#Sabtu,
21-10-2006#
*Hari ini
tubuhku dalam kondisi KTP.
*Kamera digital
idamanku
*Sendainya
rencananya ? Malam lebaran ini kuajak Deki ke Kandangan. Menyaksikan lomba
batakbiran. Aku menanggung bensin, pulsa isi ulang, dan minum.
*Bajalanan anu
kawan Madi P di Jembatan Merah, Kecamatan Padang Batung dan Telaga Langsat. Di
Lokbinuang marampak kucing mambari Rp.10.000,- gasan urang manatakakan batang
pisang. Di Telaga Lanmgsat ada proyek drainase dan jalan.
*Kabut asap
makin pekat malam Minggu
*Kacit : Ufik
dan Ferdy badua baading batampar imbah babuka puasa.
*Didin :
Kecelakaan di Sungai Baru
*Rencana
kegiatanku malam lebaran : berangkat ke Kandangan dengan Deki imbah Isya.
Menuju TM Ponsel dan Fotokopi Lanser mengisi pulsa Deki, fotokopi ucapan
selamat lebaran. Ke depan rumah Ahyar Simpang Lima. Memotong kartu ucapan
selamat lebaran dan menunggu . Untuk kota. Ke depan gedung MTQ menyaksikan
pelepasan peserta.
*Kuajak Rahma
jalan-jalan mengelilingi. Ke Pasar Kandangan. Ke Telaga Langsat. Di Mandala
kencan dibawah pohon pinus.
#22-10-2006#
*Tiba-tiba aku
terjaga dari tidur. Diluar rumah terdengar suara gaduh. Lantas aku keluar
rumah. Ternyata ada lalu lintas. Ternyata warung Isum roboh ditabrak Ninja.
Banyak warga berkerumun di TKP sekitar pukul 02.00 dinihari.
*Di tengah
aparat dan warga menyerempet motor pengendara diri warga dan polisi. Tentu saja
kaget. Warga pun terjadi. Dua orang pemuda tadi jadi sasaran empuk kemarahan
warga. Tentu saja babak belur dan berdarah. Tapi hal itu tak ayal dua orang itu
untuk diamankan ke Polsek Angkinang.
*Lebaran
sebentar lagi. Kuajak Rizal malam lebaran ke Kandangan. Mengukut duit pajabat.
Lumayan dapat ratusan ribu rupiah. Pejabat yang didatangi Bupati, anggota DPRD.
Sekaligus jadi juri lepas lomba baarak tanglong lebaran di kota Kandangan.
*Senang
akan keindahan, keramaian yang bagus,
necis, parlente, dsb. Tidak senang dengan buringisan.
#Senin,
23-10-2006#
*Bisakah aku
seperti mereka. Aku hanya bisa memandang.
*Pohon depan
Pasar Angkinang tumbang. Saat angin ribut. Pengguna jalan terpaksa dipindahkan
beberapa saat hujan lebat turun. Kabel PLN pun menjuntai melintasi jalan.
*Malam lebaran
di kota Kandangan diwarnai pesta kembang api dan petasan. Pusat kota Kandangan
bergetar dan penuh warna-warni. Lomba takbiran malam lebaran kalah pamor.
Ribuan pengunjung yang memadati lebih konsentrasi mengikuti pesta buang-buang
duit tersebut. Momen penting ini tak kusia-siakan. Sambil nangkring dengan
Ma’mun dan Mani diatas motor yang diparkir di trotoar taman dengan kamera
digital. Sambil berdiri. Setelah besar duduk kami jalan. Untuk mengantar ke tim
untuk dihamburkan ke setiap arena yang dilewati peserta lomba. Setelah itu niat
ke rumah teman keluargaku di Pandai. Disana mengambil motor. Ternyata Lina ditemani
ibunya duduk sambil menyaksikan karnaval lebaran. Lina teman kuliah di
Banjarbaru. Ia satu-satunya cewek asal Kandangan yang kukenal. Setelah puas
kencan dengan Lina. Kuajak Mamun, Mani dan Hendry ke warung ketupat Parincahan.
Disana bakar jagung. Semua aku yang mentraktir untuk memberi kesan persahabatan
yang begitu mendalam di malam lebaran.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar