Minggu, 22 September 2019

Diary : Beli Lapat, Sumber Bau, Isi Bensin, dan Air Sungai Amandit Keruh

Senin, 23 September 2019

[RABU, 20-03-2019]

>Beli lapat tiga biji Rp 12 ribu di Tabihi Karang Jawa.

>Ke Perpustakaan Hulu Sungai Selatan (HSS). Baca buku bertema lokalitas Kalimantan Selatan. Ada buku sejarah perjuangan Kabupaten HSS karya Burhanuddin Soebely dan Djarani EM. Juga buku Perang Banjar serta buku-buku fiksi karya Iwan Yusi, dsb.

>Beli kastila di Bakarung 2 biji Rp 17 ribu.

>Jalan-jalan arah Tawia, Pandulangan, Karang Jawa, dsb.

>Jual ayam 12 ekor anu orang Bamban Rp 250 ribu.

>Tatamu Dira Rantawan, alumni MTsN 3 HSS di Perpustakaan HSS.

>Buhan Bapak Sayuti, Ibu Rabi, Bapak Udin, dan Bapak Rajak sosialisasi PPDB ke SDN Angkinang.

>Kada ka sakulahan berat hati.

>Sumber bau di rumah berasal dari tikus mati.

>Beli surat kabar di Pasar Kandangan.

>Kalau mengambil tulisan dari orang lain sebutkan sumbernya. Jangan diakui karya sendiri.

>Isi bensin sepeda motor di POM Mini Lukdalam.

>Ke Warung Gaza Bakarung Rabu siang.

>Ingin menulis tentang pahlawan perempuan Kabupaten HSS Aluh Idut. Juga tentang pertempuran Angkinang, Bagambir, Bamban dan Sungai Batung.

>Air Sungai Amandit keruh tak seperti biasanya. Apa sebabnya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beginilah Kondisi Eks Bangunan MI Pakumpayan di Desa Angkinang Selatan

 Ahad, 13 Juli 2025 Suasana dan kondisi terkini di sekitaran area bangunan eks Madrasah Ibtidaiyah (MI) Pakumpayan, di tepi jalan nasional, ...