Senin, 06 Januari 2025

Kelana 24 Jam Haul ke 20 Guru Sekumpul Tahun 1446 H / 2025 M

 Senin, 6 Januari 2025





Pada hari Ahad (05/01/2025) pagi sekitar pukul 08.00 WITA dengan keluarga saya, bernama Madan berangkat ke Martapura untuk mengikuti Haul ke 20 KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani atau Guru Sekumpul tahun 1446 H / 2025 M. 

Lewat jalan Timbuk Ril Angkinang. Terus menuju arah Kandangan. Saya lihat jalan cukup ramai dengan kendaraan jamaah, baik roda dua maupun roda empat, menuju arah Martapura. 

Di tepi jalan banyak Rest Area berdiri, untuk jamaah yang mau istirahat, sambil menikmati makanan dan minuman secara gratis. 

Saya dan Madan singgah di Rest Area yang ada di sekitaran Polres Tapin di kota Rantau. Di sini saya menikmati makanan nasi dengan lauk daging, dan minumnya satrup es. 

Di tempat ini saya ikut memeriksa kesehatan dan minta obat asma. Di sekitaran Pulau Pinang, Binuang, Madan berhenti, ganti oli. Selain itu beli ban bekas. 

Sempat diletakkan di bagian depan, tapi kemudian diletakkan di belakang. Jadi ada juga saya merasa malu, orang yang di belakang lihat ada ban sirap di sepeda motor kami. 

Tapi karena tak ada pilihan lain, pasrah dengan keadaan, apapun bergelayut di hati hadapi saja dengan lapang dada. 

Kami singgah di Masjid At Taqwa Binuang. Menikmati aneka makanan dan minuman seperti nasi goreng, bakso tanpa pentol, dan beberapa gorengan. Saya ikut shalat Dzuhur di masjid ini. 

Setelah itu terus melanjutkan perjalanan. Di Matraman jamaah diarahkan ke sisi kiri jalan arah ke Tambak Anyar Ulu. Sempat singgah di tepi jalan, pahumaan warga yang terendam air banjir. 

Jalanan yang kami lewatipun ada beberapa titik yang tergenang air. Ternyata tujuan akhir ke kawasan Irigasi Martapura. Kalau tak salah saat Haul tahun 2019 saya pernah ke sana sendirian. 

Setelah meletakkan sepeda motor di tempat parkir. Kami menuju tempat yang dirasa pas dan nyaman dalam mengikuti rangkaian acara haul. 

Pilihan jatuh pada sebuah Langgar tak jauh dari Posko Relawan Haul Permata. Saya lihat ada Musmus Bakarung melambaikan tangan. Belakangan saya ketahui Musmus hadir ke haul dengan isteri dan dua anaknya. 

Di Langgar saya sempat shalat Ashar dan ganti pakaian. Setelah itu pergi ke depan jalan dekat irigasi, melihat jamaah berdatangan, sebelum waktu malam tiba. 

Saya mengikuti rangkaian haul di Langgar Posko Permata sekitaran Irigasi Martapura. Diawali dengan shalat Maghrib, pembacaan syair Maulid, Tahlil, dan shalat Isya. 

Semua langsung terkoneksi dengan Sekumpul lewat layar lebar yang dipasang pihak posko di depan Langgar. 

Kelar  acara sekitar pukul 21.00 WITA, saya dan Madan menuju parkiran. Akan tetapi jamaah berjalan kaki cukup padat memenuhi sisi kiri jalan. 

Apalagi pihak posko mengatakan untuk sepeda motor belum waktunya untuk keluar, jadi menyelesaikan pejalan kaki dulu. Ada sekitar sejam menunggu. Hikmahnya saya bisa lihat suasana sekitar. 

Lihat orang yang tak asing lagi, sering lihat wajahnya dan materi ceramahnya di Youtube, Habaib Musthapa Al Haddar. 

Beliau ikut jadi relawan, dengan menggunakan megaphone memberikan arahan kepada jamaah.

Antara lain supaya mematuhi aturan, sabar, menunggu giliran untuk pulang. Jamaah ada yang bersalaman dan minta foto bersama. 

Puluhan menit menunggu kami menuju parkiran ambil sepeda motor. Saya tetap pada posisi sebelumnya, ikut dibonceng, Madan yang membonceng. Lewat Tambak Anyar Ulu. Sempat hujan turun. 

Jamaah menuju Hulu Sungai diarahkan lewat jalan alternatif Astambul. Karena malam hari saya tidak bisa leluasa melihat suasana yang baru kali ini lewat di sana. 

Pemandangan malam itu macet sungguh luar biasa. Jamaah haul, termasuk saya dan Madan yang bersepeda motor berdua, ikut terjebak macet. Mobil berada di sisi kanan, sementara sepeda motor di sisi kiri. 

Padat merayap, berjalan merangkak. Harus dijalani dan dirasakan oleh jamaah yang mau pulang ke daerah masing-masing. 

Pikiran satu-satunya saat itu, ada tempat untuk melepas penat, lelah, dan kantuk. Tapi asa itu tak kunjung jadi nyata. 

Kemacetan panjanglah yang mesti dinikmati terlebih dahulu beberapa puluh menit. 

Hingga akhirnya baru pada Senin dinihari jamaah baru bisa keluar dari kemacetan panjang, masuk jalan A Yani di sesudah Danau Salak menuju arah Hulu Sungai. 

Saya dan Madan sempat singgah di sebuah Langgar di sekitaran Kabupaten Tapin untuk istirahat hingga Subuh tiba. Lalu melanjutkan pulang. 

Di sekitaran Jalan By Pass Rantau, singgah di sebuah rest area. Makan nasi putih, lauk ayam, tahu basanga, dan satrup. 

Setelah itu kami pulang. Hingga akhirnya sampai di rumah sekitar pukul 07.00 WITA, pada hari Senin (06/01/2025) pagi. 

Beberapa hal menarik yang saya lihat saat pulang menuju arah Hulu  Sungai. 

Tempat ibadah baik itu masjid maupun langgar selalu penuh oleh jamaah yang beristirahat merebahkan diri. 

Akibanya emperan dan teras bangunan baik rumah, toko yang kosong, dijadikan jamaah untuk tempat beristirahat. 

Untuk sekedar melepas penat, lelah, dan kantuk. Apalagi perjalanan sampai ke tempat tujuan masih jauh. (ahu) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Usai Subuh Senin di Sebuah Rest Area di Rantau Tapin

 Kamis, 9 Januari 2025 Suasana di sebuah Rest Area yang ada di sekitaran Jalan By Pass Rantau, Kabupaten Tapin, saat arus balik Haul ke 20 T...