Selasa, 16 September 2014

Diary Akhmad Husaini

Rabu, 17 September 2014



#Sabtu, 21-10-2006#

*Hari ini tubuhku dalam kondisi KTP.
*Kamera digital idamanku
*Sendainya rencananya ? Malam lebaran ini kuajak Deki ke Kandangan. Menyaksikan lomba batakbiran. Aku menanggung bensin, pulsa isi ulang, dan minum.
*Bajalanan anu kawan Madi P di Jembatan Merah, Kecamatan Padang Batung dan Telaga Langsat. Di Lokbinuang marampak kucing mambari Rp.10.000,- gasan urang manatakakan batang pisang. Di Telaga Lanmgsat ada proyek drainase dan jalan.
*Kabut asap makin pekat malam Minggu
*Kacit : Ufik dan Ferdy badua baading batampar imbah babuka puasa.
*Didin : Kecelakaan di Sungai Baru
*Rencana kegiatanku malam lebaran : berangkat ke Kandangan dengan Deki imbah Isya. Menuju TM Ponsel dan Fotokopi Lanser mengisi pulsa Deki, fotokopi ucapan selamat lebaran. Ke depan rumah Ahyar Simpang Lima. Memotong kartu ucapan selamat lebaran dan menunggu . Untuk kota. Ke depan gedung MTQ menyaksikan pelepasan peserta.
*Kuajak Rahma jalan-jalan mengelilingi. Ke Pasar Kandangan. Ke Telaga Langsat. Di Mandala kencan dibawah pohon pinus.

#22-10-2006#

*Tiba-tiba aku terjaga dari tidur. Diluar rumah terdengar suara gaduh. Lantas aku keluar rumah. Ternyata ada lalu lintas. Ternyata warung Isum roboh ditabrak Ninja. Banyak warga berkerumun di TKP sekitar pukul 02.00 dinihari.
*Di tengah aparat dan warga menyerempet motor pengendara diri warga dan polisi. Tentu saja kaget. Warga pun terjadi. Dua orang pemuda tadi jadi sasaran empuk kemarahan warga. Tentu saja babak belur dan berdarah. Tapi hal itu tak ayal dua orang itu untuk diamankan ke Polsek Angkinang.
*Lebaran sebentar lagi. Kuajak Rizal malam lebaran ke Kandangan. Mengukut duit pajabat. Lumayan dapat ratusan ribu rupiah. Pejabat yang didatangi Bupati, anggota DPRD. Sekaligus jadi juri lepas lomba baarak tanglong lebaran di kota Kandangan.
*Senang akan  keindahan, keramaian yang bagus, necis, parlente, dsb. Tidak senang dengan buringisan.

#Senin, 23-10-2006#

*Bisakah aku seperti mereka. Aku hanya bisa memandang.
*Pohon depan Pasar Angkinang tumbang. Saat angin ribut. Pengguna jalan terpaksa dipindahkan beberapa saat hujan lebat turun. Kabel PLN pun menjuntai melintasi jalan.
*Malam lebaran di kota Kandangan diwarnai pesta kembang api dan petasan. Pusat kota Kandangan bergetar dan penuh warna-warni. Lomba takbiran malam lebaran kalah pamor. Ribuan pengunjung yang memadati lebih konsentrasi mengikuti pesta buang-buang duit tersebut. Momen penting ini tak kusia-siakan. Sambil nangkring dengan Ma’mun dan Mani diatas motor yang diparkir di trotoar taman dengan kamera digital. Sambil berdiri. Setelah besar duduk kami jalan. Untuk mengantar ke tim untuk dihamburkan ke setiap arena yang dilewati peserta lomba. Setelah itu niat ke rumah teman keluargaku di Pandai. Disana mengambil motor. Ternyata Lina ditemani ibunya duduk sambil menyaksikan karnaval lebaran. Lina teman kuliah di Banjarbaru. Ia satu-satunya cewek asal Kandangan yang kukenal. Setelah puas kencan dengan Lina. Kuajak Mamun, Mani dan Hendry ke warung ketupat Parincahan. Disana bakar jagung. Semua aku yang mentraktir untuk memberi kesan persahabatan yang begitu mendalam di malam lebaran.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Puisi AHU : Watak Simbol Intonasi Perangai Jingga

 Jumat, 22 Maret 2024 Cerita guramang alasan manis kian sinis watak simbolis kehendak penawar lara senarai kehendak intim suara nurani ego k...