Menghindari retas
kebiasaan
aku tak tahan lagi
aku menyukainya
tapi sayang saling
berbeda
bukan sekedar
apa-apa
mengecap pikiran
orang lain
untuk saling
sendiri
denyut nadi
kehidupan
kau datang aku
menghindar
mencerna ratapan
ibu tiri
tentang kisah sedih
yang diberikan
penjelmaan hati
kian berisi
semacam kecamuk
yang ambisi
kelembutan hati
kian mencerna
dari peradaban pilu
seorang diri
labirin impian
setengah hati
hina diri mendendam
cerita bakti
satukan amanah diri
yang keramat
salah siapa untuk
saling menanti
nyanyi rindu kian
sendu
hampir selesai
keanggunan itu
menerima segala
kehormatan diri
senda gurau saling
mengiris tipis
kejadian-kejadian
di sekitar kita
entah bisa bentakan
cukup lama
kenangan silam kian
mendendam
aku tak diberi tak
apa
lewat perjuangan
panjang
ini bukti keseriusan
diri
aku ingin
dikenalkan lebih jauh
bisa menggapai segala
mimpi
walau cukup
terasing disini
jangan caci aku
sungguh kesenduan
yang gamang
jangan saling menyudutkan
refleksi diri yang
manis
menuntas tirani
saling bersabda
tiga pilihan
membingungkan
retas kalbu penuh
tipu
tak berharap banyak
memang
satu kehendak
saling merentak
menonjolkan kemampuan
diri frustasi
mantap menatap
manajemen jalanan
jalan sendu yang
ditapaki
jujurlah dengan
keadaan sendu ini
patilarahan negeri
yang sengkuni
bibir mencumbu
saling menemu
Kandangan, 09-09-2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar