rumah, memasang kabel instalasi listrik, ataupun memasang colokan listrik di dinding.

Begitu juga saat bekerja di sawah, Fauzal bekerja seperti manusia normal saat bercocok tanam. Ia memiliki 38 are (1 are setara 100 meter persegi) sawah yang ditanami cabai, tomat, dan sayur-sayuran. Dari total areal itu, ia bisa memanen 2,5 kuintal cabai. Ia bahkan sempat menikmati harga jual cabai yang pernah mencapai Rp 50.000 per kilogram dua pekan terakhir November lalu.

Dari hasil menjual cabai, dan jasa sebagai pemasang instalasi listrik, Fauzal bisa membantu kehidupan keluarganya. Ia juga merenovasi rumahnya menjadi rumah permanen yang sekaligus dijadikan tempat praktik membuat kaki palsu serta penginapan untuk calon pengguna produknya.

Menurut Fauzal, banyak orang di Lombok yang memerlukan bantuan kaki palsu karena tidak memiliki biaya membeli alat bantu berjalan itu. Sebagian dari mereka adalah petani dan buruh tani dengan penghasilan terbatas.

Saat bersamaan, perhatian terhadap penyandang disabilitas masih kurang. Di tempat-tempat umum belum banyak tersedia fasilitas bagi mereka.

Melalui media sosial, Fauzal mengajak para donatur untuk membantu orang-orang yang membutuhkan kaki palsu. "Sudah ada beberapa donatur yang menyumbang dana, tetapi jumlahnya masih kurang dibandingkan dengan orang-orang yang membutuhkan kaki palsu," tuturnya.

Harapannya, pada peringatan Hari Disabilitas Internasional setiap 3 Desember, semua kalangan mau meningkatkan perhatian bagi kalangan berkebutuhan khusus. "Kalau saya inginnya mau bikin kaki palsu gratis untuk kalangan difabel," ujarnya.

Fauzal telah membuktikan keterbatasan bukan masalah besar untuk menggapai cita-cita. Dengan keterbatasannya, ia justru bisa memberikan manfaat bagi banyak orang yang membutuhkan karyanya. ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Suasana di Sekitaran Karang Jawa HSS

 Ahad, 24 Agustus 2025 Suasana di ruas jalan kabupaten di sekitaran Karang Jawa, Kecamatan Padang Batung, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, lok...