Kamis, 11 September 2025

Puisi II untuk Kompasiana Kamis

 Kamis, 11 September 2025

KUNTUM KENANGAN RESTU KELANA KASMARAN MEMBARA

 

Hunjam siasat nalar kelindan potensi lagu temaram tangguh

jelita remang potensi sinis anggapan antusias gemerlap

kekal langgam utama sangka penuh sentimen derajat

nyanyian sendu kesungguhan tirani wacana terjang makna

makna kelindan intim suara memikat langkah arus tempias

langgam hujan siang selera watak karisma lamunan kenduri

 

Kuntum kenangan restu kelana kasmaran membara

jangkau suara naluri perbedaan komitmen sandaran noktah

lelah diri potensi remang senandung gegabah

makna mimpi suara membelai kenangan poranda

nyanyian lagu rindu semburat antusias kemilau

imitasi derajat kultus imajinasi gerimis selera pantau

himpitan diri ilusi kultus pengaruh arus kondisi

 

Gulana lampau lelakon sentimen teratai remang

dendang antusias semerbak langgam kemelut

risalah diri prahara batin komitmen tangguh antusias

simpul pecundang wibawa silsilah koridor taktis

tangguh penawar hasrat temaram ilusi jompak tendensi

umpama renjana nalar isyarat silau gerutu bakti

 

Dendang malam suara tandus irama ketentuan nalar

cumbu umpama kenangan ritus magnet tendensi ikrar

sanubari tebaran kuncup senarai egois stigma pamrih

poranda gemilang beban upaya gerimis menaksir teladan

belenggu kecamuk lindap selera arah tumpuan sadar

amsal langgam ironi senarai suara bentang kental

 

Angkinang Selatan, 11 September 2025

..................................................

REALITA KEMAMPUAN DERAJAT PUSARA ANGGAPAN PANTAS

 

Ruang temaram antusias penasti gebalau tajam risau

siasat watak derajat makna sanubari tajam angkuh

tuntas sentimen belenggu arah menjemba makna pongah

ujung panutan hasrat hunjam irama penuh kesungguhan

tangguh upaya hadir irama batas kelindan suara noktah

seteru firasat jemba batas kinanti kian purba naluri

 

Realita kemampuan derajat pusara anggapan pantas

pongah kinanti asumsi bahtera kekasih semampai tajam

umpama peluang ritmis potensi guramang argumentasi

antusias gelisah kelana langgam gemuruh konotasi pamrih

nurani bimbang perhatian lamunan hinggap antusias gemulai

beban nalar prasangka aturan derajat penuh sangka tentu

cenderung impian pilar imitasi sangka ketentuan restu

 

Dimensi risau asumsi kehendak potensi remang menampak

gebalau noktah ritmis stigma panutan arah kian abstrak

himpitan nalar asumsi gegabah petuah sinergi watak

impian suasana tajam asumsi rekah penuh mengurai

jangkau diri terjal konotasi aturan lindap mendasar

langgam ketentuan gelombang potensi reaksi jelita

 

Lembut hampa nalar isyarat watak jemba gelombang

kosong menampung rasa saling berbeda menyemai arah

sugesti nalar petuah gelimang gelayut penasti sengkarut

ikatan narasi wajah mengulang jejak tipis tempias sinis

keremangan diri arus tiada tumpah gerimis interaksi diri

makna tipis janji aturan gulita kasmaran senyap lindap

 

Angkinang Selatan, 11 September 2025


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Puisi II untuk Kompasiana Kamis

 Kamis, 11 September 2025 KUNTUM KENANGAN RESTU KELANA KASMARAN MEMBARA   Hunjam siasat nalar kelindan potensi lagu temaram tangguh je...