Jumat, 16 Mei 2014

Bongkar Pasar Los Batu Kandangan Abai Sejarah

Sabtu, 17 Mei 2014

Oleh: HE. Benyamine
Mesjid Taqwa sudah berubah menjadi mesjid megah, gedung Ramu (Rakat Mufakat) musnah, sekarang pasar mau ‘disulap’. Mana bangunan kuno yang dapat dibanggakan keasliannya di HSS?”. (08123014xxx) (Interaktif Sinar Kalimantan, 2 Maret 2009: 13).
Pesan di atas nampak menunjukkan suatu kekhawatiran dan kegelisahan tentang rekam jejak Kota Kandangan, yang satu persatu ditelan oleh ketidakpedulian pengambil kebijakan daerah tersebut terhadap sejarah kotanya. Berdasarkan alasan pembangunan, berbagai peninggalan bersejarah, dinyatakan sudah tidak layak lagi untuk dipertahankan. Kemodernan yang naif dan atas nama pembangunan yang merusak dan cenderung tidak bergerak maju.

Pemkab HSS sudah memutuskan untuk membongkar bangunan kuno pasar Los Batu Kandangan, dengan alasan sudah tidak layak dan dapat membahayakan warga yang beraktivitas di pasar tersebut. Bangunannya sudah dianggap terlalu tua untuk terus dipertahankan, dan juga kepadatan manusia yang bertransaksi membuat pasar menjadi terlihat rapuh, kumuh, dan jorok serta sudah melebihi daya tampung yang wajar.
Pasar Los Batu Kandangan ini oleh Pemkab HSS hanya dipandang dari segi fisik bangunannya, sedangkan nilai sejarah bangunannya tidak dipandang sebagai cukup bernilai sejarah yang patut dipertahankan. Padahal, pasar tersebut sejak berdiri tidak mengalami perubahan yang sangat berarti dalam hal arsitektur dan dindingnya, hanya atap yang berubah dari sirap digantikan seng karena akibat kebakaran besar pada tahun 1952 dan 1984. Beberapa sumber mengatakan bahwa dinding bangunan tersebut terbuat dari batu yang diperlakukan secara khusus; disikat dan dibersihkan agar daya tempelnya kuat.
Sebenarnya, pasar Los Batu Kandangan mempunyai sejarah yang sangat bernilai bagi masyarakat Kandangan dan Banua Anam, karena saat pembangunannya oleh Belanda terlalu banyak hal yang dialami oleh masyarakat saat itu, tak terkecuali berbagai pengorbanan yang harus diikhlaskan masyarakat yang hidup saat itu. Misalnya, pemidahan kuburan dan langgar, dan masih menyisakan satu kuburan Habib (meninggalnya: 1893) yang dibiarkan berada dalam kawasan perbelanjaan tersebut. Bertahannya kuburan Habib, yang dikeramatkan, menunjukkan suatu bentuk perlawanan dan kepahlawanan yeng mengiringi pembangunan pasar tersebut.
Pembokaran pasar Los Batu Kandangan memberikan suatu gambaran tentang sikap dan tindakan elit kekuasaan di HSS saat ini, yang cenderung tidak berpikiran panjang dan maju. Menurut Bupati HSS (Sinar Kalimantan, 2 Maret 2009: 1 dan 7), yang mengakui bahwa pasar tersebut bernilai sejarah, dan juga sudah mempertimbangkan dengan sangat matang, pilihan membongkar karena berdasarkan azaz manfaat bagi masyarakat. Ia menyatakan tidak ada gunanya mempertahankan bangunan pasar Los Batu Kandangan saat ini, apalagi Pasar Los Batu tidak termasuk kategori yang perlu dilestarikan, yang tidak dapat maksimal dimanfaatkan oleh pedagang dan masyarakat. Pertimbangan tersebut sangat abai sejarah dan tidak bisa dibiarkan saja oleh masyarakat HSS.
Berdasarkan pertimbangan azaz manfaat dan pedagang kian banyak yang menyebabkan areal pasar sempit dan terlihat kumuh, maka pembongkaran menjadi keharusan atas nama pembangunan, dengan rencana mengganti dengan bangunan bertingkat tiga yang lebih modern, jelas terlihat para elit kekuasaan di HSS berpandangan sangat meterialistis dan pragmatis. Apakah pada saat bangunan berlantai tiga yang modern tersebut semakin padat melebihi kapasitasnya maka akan dibongkar kembali dan digantikan dengan bangunan berlantai sepuluh yang lebih modern? Di sini jelas terlihat bagaimana cara berpikir elit kekuasaan yang cenderung mengabaikan suatu sistem manajemen pasar, sudah tahu melebihi kapasitas, masih saja tidak dipikirkan untuk membangun pasar yang baru, tapi malah ingin membongkar pasar bersejarah tersebut.
Pertambahan penduduk jelas membutuhkan pertambahan berbagai sarana dan prasarana, diantaranya pasar, sehingga tidak terjadi konsentrasi yang semakin padat pada satu titik; pasar Los Batu Kandangan misalnya. Hal ini dapat mengatasnamakan pembangunan, karena pembangunan pasar dan pusat perdagangan baru merupakan suatu upaya pemerataan pembangunan dan penyebaran aktivitas masyarakat. Pembangunan pasar baru menunjukkan adanya suatu gerak kemajuan dan memberdayakan aktivitas ekonomi baru.
Oleh karena itu, pertimbangan Pemkab HSS untuk membongkar bangunan pasar Los Batu Kandangan dapat dikatakan sebagai suatu pertimbangan ekonomi dan lokasi strategis semata, yang tidak memperlihatkan suatu upaya pembangunan di HSS. Malah lebih cenderung hanya untuk kepentingan segelintir orang, dan memberikan azas manfaat yang maksimal bagi mereka. Meremehkan Pertimbangan sejarah dan dianggap tidak terlalu bermanfaat adalah pertimbangan yang tidak sadar sejarah dan menghargai generasi terdahulu.
Jadi, Pemkab HSS selayak dan sepatutnya mempertimbangkan kembali pembokaran bangunan bersejarah pasar Los Batu Kandangan dan menggantikannya dengan bangunan yang dinyatakan lebih modern tersebut. Pertimbangan azaz manfaat saja sangat menghinakan suatu cara berpikir elit kekuasaan di HSS, karena nilai sejarah jauh lebih memiliki azaz manfaat yang dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat HSS dan Banua Anam. Bangunan bersejarah menjadi saksi tentang perjalanan hidup dan kehidupan generasi sebelumnya.
Dan, seandainya  elit kekusaan HSS saat ini ingin meninggalkan suatu bangunan yang dapat dianggap  bersejarah dikemudian hari sebagai suatu eksistensi kekuasaannya maka membangunlah pasar baru dan membiarkan pasar Los Batu Kandangan untuk tetap dipertahankan sesuai arsitekturnya saat dibangun. Belanda saja bisa membangun pasar Los Batu Kandangan dan berdiri hingga saat ini, masa Pemkab HSS tidak sanggup membangun pasar baru. Mungkin, Pemkab HSS dapat melakukan perbaikan bagian-bagian yang rapuh dan menerapkan sistem pengelolaan pasar yang modern di pasar yang bernilai sejarah tersebut. Masyarakat HSS (dan sekitarnya) sudah saatnya tidak membiarkan elit kekuasaan mengabaikan hasil karya yang bernilai sejarah yang ada di HSS.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jalani Hidup Apa Adanya

 Jumat, 31 Januari 2025 Jalani hidup ini apa adanya, dengan penuh ketulusan dan keriangan. Insya Allah hidupmu akan tenang, aman, damai, dan...