Kamis, 20 Maret 2014
Sampai di Loksado pasar, harus menelusuri jalan setapak nan terjal 7 kilometer lebih menuju Haratai I. Sampai di Haratai I kami titipkan sepeda motor d sebuah rumah warga di dusun yang mayoritas dihuni suku Dayak tersebut.
Dari Haratai I ke Haratai II tepatnya di Dusun Kadayang, kami harus rela menempuh perjalanan 6 kilometer berjalan kaki selama 1 jam. Soalnya sepeda motor tidak akan mampu menempuh jalan terjal berbukit dan berlumpur pada saat musim hujan kecuali sepeda motor dengan ban rimba.
Perjalanan cukup melelahkan. Sesekali aku dan Didin berhenti di tengah jalan. Memang bisa saja ditempuh menggunakan sepeda motor untuk menuju Kadayang, namun dengan catatan dalam perjalanan harus bersama seorang teman yang akan membantu bila motor terjebak lumpur atau tak bisa menaiki jalan bukit yang terjal.
Bagi kami hal itu biasa saja. Karena sudah sering jalan kaki sepanjang puluhan kilometer. Dan tak jadi masalah. Jalan menuju Kadayang masih setapak. Namun warga selalu gotong royong memperbaikinya bila ada jalan berlumpur dan berlobang besar.
Yang unik di SDN Haratai III atau sekolah lain yang ada di pedalaman Loksado pada saat musim bekerja di lading atau kebun, para murid SD akan absen selama beberapa hari. Karena mereka harus membantu orangtua masing-masing bekerja diladangnya. Hal itu sudah kebiasaan rutin tiap tahun. Jangan biarkan Loksado dalam ketertinggalan.***
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Di Balik Kopiah Hitam Itu, Ada Doa yang Tersimpan
Jumat, 26 September 2025 Jumat (26/09/2025), udara masih menyegarkan, embun pagi seolah enggan pergi dari dedaunan di sudut halaman. Di Mad...

-
Sabtu, 9 November 2024 KH Fakhruddin Nur berasal dari Kuala Tungkal, Provinsi Jambi. Biasa disebut juga Guru Tungkal. Materi ceramahnya men...
-
Sabtu, 30 Maret 2013 Selain ketupat dan dodol, apabila menyebut nama daerah pahuluan, khususnya Kandangan, sejurus tentu terbayang kes...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar