Kamis, 25 September 2025

Di Balik Kopiah Hitam Itu, Ada Doa yang Tersimpan

 Jumat, 26 September 2025



Jumat (26/09/2025), udara masih menyegarkan, embun pagi seolah enggan pergi dari dedaunan di sudut halaman. Di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 3 Hulu Sungai Selatan (HSS), hari Jumat—hari yang penuh berkah—mulai dinyanyikan bukan dengan nyanyian lagu, tapi dengan lantunan ayat-ayat suci yang menggetarkan jiwa. 

Duduk bersama teman-temannya, seorang siswa muda, kopiahnya hitam menutupi rambutnya yang masih lembut, memandang ke depan. Matanya tak sekadar melihat, tapi turut merasakan. Ia menyaksikan teman-temannya yang lain, satu persatu, membuka lembaran Al-Qur’an, membaca Surah Yasin dengan suara pelan namun penuh makna. 

Suara-suara kecil itu saling bergabung, menjadi simfoni doa yang mengalir di antara pepohonan dan deretan seragam putih yang bersih. Di tengah keramaian, ia terdiam. Bukan karena bosan. Bukan karena malas. Tapi karena hatinya sedang berbicara pada-Nya. 

Dalam diamnya, ia merasa begitu kecil di hadapan kebesaran Allah. Setiap huruf yang dibaca, setiap nafas yang dihembuskan dalam tahlil, adalah upaya untuk mendekat, untuk mengingat, untuk bersyukur. 

Guru yang memimpin kegiatan itu, tidak hanya membacakan ayat-ayat, tapi juga menanamkan nilai-nilai keikhlasan, kesabaran, dan kebersamaan. Di sini, ilmu tidak hanya datang dari buku, tapi juga dari ketenangan hati yang terbentuk saat berkumpul dalam dzikir dan doa. 

Lihatlah wajah-wajah mereka—muda, polos, penuh harapan. Beberapa tersenyum, beberapa serius, ada juga yang menatap ke arah kamera, seolah bertanya: “Apakah kamu juga merasakan kedamaian ini?” 

Dan di balik punggung siswa yang jadi fokus gambar ini, tersembunyi sebuah pesan : bahwa pendidikan sejati bukan hanya tentang angka atau nilai, tapi tentang bagaimana kita belajar menjadi manusia yang berhati bersih, berjiwa tenang, dan selalu ingat akan Sang Pencipta. Mungkin, di masa depan, siswa ini akan menjadi seorang guru, dokter, insinyur, atau pejuang bangsa.
 
Tapi hari ini, di bawah langit pagi yang cerah, ia hanyalah seorang anak yang sedang belajar mencintai Tuhan lebih dari apapun. Karena di balik kopiah hitam itu, bukan hanya kepala yang tertutup, tapi hati yang sedang berdoa. (ahu)


Jumat, 26 September 2025 — Hari yang dimulai dengan doa, dan akan berakhir dengan keberkahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Puisi Akhmad Husaini Jumat untuk Kompasiana

 Jumat, 26 September 2026 MENCUMBU KEMAMPUAN BENALU PUNCAK POTENSI KIAMBANG   Semburat ketentuan arus potensi puncak langkah makna stigma po...