Pada hari Sabtu lalu rumah teman
saya Devita Sari mengalami kebakaran. Apinya cukup besar. Untung ada mobil
Barisan Pemadam Kebakaran (BPK) Hipta Angkinang yang membantu memadamkan
kobaran api. Kalau tidak ada mungkin akan sampai ke sebelah rumah yang lainnya.
Buku-buku Devita basah dan tasnya
juga basah terkena air mobil BPK. Tapi Devita Sari tidak tahu apa-apa bahwa
rumah neneknya itu baru saja kebakaran. Karena dia bersama-samanya berada di
Pasar Kandangan. Devita Sari sangat terkejut mendengar kabar neneknya itu baru
saja kebakaran.
Devita sangat takut sekali kalau
neneknya terkena percikan api itu. Tapi untung tidak kena neneknya. Devita
sangat gugup dan jantungnya berdegub kencang. Keesokan harinya Devita dan
neneknya membersihkan rumah yang kebakaran itu. Lama-kelamaan kemudian akhirnya
selesai dan Devita beristirahat bersama neneknya. Devita bertanya kepada
neneknya. Nenek apa yang terjadi pada saat kebakaran itu ? Mungkin karena nenek
lupa mematikan listrik dan akhirnya konsleting. Nenek memasak di dapur atau
kompor jadi apinya menyebar ke semua tempat. Kata nenek Devita mengingat awal
kejadian itu.
Mudah-mudahan saja nenek dibantu
oleh pemerintah agar bisa berusaha kembali seperti semula. Tapi menurut saya
lebih yang lama soalnya yang lama ada perkakas alat rumah tangganya. Walaupun
yang lama itu retak dan tidak berguna lagi. “Tapi di dalamnya sangat berarti
bagi saya dan keluarga,” ujar Devita.
Keesokan harinya Devita berangkat ke
sekolah dengan waktu yang sangat cepat dari biasanya dan Devita bercerita
kepada kami dan teman-teman yang se kelas sama Devita.
Kami terkejut dan tidak kami sangka-sangka
sama sekali. Beberapa hari kemudian ternyata bahwa ada juga yang kebakaran dan
saya dengan teman-teman tidak tahu. Dimana daerahnya. Tak kami kenal. Semoga
saja rumah nenek Devita segera diperbaiki oleh yang berwenang. (Eka
Farida, Kelas VII A MTsN Angkinang)
Kandangan, 27-09-2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar