Selasa, 09 September 2014

Siswa MTsN Angkinang Mengikuti Tausyiah Dengan Khidmat

Rabu, 10 September 2014




             
Tausyiah mingguan di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Angkinang, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) berlangsung Rabu (10/9/2014) pagi. Para siswa tampak khidmat mendengarkan tausyiah kali ini yang dibawakan Abdurrahman, Wakamad Humas MTsN Angkinang.
            Dihadapan 300 lebih siswa, Abdurrahman menyampaikan materi tentang kematian. “ Percaya atau tidak bahwa kematian itu merupakan keniscayaan. Kemanapun manusia pergi atau menghindari kematian, kalau sudah sampai saatnya, maka orang tidak bisa menghindar. Kemanapun manusia lari untuk menyelamatkan diri, kalau sudah sampai jatahnya mati, maka mautpun akan menjemputnya,” tutur Abdurrahman dalam tausyiahnya.
Namun kalau belum saatnya ajal, disampaikan Abdurrahman, maka tertimbun reruntuhan bangunan sehari-semalampun tetap hidup. “ Dalam hal kematian ini ternyata matematika manusia tidak bisa mengalahkan matematika Allah SWT,” ujar guru Fiqih ini.
            Dibeberkan Abdurrahman, kematian dari satu sisi diartikan pisahnya roh dari jasad sehingga tubuh manusia tidak dapat melakukan fungsinya lagi. “ Kematian inilah yang merupakan musibah besar bagi perjalanan hidup manusia. Namun melupakan kematian merupakan bahaya yang lebih besar lagi,” bebernya.
            Abdurrahman menambahkan, mati dalam arti lain adalah tidak berfungsinya potensi dalam kehidupan ini meskipun roh masih lengket dengan jasad. “ Seorang politikus yang tidak lagi aktif dibidang politik dapat dikatakan mati karier (politiknya). Seorang olahragawan yang tidak lagi aktif dibidangnya entah sebagai pelaku, pengamat, atau penulis di bidang olahraga, berarti juga telah mati profesinya,” ujar Abdurrahman.
            Aisyatur Ridha, siswi Kelas IX A, mengaku materi yang disampaikan agak berat juga. “ Namun hal ini membuat kita sadar. Manusia tak ada yang sempurna. Tiap yang bernyawa akan mengalami kematian.  Untuk itu kita terus meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada-Nya,” ujar Aisyatur Ridha. (akhmad husaini)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Puisi AHU : Watak Simbol Intonasi Perangai Jingga

 Jumat, 22 Maret 2024 Cerita guramang alasan manis kian sinis watak simbolis kehendak penawar lara senarai kehendak intim suara nurani ego k...