Minggu, 05 Oktober 2014

Sebuah Catatan di Hari Raya Idul Adha 1435 H

Minggu, 5 Oktober 2014


            Saya bangun lebih awal dari biasanya Minggu (5/10/2014). Kebetulan bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha 1435 H. Usai mandi berpakaian muslim pakai sarung dan peci. Lalu keluar rumah menuju Langgar Al Kautsar RT.1 Desa Angkinang Selatan, Kecamatan Angkinang, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) menunaikan shalat Subuh. Saat tiba disana imam mulai takbir. Banyak juga jamaahnya saat itu.

            Usai shalat Subuh ke rumah H Junaidi menghadiri undangan aruh. Membaca Surah Yasin dan Tahlil. Dengan sajian nasi kuning dan menu ayam.

            Setelah saruan saya pulang ke rumah yang berjarak sekitar 100 meter. Di rumah saya lepas pakaian. Ganti baju muslim baru, dengan tapih yang baru pula. Beberapa saat kemudian setelah bersalaman dengan ibu, saya berangkat menuju Masjid Besar Al Aman Angkinang yang berjarak sekitar 200 meter dari rumah saya.

            Saya jalan belakang. Ketemu Fitriannor, Sekdes Angkinang Selatan. Tanpa banyak ngobrol saya bersalaman lantas menuju masjid. Lewat SDN Angkinang. Sampai di masjid meletakkan sandal di dekat gerbang. Lalu menuju ke dalam masjid. Kesenangan saya adalah shaf belakang. Dengan berbagai alasan. Mudah memantau keadaan yang ada di depan.

            Sebelum shalat Ied dimulai ada sambutan yang diberikan Dahri selaku pemandu acara. Juga dari Ketua Pengurus Masjid Besar Al Aman Angkinang, H Darkani. Bertindak selaku Imam / Khatib dari Ponpes Darul Hijrah. Bilal H Imran Panani dari Pulantan.

            Usai shalat saya pulang ke rumah. Mengantar pasahapan. Lalu ke rumah Acil saya yang berjarak beberapa meter dari rumah saya. Tak lama saya balik ke rumah. Tiba-tiba ayah saya memberitahu ada undangan dari Mas’ud pukul 10. Lalu saya berkemas kembali memakai pakaian muslim.

            Ternyata keluarga Masud mau menyembelih hewan qurban berupa seekor sapi. Menunggu beberapa saat saya ke kubur kakek dan nenek di belakang Langgar Al Kautsar membaca zikir dan do’a yang dihadiahkan kepada mereka.

            Lalu tak lama kemudian ke rumah Mas’ud, ayah Lana dan Didin. Sudah hadir H Fadil dari Taniran yang akan menjadi pemotong hewan qurban. Diadakan selamatan dulu dan batumbang. Setelah itu menuju tempat penyembelihan di belakang rumah Bahrudin yang berada diseberang. Banyak yang menyaksikan. Ada yang bertugas khusus untuk membantu membersihkan sapi yang sudah disembelih.

            Tak lama saya ke rumah Acil ada selamatan kecil keluarga besar H Saderi. Membacakan surah Yasin dan tahlil. Dengan sajian nasi sop. Setelah itu saya  ke rumah Acil saya yang lain di seberang. Sekitar beberapa puluh menit berada disana saya pulang ke rumah.

            Tak lama adzan Shalat Dzuhur tiba. Saya pergi ke Langgar. Usai shalat ke rumah Mudan, tetangga yang menggelar aruh mahaul kedua orangtuanya. Setelah mengikuti aruh saya pulang  ke rumah . Ambil sepeda motor lalu ke Kandangan. Suasana jalanan agak sunyi. Tak betah di Kandangan saya pulang. Singgah di MTsN Angkinang . Posting blog hingga Maghrib. (akhmad husaini)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Puisi AHU : Watak Simbol Intonasi Perangai Jingga

 Jumat, 22 Maret 2024 Cerita guramang alasan manis kian sinis watak simbolis kehendak penawar lara senarai kehendak intim suara nurani ego k...