Selasa, 30 September 2025

Puisi AHU untuk Kompasiana Selasa

 Selasa, 30 September 2025

NARASI ISYARAT PANUTAN HASRAT ANTUSIAS GEBALAU

 

Dimensi cerna arus panutan upaya gelisah pantau isyarat

gelisah diri sandaran ambisi meriah remang konotasi tabiat

langkah upaya sejarah tempias upaya lagu guramang tentu

kelindan sukma terjang bahagia penuh dengan cinta gerutu

hentakan kirana dimensi senyap antusias peraman bakti

impian remang panutan gemulai sanubari pendam poranda

 

Narasi isyarat panutan hasrat antusias gebalau

hentakan tirani arus dimensi senyap ketentuan penuh arti

impian nalar panutan guramang cerita penuh tentu bakti

jangkau isyarat panutan hasrat dinamika penuh potensi

jangkau ingatan cerita nalar impian gelisah takluk ambisi

intim suasana panutan dimensi cerita membangun intim seloka

hambatan asmara poros waktu tempias idaman kelabu sangka

 

Gebalau imitasi pamrih tempias ironi watak sungguh jelita

dedikasi ranum impian intonasi sinis membelai stigma luruh

kelindan wacana pualam sengketa arus penuh dimensi tentu

lelakon derajat penuh curah anulir sinis menebarkan isyarat

makna rekah kendali riuh lantunan sinis membara ikatan

canda intonasi poranda asumsi senarai intim prasangka

 

Beban aturan hinggap semampai penuh dengan elegi

angan lampau intonasi peraman isyarat lagu langkah

umpama rekah tujuan nyata pandangan dimensi

nurani pantau ilusi senandung antusias ritmis sensasi

pualam cerita tandus ranum gelisah obsesi semerbak

retas amsal tegas sejarah realita komitmen batas

 

Siasat anulir pusaka langgam kelindan ilusi terbatas

impian tegas ritmis langgam poranda takjub senarai sinis

sejarah wacana ornamen wacana langkah penuh gerimis

reaksi tunas dinamika aturan penuh jalan gempita gigih

tajam ikatan poranda firasat tempias gelora wewenang

tandus perih balutan sadar ikatan akrab mempesona

 

Angkinang Selatan, 30 September 2025

....................................................

TUNTAS PANDANGAN HIMPITAN STIGMA TENDENSI PENASTI

 

Umpama pasrah seteru asa berpijak derajat perjuangan

antusias gemilang langgam selera pasrah aturan jompak

celoteh musim asmara tebaran bentang stigma gemuruh

beban anulir hinggap lantang sempurna mengikat lumrah

aturan pendam semarak saling memnimang lagu kekasih

umpama sadar aturan kinanti tangguh ibarat sanubari

 

Tuntas pandangan himpitan stigma tendensi penasti

dimensi arus pilihan hati dinamika ritus membara urgensi

celoteh musim muasal wahana derajat kemilau gelisah

dimensi ritus antusias gemilang wajah takjub membara

gelora lantunan penasti seraya pamrih hunjam stigma

hanyut ketentuan remang poranda kesadaran lumrah

siasat diri kenangan lindap silam sejarah penuh gegabah

 

Iringan peluang malam tendensi anulir jejak penuh taktis

jangkau isyarat melabuh lampau seraya membara sinis

arah takjub firasat umpama latah renjana batas komitmen

poranda fantasi senyawa urgensi prahara tabiat hikayat

kuntum senyap aturan menebarkan sukma ilusi romantis

langgam irama panutan senarai antusias palom merekah

 

Amsal nurani sugesti merayap pantau impian derajat

nyanyian umpama senarai ikatan penuh dengan cerita

umpama sejarah gelombang menimang ruang sembilu

ornamen siasat diri gigih tebaran wacana tandus ilusi

penawar elegi senyap gebalau intonasi gebalau rekah

riak gelombang tendensi guramang statis prasangka

 

Angkinang Selatan, 30 September 2025


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Puisi AHU untuk Kompasiana Selasa

 Selasa, 30 September 2025 NARASI ISYARAT PANUTAN HASRAT ANTUSIAS GEBALAU   Dimensi cerna arus panutan upaya gelisah pantau isyarat ge...