Angkinang Banjir Warga Mengungsi

Kamis, 20 Maret 2014

Hujan sejak Rabu dinihari hingga siang bahkan sore hari mengakibatkan beberapa desa di Kecamatan Angkinang terendam. Bahkan sawah seperti lautan. Dikhawatirkan para petani akan mengalami gagal panen.
    Camat dan beberapa unsurr muspika langsung memantau desa-desa yang rawan banjir. Seperti Desa Wawaran dan Kayu Abang. Bahkan luapan sungai Angkinang mengakibatkan rumah-rumah yang berada di bantaran sungai calap. Yang parah di Desa Angkinang warganya sempat mengungsi ke tempat keluarga karena air menggenangi rumah mereka hingga mencapai 2 meter.
    Mungkin banjir yang disebut warga baah padang ini yang terparah sepanjang tiga tahun terakhir ini.
    Demikian isi laporanku ke dua radio swasta yang ada di Kandangan ; Purnama Nada FM dan Amandit FM. Laporan langsung via HP itu kuharapkan agar warga HSS mengetahui apa yang tejadi di Angkinang saat ini.
    Aku juga sempat memotret peristiwa itu dengan kamera digitalku. Beberapa tempat yang kubidik adalah persawahan Kupang, Awang, dan Pasapatan.
    Kemudian di Lukdalam, Kayu Abang, jembatan Muara Tawia dan Taniran, Wawaran, dsb. Hasilnya kusimpan di laptop. Ditulis besar-besar dengan teks foto dibawahnya dengan judul Angkinang Dilanda Banjir.
    Foto-foto itu kucetak. Diantaranya kuperlihatkan kepada Ibu Camat Angkinang. Dia senang melihat foto karyaku itu. Karena begitu gigih ikut andil memberikan info terbaru. Tapi dia juga prihatin wilayah yang dia pimpin dilanda banjir.
    Sebagai Ketua KT, Ketua KNPI kecamatan, yang otomatis sebagai tokoh pemuda aku tentu punya kewajiban untuk ikut serta mengetahui hal-hal yang terjadi di wilayahnya. Sebagai bahan masukan kepada camat. Sedikit banyaknya mengurangi beban amanah rakyat yang dia emban.
    “Terima kasih dik Adit atas partisipasi kamu,” ujar Hj Siti Erma, camat Angkinang kepadaku.
    Ibu camat sempat menanyakan kepadaku soal bisnis ternak ayam yang kugeluti. “Bagus haja kalo ayamnya ?” tanya ibu Camat.***


Kandangan, 21-02-2007